Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Dukungan Marga Hutabarat dan Simanjuntak dalam Kasus Brigadir J, Sejarawan: Asosiasi Klan yang Kuat

Kompas.com - 11/08/2022, 16:42 WIB
Dewantoro,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Penanganan kasus kematian Brigadir J alian Nofriansyah Yosua Hutabarat terus berlanjut hingga saat ini.

Desakan agar kasus ini diungkap tuntas dan transparan datang dari banyak pihak. Bukan hanya dari Jambi yang merupakan kampung halaman Brigadir J atau Jakarta yang menjadi tempat terjadinya peristiwa saja. Berbagai dukungan juga datang dari marga Hutabarat dan Simanjuntak yang berada di mana pun.

Seperti diketahui, korban Brigadir J bermarga Hutabarat sedangkan paman Brigadir J bermarga Simanjuntak.

Fenomena besarnya dukungan dari marga Hutabarat dan Simanjuntak ini, menurut sejarawan dari Universitas Negeri Medan, Erond L. Damanik tak lepas dari asosiasi klan yang kuat.

Baca juga: Respons Polda Metro Jaya soal Penyidiknya Diperiksa Itsus Polri Terkait Kasus Brigadir J

"Kita tahu bahwa orang Batak, khususnya Toba, ini penganut paham patrilineal yang bisa dibilang terkuat di Indonesia dan mereka punya asosiasi klan yang kuat. Itu secara berjenjang ada di kampung, kota, se-Indonesia, bahkan se-dunia. Mereka saling bersilaturahmi, berkomunikasi di dunia maya maupun (pertemuan) sekali, dua, atau tiga tahun," kata Erond dihubungi Kompas.com, Kamis (11/8/2022).

Adanya asosiasi klan yang kuat inilah, membuat orang Batak yang sudah merasa memiliki ikatan terdorong untuk memberi dukungan morel kepada keluarga Brigadir J yang berduka di Muarojambi.

Di sisi lain, Erond menilai, masyarakat yang terus mendukung dan mendorong pengungkapan kasus Brigadir J memiliki keyakinan sejak awal bahwa korban tidak melakukan perbuatan seperti yang disangkakan.

Nah, alibi atau asumsi bahwa Brigadir J seperti yang disangkakan, kata Erond, membuat "roh" asosiasi klan itu menguat dan akhirnya memberi dukungan yang begitu besar untuk keluarga.

"Mereka bisa yakinkan asosiali klan Simanjuntak dan Hutabarat bahwa ini (Brigadir J) tidak bersalah, maka ini mengerucut dukungan kepada asosiasi klan ini untuk mendukung secara morel kepada keluarga," katanya.

Di samping itu, lanjut Erond, di asosiasi klan ini juga ada pejabat penting yang terlibat di dalamnya seperti pensiunan militer Komaruddin Simanjuntak yang menjadi pengacara keluarga Brigadir J, kemudian menantu Luhut Binsar Panjaitan juga bermarga Simanjuntak (Maruli Simanjuntak).

"Ada orang-orang kuat yang tergabung di asosiasi tersebut. Ini juga yang membuat kepolisian cukup hati-hati. Terlepas dari situ, jadi sebenarnya fungsi asosiasi klan itu di situ. Dukungan morel dan materil. Dukungan morel ini mereka manfaatkan untuk menganulir berita yang miring disangkakan ke Brigadir J dan itu kuat sekali saya lihat," katanya.

Baca juga: Alasan Polri Tak Ungkap Motif Pembunuhan Brigadir J, Jaga Perasaan Keluarga

Fungsi asosiasi klan itu lintas batas wilayah dan memiliki pengurus cabang untuk mengayomi anggota. Kegiatan lainnya seperti memberi beasiswa maupun pemeriksaan kesehatan gratis dan lain sebagainya. Dia memberi contoh jika ada orang Toba yang merantau.

"Kebiasaan perantau dari sekitar Danau Toba misalnya ke Jakarta, orang pertama yang akan mereka jumpai selain famili adalah asosiasi klan di daerah rantau. Katakanlah ada Simanjuntak baru tamat SMA dari Tarutung bermodal pas-pasan pergi ke Jakarta, nginap di rumah keluarga sehari dua hari, baru dia akan mencari Simanjuntak se-Jakarta, akan datang ke asosiasi bertindak berbuat mengorbitkan prestasinya dan mencari pekerjaan kepada orang-orang dalam asosiasi itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ternyata Bayi yang Diduga Diculik di Medan Dijual Ayahnya Rp 15 Juta

Ternyata Bayi yang Diduga Diculik di Medan Dijual Ayahnya Rp 15 Juta

Medan
Edy Daftar Pilkada Sumut di Perindo, Kenang Dukungan Hary Tanoe Saat Pilgub

Edy Daftar Pilkada Sumut di Perindo, Kenang Dukungan Hary Tanoe Saat Pilgub

Medan
BEM USU Demo UKT Naik, Ada Mahasiswa Nyaris Ngutang ke Pinjol untuk Bayar Kuliah

BEM USU Demo UKT Naik, Ada Mahasiswa Nyaris Ngutang ke Pinjol untuk Bayar Kuliah

Medan
Foto Jokowi Tak Ada di Ruang Rakor, PDI-P Sumut Minta Maaf

Foto Jokowi Tak Ada di Ruang Rakor, PDI-P Sumut Minta Maaf

Medan
Kronologi Porsche Tabrak Avanza, Warung, dan Kantor Polisi di Medan

Kronologi Porsche Tabrak Avanza, Warung, dan Kantor Polisi di Medan

Medan
Porsche Kecelakaan sampai Nempel di Dinding Kantor Polrestabes Medan

Porsche Kecelakaan sampai Nempel di Dinding Kantor Polrestabes Medan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
3 Orang Ditangkap di Medan Bukan Penculik Anak, tapi Terkait Adopsi Ilegal

3 Orang Ditangkap di Medan Bukan Penculik Anak, tapi Terkait Adopsi Ilegal

Medan
Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat, Diduga Dibunuh

Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat, Diduga Dibunuh

Medan
Heboh soal Warga Tangkap Penculik Anak di Medan, Diduga Terkait Utang

Heboh soal Warga Tangkap Penculik Anak di Medan, Diduga Terkait Utang

Medan
Cuma Ada Foto Wapres di Ruang Rakor, PDI-P Bilang Foto Jokowi Jatuh

Cuma Ada Foto Wapres di Ruang Rakor, PDI-P Bilang Foto Jokowi Jatuh

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Medan
Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi: Saya Melihat Bobby Bukan karena Menantu Pak Presiden

Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi: Saya Melihat Bobby Bukan karena Menantu Pak Presiden

Medan
Jika Ditunjuk Megawati Jadi Cagub Sumut, Edy Bakal Diminta Jadi Kader PDI-P

Jika Ditunjuk Megawati Jadi Cagub Sumut, Edy Bakal Diminta Jadi Kader PDI-P

Medan
Seloroh Edy soal Pasangan Bobby-Ijeck di Pilkada Sumut: Satu Terlalu Tinggi

Seloroh Edy soal Pasangan Bobby-Ijeck di Pilkada Sumut: Satu Terlalu Tinggi

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com