Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Kasus Tewasnya Siswa SMK di Nias yang Diduga Dianiaya, Kepsek Jadi Tersangka

Kompas.com - 29/04/2024, 06:16 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - YN (17), pelajar SMK Negeri 1 Siduaori, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, meninggal. Ia diduga dianiaya kepala sekolahnya, SZ (37).

Korban mengembuskan napas terakhir pada Senin (15/4/2023) pukul 17.30 WIB setelah sempat dirawat di rumah sakit selama dua hari.

Ayah korban, Sekhezatulo Ndruru, mengatakan, pada 23 Maret 2024, YN sempat mengeluh sakit kepala.

Sakit kepala itu dirasakan YN selama beberapa hari, bahkan membuatnya tak bisa bersekolah.

Enam hari kemudian, atau pada 29 Maret 2024, YN mengalami demam tinggi dan mengigau.

Baca juga: Kronologi Siswa SMK di Nias Tewas Diduga Dianiaya Kepsek, Kening Dipukuli Saat Berbaris

Waktu itulah korban mengaku dipukuli oleh SZ saat dihukum bersama siswa lainnya di sekolah.

Orangtua korban sempat bertanya kepada dua teman sekolah YN. Mereka membenarkan adanya kejadian itu.

Lalu, pada 9 April 2024, YN dirawat di RSUD dr Thomsen Gunungsitoli untuk dirontgen.

Menurut keterangan dokter, korban mengalami luka bekas pukulan di bagian kening, sehingga membuat salah satu saraf tidak berfungsi. Keadaan ini menjadikan kondisi korban semakin memburuk.

Walau sempat pulang, YN kembali ke rumah sakit pada Sabtu (13/4/2024) untuk menjalani perawatan lebih intensif.

Hingga kemudian, dua hari berselang, korban meninggal.

Baca juga: Kepsek Diduga Aniaya Siswa SMK Nias hingga Tewas karena Tak Mau Angkat Genset

Sekhezatulo menuturkan, penganiayaan itu diduga dialami anaknya bersama beberapa teman sekolahnya. Mereka dihukum SZ karena berkaitan dengan praktik kerja lapangan (PKL) di Kantor Camat Siduaori.

Siswa-siswa tersebut diduga menolak permintaan seorang pegawai untuk mengangkat genset ke mobil. Pegawai itu lantas memberitahukannya ke SZ.

SZ mengumpulkan siswa-siswa tersebut pada 23 Maret 2024 di sekolah. Saat itulah penganiayaan diduga terjadi.

Sang ayah meminta kepolisian untuk mengusut kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan anaknya. Kasus ini pun telah dilaporkan ke polisi. Polisi menerima laporan pada 11 April 2024.

"Anak saya saat masuk sekolah dalam keadaan baik dan sehat. Apa yang dialami anak saya sangat tidak mendidik. Juga agar kepala sekolah tersebut bisa dipecat karena apa yang dilakukannya sangat tidak diterima oleh semua pihak," ujarnya, Rabu (17/4/2024).

Baca juga: Sebelum Meninggal, Siswa SMK di Nias Disebut Dibariskan dan Dipukul Kepala Sekolah

Kepsek bantah aniaya siswa


Kepala SMK Negeri 1 Siduaori membantah menganiaya siswanya. Ia menyebut hanya melakukan pembinaan.

"Kepsek sudah kami BAP (berita acara pemeriksaan), dia (SZ) mengakui melakukan pembinaan, bukan menganiaya atau kekerasan, itulah jawaban beliau," ucap Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Disdik) Wilayah XIV Sumatera Utara Yasokhi Hia, seusai memeriksa SZ, Jumat (19/4/2024).

Peristiwa itu bermula saat SZ mendapat telepon dari tempat YN dan tujuh kawannya menjalani praktik kerja industri (prakerin).

Pada 16 Maret 2024, atau satu hari setelah SZ menerima telepon tersebut, SZ mengumpulkan kedelapan siswa ke ruang kelas didampingi dua guru.

Kepsek ingin mendengar penjelasan dari para siswa perihal keluhan yang disampaikan pihak pegawai kecamatan.

SZ mengungkapkan, dalam pertemuan itu tidak ada penganiayaan. Sewaktu Disdik menanyakan ke tujuh siswa lain, mereka menyebut SZ sempat mengepalkan tangan, lalu mendorongkan kepalan tangan itu ke kening para siswa, bukan meninju.

Baca juga: Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com