Salin Artikel

Tak Terima Keterlambatan Cairan Dianeal Dianggap Enteng, KPCDI: Besok Dicabut Aja Ginjal Mereka Biar Rasain

Sayangnya, pihak pasien tak mendapatkan keterangan cukup dari pihak rumah sakit. Pihak rumah sakit juga mengatakan jika keluarga pasien dipersilahkan ambil sendiri cairan dianeal itu ke perusahaan penyedianya. 

Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Iindonesia (KPCDI), Tony Richard Samosir ketika dikonfirmasi melalui telepon menyatakan, ada sekitar 20 orang pasien gagal ginjal di RSUD dr Pirngadi Medan.

Salah satu pasien itu, Leston Sinaga, yang juga merupakan pengurus di KPCDI, berani bersuara soal keterlambatan cairan dianeal tersebut. Sebab, keterlambatan sudah terjadi sejak 6 bulan lalu. 

Cairan dianeal topang hidup penderita gagal ginjal kronis

"Itu hidup mereka, kalau cairan itu terlambat sementara itu yang menopang hidup mereka. Potensi kematian itu besar. Namanya udah gagal ginjal, tak ada lagi, mereka butuh makan minum. Mereka sudah tak bisa pipis. Jadi kalau tak ada cairan itu, ya cairan itu lah yang membuat mereka bisa kencing. Dikeluarkan lewat perut," kata Tony, Selasa (29/6/2021)

Akibat keterlambatan cairan dianeal itu, pasien terpaksa mengurangi jadwal cuci darahnya. Pihak KPCDI berharap agar secepatnya masalah tersebut diselesaikan.

"Kita sudah menyurati Wali Kota bahwa apapun persoalannya terkait masalah keruangan atau lainnya itu diselesaikan dengan secara bijaksana, jangan mengorbankan pasien. Obat harus berjalan, itu kan komitemen perlayanan kesehatan," kata Tony.

Soal Leston Sinaga, saat ini pasien gagal ginjal kronis tersebut kondisi kesehatanya buruk. Ia menunggu cairan dianeal yang tidak tahu sampai kapan datangnya, dan tidak ada kepastian.

Bayar BPJS saja kalau telat didenda, ini yang telat obat pasien gagal ginjal...

Menurut Tony, KPCDI sudah mempertanyakan keterlambatan cairan dianeal tersebut ke pihak rumah sakit, namun jawabannya kurang memuaskan.

"Kalau ditanya, ini gimana, ya ada alasannya sopirnya sakit lah, belum masuk pre-ordernya, jawaban-jawaban nyeleneh lainnya. Ini kita bayar BPJS, kalau telat ada denda. Saya harap ada punishment juga untuk rumah sakit yang sering mengabaikan hak pasien apalagi pasien yang life saving," katanya.

Menurutnya, pasien life saving adalah pasien yang obatnya bersifat emergency. Jika tidak diberikan obatnya dengan tepat waktu, maka berpotensi mengancam keselamatan jiwa pasien.

"Saya kira ini bisa diselesaikan denga baik oleh pihak terkait, distributor, BPJS, Dinkes Sumut dan Dirut RS Pirngadi turun tangan. Apapun bentuk alasan yang disampaikan yang pasti cairan ini telat. Kita punya buktinya, obatnya ini telat," katanya.

Jangan anggap enteng keterlambatan cairan dianeal

Seharusnya, lanjut dia, obat itu awal bulan sudah dikirim. Namun faktanya, obat itu dikirim molor hingga tanggal 20-an.

Padahal, pemakaian obat selama 30 hari dan dalam 24 jam, pasien harus mengganti cairan sebanyak 4 kali.

"Ini gimana persasaan mereka, kalau anggap enteng. Ini besok dicabut aja lah ginjal mereka ini biar dirasain dulu gimana gimana jadi pasien gagal ginjal. Karena saya pasien gagal ginjal, jadi tahu saya tahu betul, dari 2009," ujarnya.


Alasan RS Pirngadi: sopir sakit

Sementara itu, Humas RSU dr. Pirngadi Medan, Edison Peranginangin ketika dijumpai di ruangannya mengatakan, sebenarnya masalah tersebut sudah diklarifikasi karena sudah ada pemberitahuan ke Wali Kota Medan dan BPJS.

Edison menjelaskan, cairan dianeal yang dimaksud pemakaiannya di rumah masing-masing pasien, bukan di rumah sakit.

Artinya, cairan itu secara rutin dikirimkan oleh perusahaan ke rumah masing-masing pasien, bukan pasien yang datang ke rumah sakit.

Edison selaku pihak rumah sakit sendiri dia tidak tahu persis bagaimana teknis pengiriman cairan dianeal itu ke rumah masing-masing pasien. Apakah setiap hari atau sebulan sekali.

"Saat itu, setelah dikonfirmasi rupanya sopir dari perusahaan itu yang kerjasama sama kita, sedang sakit. Jadi pihak RS sudah sampaikan ke keluarga pasien untuk ambil di perusahaan itu. Tolong diambil ke perusahaan karena supirnya sakit. Karena tak mau ambil ya gimana," kata Edison, Selasa (29/6/2021). 

(Penulis Kontributor Medan, Dewantoro | Editor Aprillia Ika)

https://medan.kompas.com/read/2021/06/29/160000878/tak-terima-keterlambatan-cairan-dianeal-dianggap-enteng-kpcdi--besok-dicabut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke