Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Iskandar Sepulang dari Ukraina, Baru Sehari di Rumah, Kaget dengar Bunyi Tempat Tidur

Kompas.com - 23/03/2022, 20:18 WIB
Dewantoro,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Meskipun sudah tiba di rumah dan berkumpul dengan keluarganya, Iskandar, satu dari 8 orang warga Kota Binjai dan Langkat yang sempat terjebak di pabrik plastik di Chernihiv, Ukraina,sesekali masih merasa berada di zona perang.

Saat dijumpai Kompas.com di rumahnya pada Rabu (23/3/2022), Iskandar berkata, saat mendengar bunyi dari tempat tidur, dirinya otomatis melompat.

"Jadi kan saya tidur, saya terkejut dan langsung lompat pas dengar bunyi agak keras. Ternyata istri saya bergerak dan membuat tempat tidur bunyi. Karena kan selama ini tidur sendiri dan selama invasi Rusia kan selalu terjaga, tidur nggak nyenyak," katanya.

Baca juga: 9 Warga Sumut yang Sempat Terjebak di Ukraina Tiba di Jakarta, Keluarga: Kami Bersyukur Kepulangan Mereka

Iskandar mengaku, setibanya di Tanah Air, dia bersama delapan orang lainnya belum bisa tidur nyenyak.

Suara ledakan bom, tembakan, pesawat tempur masih terngiang setiap saat. Dia juga masih dapat mengingat jelas suara tembakan rudal.

Pasalnya, rudal-rudal yang diduga ditembakkan Rusia melintas tak jauh dari pabrik tempat mereka bersembunyi.

Suara rudal itu, kata Iskandar, sempat membuatnya penasaran karena belum pernah didengarnya.

Namun ketika rudal melintas di dekat pabrik, kaca pecah dan tembok bangunan retak. Getarannya pun terasa hingga bungker, tempat para warga berlindung untuk menyelamatkan diri.

"Pernah waktu itu, saya pas lagi betulin kaca yang pecah dan beberapa orang lainnya di depan pabrik, tiba-tiba terdengar suara keras yang bikin kami penasaran itu. Keras kali, dan di situ lah kami tau begitu ternyata rudal itu kali melintas dan dentumannya keras kali walaupun jauh. Bekas pecahannya sampai di belakang pabrik," katanya.

Dikatakannya, beberapa hari terakhir sebelum dia dievakuasi, tak jauh dari pabriknya dijadikan tempat dapur umum.

Setiap saat tentara Ukraina makan dan minum di tempat tersebut. Pada tanggal 17 Maret lalu, dia diberitahu teman kerjanya yang masih berada di lokasi itu bahwa basement pabrik di bagian belakang sudah dibom.

"Dibom tanggal 16 Maret, saya nggak tahu lagi nasib kawan satunya lagi yang masih di situ. Nggak bisa dihubungi," katanya.

Iskandar bekerja di pabrik itu sejak 2018. Pabrik itu memproduksi 4 ton plastik kresek dengan berbagai motif. Pekerjanya, 9 orang dari Binjai dan Langkat, dan 50 orang warga Ukraina.

Dikatakannya, saat berada di Polandia, sesaat sebelum pulang, dia menghubungi bosnya yang berada di Dubai. Bosnya meminta Iskandar berjanji bisa kembali ke Ukraina setelah keadaan aman.

"Insyaallah bos," katanya.

Baca juga: Cerita Iskandar, WNI yang Sempat Terjebak di Ukraina, Sempat Alami Gagal Dievakuasi karena Situasi Perang

Diberitakan sebelumnya, rombongan Iskandar tiba di Jakarta pada Senin (21/3/2022) setelah menempuh perjalanan dari Ukraina-Polandia-Qatar.

Pada Selasa (22/3/2022) malam mereka tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang. Selanjutnya mereka dijamu di Pemko Binjai selanjutnya pulang ke rumah masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantan Wagub Sumut Ambil Formulir Cagub di Partai Gerindra

Mantan Wagub Sumut Ambil Formulir Cagub di Partai Gerindra

Medan
Sopir Diduga Ngantuk, Bus Tabrak 2 Pejalan Kaki hingga Tewas di Toba

Sopir Diduga Ngantuk, Bus Tabrak 2 Pejalan Kaki hingga Tewas di Toba

Medan
Pantai Pondok Permai di Sumut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Pantai Pondok Permai di Sumut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Medan
Videonya Viral, Bidan Rumah Sakit di Medan yang Remehkan Pasien Dipecat

Videonya Viral, Bidan Rumah Sakit di Medan yang Remehkan Pasien Dipecat

Medan
Disentil Bobby, Anggota Dishub Medan Cabut Laporan Polisi terhadap Pedagang Martabak

Disentil Bobby, Anggota Dishub Medan Cabut Laporan Polisi terhadap Pedagang Martabak

Medan
Pakai Spektrometer, 5 Hektar Ladang Ganja Ditemukan di Sumut

Pakai Spektrometer, 5 Hektar Ladang Ganja Ditemukan di Sumut

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Medan
Maju Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi Daftar ke 8 Partai, Terakhir Hanura

Maju Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi Daftar ke 8 Partai, Terakhir Hanura

Medan
Petugas Dishub Medan Polisikan Pedagang Martabak, Bobby Minta Laporan Dicabut

Petugas Dishub Medan Polisikan Pedagang Martabak, Bobby Minta Laporan Dicabut

Medan
Paman Bobby Nasution Ingin Jadi Bacalon Wali Kota Medan lewat PDI-P

Paman Bobby Nasution Ingin Jadi Bacalon Wali Kota Medan lewat PDI-P

Medan
Edy Rahmayadi Daftar Bacalon Gubernur Sumut ke PAN, meski Zulhas Dukung Bobby

Edy Rahmayadi Daftar Bacalon Gubernur Sumut ke PAN, meski Zulhas Dukung Bobby

Medan
Kronologi Tabung Elpiji Meledak di Medan, Terdengar Suara seperti Bom

Kronologi Tabung Elpiji Meledak di Medan, Terdengar Suara seperti Bom

Medan
Bayar Listrik Tiap Bulan, KWh Meter Pedagang Martabak di Medan Dicabut PLN Usai Video Pemalakan Viral

Bayar Listrik Tiap Bulan, KWh Meter Pedagang Martabak di Medan Dicabut PLN Usai Video Pemalakan Viral

Medan
Dipolisikan Usai Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan, Pedagang Martabak Pasrah

Dipolisikan Usai Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan, Pedagang Martabak Pasrah

Medan
PLN Cabut Aliran Listrik Pedagang Martabak yang Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan

PLN Cabut Aliran Listrik Pedagang Martabak yang Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com