Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Sulit Peroleh Pupuk, Ombudsman Justru Temukan Ratusan Ton Pupuk Subsidi di Gudang Sergai

Kompas.com - 29/05/2023, 23:28 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

MEDAN, KOMPAS.com - Ombudsman perwakilan Sumatera Utara menemukan ratusan ton pupuk subsidi menumpuk di gudang Pupuk Indonesia yang ada di Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Senin (29/5/2023).

"Tadi waktu kita ke gudang milik Pupuk Indonesia, di sana saya perkirakan ada ratusan ton pupuk subsidi jenis phoska," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar.

Ironisnya, temuan Ombudsman ini muncul saat petani mengeluh atas kelangkaan dan tingginya harga pupuk subsidi.

Dari temuan sidak tersebut, Abyadi curiga adanya permainan dalam penyaluran pupuk subsidi. Ditambah lagi, penjaga gudang yang tidak mau memberikan penjelasan kepada Ombudsman.

Baca juga: Polisi Tangkap 2 Penjual Pupuk Palsu di Riau

"Karena ada ketertutupan jadi disitu Ombudsman menjadi curiga ini ada sesuatu yang tidak beres. Jadi kami akan melakukan penyelidikan, pengusutan terkait ini," kata Abyadi.

Kelangkaan pupuk subsidi membuat petani di sejumlah wilayah di Sergai terpaksa membeli pupuk non subsidi.

Dia meminta agar Polda Sumut dan aparat penegak hukum di Serdang Bedagai ikut menyelidiki hal tersebut.

"Oleh karena itu selagi Ombudsman melakukan pendalaman atas temuan ini kami minta agar penegak hukum polisi dalam hal ini Polda Sumut, Kejaksaan tinggi untuk melakukan penyelidikan ke distributor pupuk. Jadi jangan kita biarkan masyarakat petani kita kesulitan sementara pupuknya ada," kata Abyadi.

Kelangkaan pupuk subsidi di Kabupaten Serdang Bedagai telah dirasakan sejak beberapa bulan lalu.

I Ketut Yada Ketua Kelompok Tani Tunas Harapan mengatakan, setiap memasuki musim tanam, petani pontang panting mencari pupuk subsidi.

Sebenarnya petani yang sudah tergabung dalam kelompok tani dan memiliki Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) berhak memperoleh pupuk subsidi.

Namun faktanya, kelompok tani tetap kesulitan mendapat pupuk subsidi sesuai kebutuhan.

"Sebenarnya melalui RDKK sudah bisa mengusulkan dan membeli pupuk subsidi namun kebutuhan itu pun kadang tidak bisa dipenuhi. Petani tetap sulit dapat pupuk. Lebutuhan sangat kurang kayak kami ada 70 hektare sawah yang diberi hanya 60 ton dari 165 orang petani," ujar Ketut Yada.

Baca juga: Nekat Jual Pupuk Non-subsidi Tanpa Izin, 3 Orang Ditangkap, Polda Sumsel Amankan 676 Karung

Karena tak punya pilihan petani kemudian membeli pupuk subsidi yang harganya cukup terpaut jauh. Hal ini juga mempengaruhi harga tanam padi yang jauh lebih tinggi.

"Kalau tidak ada subsidi kita terpaksa beli yang non cuman itu harga jauh lebih tinggi, yang subsidi sekitar Rp 150 persak, sementara itu yang tidak subsidi Rp 500 ribu persak," ujar dia.

Dia pun berharap agar pemerintah memperhatikan ketersediaan pupuk subsidi.

"Ya pada intinya pupuk subsidi itu sangat kurang. Kita butuh 10 kilogram pupuk cuman yang ada hanya 3 kilogram saja. Itulah yang petani rasakan saat ini. Kita harap agar pemerintah memperhatikan hal ini," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Minta Polda Sumut Selidiki, Ombudsman Curiga Kecurangan Penyaluran Pupuk Subsidi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Buka Pendaftaran Calon Kepala Daerah di Sumut

Nasdem Buka Pendaftaran Calon Kepala Daerah di Sumut

Medan
Perjalanan Kasus Tewasnya Siswa SMK di Nias yang Diduga Dianiaya, Kepsek Jadi Tersangka

Perjalanan Kasus Tewasnya Siswa SMK di Nias yang Diduga Dianiaya, Kepsek Jadi Tersangka

Medan
Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan

Medan
Sederet Fakta Kasus Kepsek Aniaya Siswa SMK di Nias Selatan hingga Tewas

Sederet Fakta Kasus Kepsek Aniaya Siswa SMK di Nias Selatan hingga Tewas

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Medan
Aksi Pria di Medan Ngaku TNI Berpangkat Mayjen, Palsukan Status Pekerjaan di KTP

Aksi Pria di Medan Ngaku TNI Berpangkat Mayjen, Palsukan Status Pekerjaan di KTP

Medan
Diduga Hendak Merampok Pengendara Mobil di Sumut, 6 Oknum 'Debt Collector' Ditangkap

Diduga Hendak Merampok Pengendara Mobil di Sumut, 6 Oknum "Debt Collector" Ditangkap

Medan
Soal Kansnya Lawan Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut, Ijeck: Kita Bersaing secara Sehat

Soal Kansnya Lawan Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut, Ijeck: Kita Bersaing secara Sehat

Medan
Kepsek di Nias yang Diduga Aniaya Siswa sampai Tewas Ditahan

Kepsek di Nias yang Diduga Aniaya Siswa sampai Tewas Ditahan

Medan
Soal Rekomendasi Golkar untuk Bobby di Pilkada Sumut, Ijeck: Saya Tegak Lurus atas Perintah Partai

Soal Rekomendasi Golkar untuk Bobby di Pilkada Sumut, Ijeck: Saya Tegak Lurus atas Perintah Partai

Medan
Kabel Gardu PLN di Siantar Dicuri, Pelaku Pakai Atribut Teknisi Saat Beraksi

Kabel Gardu PLN di Siantar Dicuri, Pelaku Pakai Atribut Teknisi Saat Beraksi

Medan
Maju pada Pilkada Sumut 2024, Ijeck: Bismillah...

Maju pada Pilkada Sumut 2024, Ijeck: Bismillah...

Medan
Kronologi Pria Aniaya Kekasih hingga Tewas di Medan, Berawal dari Konsumsi Sabu dan Cemburu

Kronologi Pria Aniaya Kekasih hingga Tewas di Medan, Berawal dari Konsumsi Sabu dan Cemburu

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Cemburu, Pria di Medan Aniaya Kekasihnya hingga Tewas

Cemburu, Pria di Medan Aniaya Kekasihnya hingga Tewas

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com