Salin Artikel

Warga Inggris di Medan Diduga Terjangkit Omicron, Begini Respons Bobby Nasution

Pria berusia 60 tahun itu diduga terjangkit virus corona varian Omicron.

Merespons kabar itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution langsung menyambangi rumah sakit tempat pasien tersebut dirawat pada Rabu (5/1/2022).

Menantu Presiden Joko Widodo itu menegaskan bahwa sampai saat ini, pihak rumah sakit maupun Pemkot Medan belum bisa memastikan apakah pasien itu positif Omicron atau tidak.

"Hasil dari PCR-nya masih dikirim ke Balitbangkes di Jakarta. Kami masih menunggu untuk konfirmasi varian apa pada warga negara Inggris ini," kata Bobby di rumah sakit.

Dia mengatakan, kabar pasien tersebut terpapar varian Omicron kemungkinan besar karena pasien itu merupakan WNA dan baru melalukan perjalanan dari negara dengan penyebaran Omicron yang cukup tinggi.

Seperti diketahui, warga Inggris yang merupakan kru pesawat kargo itu baru saja terbang dari Inggris, kemudian singgah ke Belgia dan hendak menuju Singapura via Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Sebelum berangkat ke Singapura, mereka menginap satu malam di Hotel Horison Kualanamu pada Selasa kemarin.

Kemudian, karena surat hasil PCR sudah keladuwarsa, pria tersebut memutuskan untuk melakukan tes PCR di bandara pada Rabu pagi dan hasilnya ternyata positif Covid-19.

Dia langsung dikirim ke RS Royal Prima untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan lanjutan.

Sementara kru lainnya melanjutkan perjalanan.


Warga Inggris itu setidaknya harus dirawat di sana hingga 10 hari ke depan, sembari menunggu hasil pemeriksaan sampel di Balitbangkes Kemenkes di Jakarta.

Satgas Penanganan Covid-19 juga bergerak cepat untuk melakukan penelusuran kontak erat pasien itu.

Pemkot Medan telah berkomunikasi dengan Pemkab Deli Serdang untuk melakukan tracing kontak erat di Hotel Horison, tempat pasien itu menginap.

Direktur RS Royal Prima M Farids Syahrian mengatakan, pasien tersebut masuk ke rumah sakit pada Rabu pagi.

"Tidak ada gejala yang signifikan. Bahkan pasien ini OTG," kata Farids.

Adapun pihak RS memang mengirim sampel pasien itu ke Balitbangkes, karena selain merupakan warga negara asing, pasien itu juga baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri.

"Sesuai prosedur yang berlaku, seluruh sampel kita kirim ke Balitbangkes untuk kita pastikan dulu varian Omicron atau tidak," kata dia.

https://medan.kompas.com/read/2022/01/05/194818078/warga-inggris-di-medan-diduga-terjangkit-omicron-begini-respons-bobby-nasution

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com