Salin Artikel

Sejarah Pulau Air, Stasiun Tertua di Sumatera Barat, Dibangun 1892, Diaktifkan Lagi Setelah 44 Tahun Tak Beroperasi

Rencananya stasiun tersebut digunakan untuk akses menuju sejumlah kawasan wisata. Salah satunya Pelabuhan Muaro yang menjadi pintu masuk menuju Kepulauan Mentawai

Dibukanya kembali Stasiun Pulau Air bersamaan dengan hadinya Bandar Udara Internasional Minangkabau dengan fasilitas kereta bandara, Minangkabau Ekspress.

Jaringan tersebut selesai dibangun pada tahun 1891 oleh Sumatra Staatspoorwegen, jawatan kereta api milik pemerintahan Hindia Belanda di Sumatra.

Jalur kereta api ini berawal dari Stasiun Pulau Air ke Padangpanjang yang menempuh jarak sekitar 70 kilometer.

Jalur tersebut berlanjut ke Kota Bukittingi sejauh 90 kilometer.

Jalur ini resmi dipakai pada 1 Oktober 1892 bersamaan dengan dioperasikannya Pelabuhan Emmahaven, yang sekarang dikenal sebagai Pelabuhan Teluk Bayur.

Adanya jaringa kereta api tersebut tak lepas dari adanya tambang batu bara di Omblin, Kota Sawahlunto pada tahun 1868 oleh geolog terkemuka Hindia Belanda, Willem Hendrik de Greve.

Awalnya jalur tersebut digunakan untuk mengangkut batu bara, serta hasil perkebunan dan penunpang menuju Pelabuhan Muaro dan Emmahaven yang berada di Kota Padang.

Kala itu, kereta api menjadi moda transportasi tercepat yang menghubungkan antar kota untuk mengangkut hasil bumi.

Dengan berjalannya waktu, minat masyarakat menggunakan kereta api menurun. Beberapa stasiun pun mulai tutup dan tak lagi beroperasi termasuk Stasiun Pulau Air.

Kereta api yang dilayani hanyalah jalur Padang-Pariaman dengan Kereta Api Sibinuang dan bus rel Lembah Anai.

Stasiun Pulau Air pun resmi tak beroperasi sejak tahun 1977.

Selama 40 tahun-an tak beroperasi, bangunan stasiun dibiarkan tak terurus dan menjadi rumah bagi tunawisma serta tempat penutupan barang dagangan warga setempat.

Tak hanya itu. Semak belukar menutup sebagian besar banguan yang mulai kusam. Salah satu sudut tembok terlihat jebol karena batang tanaman.

Semantara itu, beberapa ruas rel tak lagi tampa bekasnya karena dicuri ataupun sereboto untuk dibangun pemukiman.

Pekerjaan reaktivasi Stasiun Pulau Air telah mulai dilakukan pada Juni 2019 oleh Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatra Bagian Barat.

Awalnya rencana reaktivasi mulai dilakukan pada 2008, namun terhenti akibat gempa bumi di Sumbar pada 2009 yang meluluhlantakkan Kota Padang.

Anggaran sebesar Rp 40 miliar disiapkan untuk menghidupkan lagi Stasiun Pulau Air beserta jaringan rel baru sepanjang 2,5 km menuju Stasiun Padang.

Nama Stasiun Padang adalah nama baru Stasiun Simpang Haru yang merupakan stasiun utama Minangkabau Ekspress.

Upaya menghidupkan kembali jalur kereta Stasiun Pulau Air bukanlah perkara mudah.

Sejak berhenti operasi pada 44 tahun silam, praktis lahan stasiun dikuasai warga karena dianggap sebagai tanah tak bertuan.

Setidaknya terdapat 238 bangunan berdiri di atas lintasan kereta mati, antara Stasiun Pulau Air dan Stasiun Padang.

Sementara itu bangunan stasiun lama Pulau Air tetap dipertahankan dan ditambah dengan bangunan baru yang dilengkapi sejumlah fasilitas.

Di antaranya, ruang kepala stasiun, ruang khusus laktasi, musala, toilet, serta peron baru. Stasiun pun dilengkapi lapangan parkir untuk 15 kendaraan mobil dan 40 motor.

Menurut Kepala Humas PT KAI Divisi Regional II Sumbar Ujang Rusen Permana, seperti dikutip dari Antara, Stasiun Pulau Air tak hanya mendukung pelayanan transportasi kereta bandara.

Stasiun itu juga menjadi akses tercepat menuju kawasan Kota Lama dan Kampung Cina, obyek wisata heritage Kota Padang.

Selain itu, Stasiun Pulau Air juga terletak tak jauh dari Pantai Padang dan Pelabuhan Muaro, dengan jarak sekitar 1 km.

Pelabuhan Muaro ini adalah pintu masuk menuju Kepulauan Mentawai yang terkenal dengan wisata pantai dan ombak besarnya.

Puluhan ribu turis mancanegara setiap tahunnya mengincar berwisata ke Mentawai untuk menjajal ombak besar yang disebut-sebut terbaik di dunia dengan tinggi mencapai 5-6 meter.

https://medan.kompas.com/read/2021/03/07/055000178/sejarah-pulau-air-stasiun-tertua-di-sumatera-barat-dibangun-1892-diaktifkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke