Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi 15 Anggota Polisi Diduga Aniaya "Pak Ogah" di Medan

Kompas.com - 23/10/2023, 14:40 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 15 anggota polisi diduga menganiaya Ahmad Firdaus, pria pengatur lalu lintas alias "Pak Ogah", di putaran Jalan Sisingamangaraja Medan, Sabtu (21/10/2023).

Ahmad menjelaskan, kejadian itu bermula saat dia dan seorang temannya sedang mengatur lalu lintas di putaran Jalan Sisingamangaraja, tepatnya di antara Hotel Grand Antares dan Universitas Budi Dharma, sekitar pukul 18.00 WIB.

Baca juga: 15 Anggota Polisi Diduga Aniaya Pak Ogah di Medan, Sekujur Tubuh Korban Terluka

Tiba-tiba, sejumlah anggota polisi mengejar dia dan temannya. Teman Ahmad berhasil lolos, sementara Ahmad tertangkap dan langsung dimasukkan ke dalam truk diduga milik Dit Samapta Polda Sumut.

Baca juga: Cerita di Balik Video Viral Dodhy Kangen Band Dibentak Warga Saat Bantu Pengendara Terjatuh

 

Di dalam truk, Ahmad dianiaya oleh 15 anggota polisi. Dia kemudian diturunkan dengan cara ditendang hingga terkapar di aspal.

Sejumlah warga yang melihat kejadian itu menolong Ahmad dan memesankan becak untuk diantarkan ke rumahnya di Kecamatan Medan Kota.

Setelah itu, Ahmad kemudian dibawa ke Rumah Sakit Estomihi Medan untuk menjalani perawatan akibat sejumlah luka yang diderita.

Ahmad mendengar dia dianiaya karena dituduh merusak penghalang putaran jalan yang sudah ditutup. Sementara Ahmad mengaku tidak pernah merusaknya.

"Begitu truk jalan, saya disiksa sepanjang jalan. Ditunjang (ditendang), dipukul, ditampar. Saya enggak tahu di daerah mana, mungkin di daerah Trakindo. Turun saya tetap ditunjang mereka," kata Ahmad saat diwawancarai di RS Estomihi Medan, Sabtu (21/10/2023).

"Terkapar saya di jalan dan saya minta tolong ke masyarakat, dibayari ongkos becak dan diantar pulang. Kira-kira ada 15 orang yang memukuli," ucapnya.

Seorang saksi bernama Surya Wirawan, melihat langsung Ahmad ditangkap polisi, lalu dimasukkan ke dalam truk bertuliskan Polda Sumut.

"Saya melihat dia dikejar-kejar dan ditangkap. Ada sekitar tiga orang di mobil polda yang besar itu. Sering lewat sini mereka, bacaannya polda," kata Surya.

Terkait dugaan penganiayaan terhadap Ahmad, Propam Polda Sumut masih melakukan penyelidikan.

"Dalam Penyelidikan Propam," Ucap Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi, Minggu (22/10/2023).

Sementara, Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mendesak Polda Sumut menjerat pidana belasan personel polisi yang diduga menyiksa Ahmad.

Selain pidana, Poengky juga meminta agar Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi memberi sanksi kode etik profesi terhadap seluruh anggota polisi yang terlibat.

"Jika benar para pelakunya adalah polisi, maka tindakan yang dilakukan merupakan bentuk penyiksaan, sehingga harus diproses pidana dan kode etik serta dijatuhi hukuman yang tegas agar ada efek jera," kata Poengky, Senin (23/10/2023).

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kompolnas Desak Polda Sumut Pidanakan dan Proses Kode Etik Belasan Polisi Diduga Siksa Pak Ogah

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul: Pak Ogah di Medan Diduga Dianiaya dan Disiksa Polisi, Propam Polda Sumut Akan Lakukan Penyelidikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi Pria di Medan Ngaku TNI Berpangkat Mayjen, Palsukan Status Pekerjaan di KTP

Aksi Pria di Medan Ngaku TNI Berpangkat Mayjen, Palsukan Status Pekerjaan di KTP

Medan
Diduga Hendak Merampok Pengendara Mobil di Sumut, 6 Oknum 'Debt Collector' Ditangkap

Diduga Hendak Merampok Pengendara Mobil di Sumut, 6 Oknum "Debt Collector" Ditangkap

Medan
Soal Kansnya Lawan Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut, Ijeck: Kita Bersaing secara Sehat

Soal Kansnya Lawan Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut, Ijeck: Kita Bersaing secara Sehat

Medan
Kepsek di Nias yang Diduga Aniaya Siswa sampai Tewas Ditahan

Kepsek di Nias yang Diduga Aniaya Siswa sampai Tewas Ditahan

Medan
Soal Rekomendasi Golkar untuk Bobby di Pilkada Sumut, Ijeck: Saya Tegak Lurus atas Perintah Partai

Soal Rekomendasi Golkar untuk Bobby di Pilkada Sumut, Ijeck: Saya Tegak Lurus atas Perintah Partai

Medan
Kabel Gardu PLN di Siantar Dicuri, Pelaku Pakai Atribut Teknisi Saat Beraksi

Kabel Gardu PLN di Siantar Dicuri, Pelaku Pakai Atribut Teknisi Saat Beraksi

Medan
Maju pada Pilkada Sumut 2024, Ijeck: Bismillah...

Maju pada Pilkada Sumut 2024, Ijeck: Bismillah...

Medan
Kronologi Pria Aniaya Kekasih hingga Tewas di Medan, Berawal dari Konsumsi Sabu dan Cemburu

Kronologi Pria Aniaya Kekasih hingga Tewas di Medan, Berawal dari Konsumsi Sabu dan Cemburu

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Cemburu, Pria di Medan Aniaya Kekasihnya hingga Tewas

Cemburu, Pria di Medan Aniaya Kekasihnya hingga Tewas

Medan
Ingin Masukkan Kerabat ke Taruna Akmil, Pria di Medan Nekat Jadi Mayjen TNI Gadungan

Ingin Masukkan Kerabat ke Taruna Akmil, Pria di Medan Nekat Jadi Mayjen TNI Gadungan

Medan
Pabrik Miras Ilegal di Medan Digerebek, 3 Orang Ditangkap

Pabrik Miras Ilegal di Medan Digerebek, 3 Orang Ditangkap

Medan
Diduga Korupsi Biaya Pembangunan Puskesmas, Pejabat Dinkes Labusel Ditahan

Diduga Korupsi Biaya Pembangunan Puskesmas, Pejabat Dinkes Labusel Ditahan

Medan
5 Nama yang Mulai Ramaikan Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut

5 Nama yang Mulai Ramaikan Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut

Medan
Wanita Lansia Tewas Diserang Harimau di Madina

Wanita Lansia Tewas Diserang Harimau di Madina

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com