Status ini terus bertahan hingga memasuki tahun 2014 dengan rentetan kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas yang terjadi terus-menerus.
Dilansir dari Pemberitaan Kompas.com pada 10 Agustus 2020, sejak 8 April 2014 tingkat aktivitas Gunung Sinabung diturunkan dari level IV atau awas menjadi level III atau siaga.
Pada 2015, Gunung Sinabung kembali menunjukkan peningkatan aktivitas hingga terjadi letusan yang memakan korban jiwa pada 22 Mei 2016.
Selanjutnya di tahun 2017 terjadi letusan yang menghancurkan kubah lava sebesar 2,3 juta meter kubik dengan hanya menyisakan 23.700 meter kubik saja.
Letusan berikutnya terjadi berturut-turut pada tahun 2018, 2019, 2020, dan 2021.
Tingkat aktivitas atau status Gunung Sinabung baru diturunkan dari siaga (level III) menjadi waspada (level II) pada 20 Mei 2022.
Dilansir dari laman Badan Geologi, Gunung Sinabung terbentuk pada tepian barat laut patahan cekungan Toba Tua.
Garis patahan strike slip mengiri sepanjang batas bagian barat Toba, yang bagian atasnya terbentuk Gunung Sinabung menerus ke timur laut hingga Gunung Sibayak merupakan sesar orde kedua.
Struktur sesar normal dijumpai di daerah Danau Kawar yang merupakan sesar orde ketiga.
Sesar tersebut kehilangan tekanan dan mengalami penurunan di bagian Selatan yang merupakan hanging wall-nya dan dicirikan oleh morfologi triangular facet yang menjadi salah satu penciri sesar normal.
Selain struktur sesar, struktur lainnya seperti struktur kelurusan topografi yang pada umumnya menunjukkan orientasi barat daya-timur laut serta struktur kawah juga ditemukan pada bagian puncak gunung api dengan orientasi barat laut-tenggara.
Sementara geomorfologi Gunung Sinabung terbagi menjadi 4 satuan morfologi berdasarkan morfografi dan morfogenesa, yaitu perbukitan sedimen, perbukitan vulkanik, kerucut gunungapi, dan puncak gunungapi.
Gunung Sinabung memiliki berbagai daya tarik baik pesona alam maupun potensi sumber daya alam.
Ketika aktivitas Gunung Sinabung turun, banyak pendaki yang sengaja datang untuk menikmati keindahannya.
Di kaki Gunung Sinabung juga terdapat danau Lau Kawar yang tak kalah memesona.
Tak hanya itu, hasil dari endapan letusan sebelumnya membuat tanah di lereng Gunung Sinabung menjadi sangat subur.
Berbagai tanaman buah dan sayuran dapat tumbuh dengan bak dan menjadi komoditas utama dari Kabupaten Karo.
Sumber:
vsi.esdm.go.id
esdm.go.id
karokab.go.id
kompas.com (Penulis: Mela Arnani, Editor: Rizal Setyo Nugroho, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)