Salin Artikel

Tiga Anak dengan Kondisi Lapar dan Lumpuh Ditemukan Telantar di "Rumah Sampah"

Tempat tinggal mereka bak "rumah sampah", kotor, bau dan sangat tidak layak. Letaknya di Jalan Pancasila Gang Teratai, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percutseituan, Kabupaten Deli Serdang, tepat di pinggiran rel kereta api.

Saat dijumpai, Rizky (8) tak bercelana, Syakila Dwi Putri alias Akila (7) hanya mengenakan popok sekali pakai dan Raihan (3) telanjang dengan perut membusung. Ketiganya pasrah harus ditinggal Putra Nasution, sang ayah yang bekerja serabutan dan Putri, ibu yang entah ke mana.

Sehari-hari mereka dirawat paman yang tak bisa berbuat apa-apa. Lapar dan dingin membuat mereka lemah dan pasrah. Akila, tubuhnya kurus tinggal tulang, dia lumpuh, nyaris sama dengan suaranya tinggal helaan napas.

"Ngerilah, luar biasa, yang saya sangat sayangkan itu para tetangga, kepala dusun, kepala desa, sampai camat. Semua kayaknya gak ada yang tau, jadi kan aneh negeri ini. Anggota saya tanya kantor camat, di bola-bola, kepala dusun kek gak ada dosa, ku bilang mana kartu KK-nya? Ada, pernah dapat bantuan? Gak ada..." kata Rudy kepada Kompas.com lewat sambungan telepon, Kamis (30/12/2021). 

Dia merasa miris dan kecewa ketika gubernur Sumut menganggarkan dana sebesar Rp 2 miliar hanya untuk mengaspal jalan rumah dinasnya sementara di tempat lain masih ada anak-anak terlantar yang kekurangan gizi tinggal di rumah mirip kandang. 

"Gubernur hidupnya mewah-mewah, hanya untuk halaman aja habis Rp 2 miliar, sementara ada masyarakat yang tidak makan, tidak mendapat bantuan. Fungsi beliau itu kan menyejahterakan, jangan ada rakyat yang lapar, yang sakit, ini udah sakit, lapar lagi. Turunlah, cobalah agak keras sikit ke bawahan. Waktu kami kasih makan, makan anak-anak itu udah kaya gak makan-makan," ucapnya.

Rudy kemudian membawa Akila ke Rumah Sakit Haji Medan untuk mendapat perawatan karena kondisinya yang sangat memprihatinkan.

Rizky dan Raihan di rumah singgah milik Dinas Sosial. Ironisnya, saat rumah sakit mengecek BPJS dan NIK, ternyata namanya ada tetapi dipakai nama orang lain.

"Kejahatan ini, dia udah miskin, dirampas lagi haknya. Sayalah yang jamin semua. Sekarang masih perawatan, kami gaji orang untuk jaga si bayi. Sekarang di bawah pengawasan kamilah, tim saya..." katanya lagi.

Ditanya apakah kasus Akila yang pertama kali ditemukannya, Rudy mengiyakan. Cuma, kalau melihat dan membantu masyarakat miskin, khususnya di daerah pinggiran seperti Belawan, sudah sering. Dirinya mengritik kinerja pemerintah seperti bupati yang tak pernah melihat langsung masyarakatnya.

"Bupati itukan gak pernah turun, camat pun gak pernah turun, harus dikasi sanksi tegas, kalau gak sanggup copot. Fungsi kepala desa, lurah itu mana? Saya marah ke masyarakat, kenapa gak ada yang komplain, udah bertahun-tahun ini... Anak-anak itu kan gak berdosa, saya marah betul, sampai nangis saya di situ. Luar biasa sikap masyarakat kita, terlalu apatis," kata Rudy dengan suara berat.

https://medan.kompas.com/read/2021/12/30/150014478/tiga-anak-dengan-kondisi-lapar-dan-lumpuh-ditemukan-telantar-di-rumah-sampah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke