Salin Artikel

Ricuh Petani dan TNI di Deli Serdang, Ini Penjelasan Kodam Bukit Barisan

Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan memberikan penjelasan terkait video dan dugaan bentrokan tersebut.

Sekretaris Umum Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopkar) A Kodam Bukit Barisan Letkol Caj Wendrizal mengatakan bahwa pihak TNI awalnya ingin memasang plang pemberitahuan yang menjelaskan lahan tersebut adalah milik Kodam I/BB berdasarkan keputusan Mahkamah Agung (MA).

Wendrizal mengatakan, sekitar pukul 07.15 WIB, ia memimpin personel Puskopar dan Yonzopur I/DD untuk melaksanakan apel.

"Pasukan tiba di lokasi sekitar pukul 09.30 WIB. Pasukan langsung ke titik rencana pemasangan di sebelah timur lahan," kata Wendrizal kepada Tribun Medan, Rabu (5/1/2022).

Namun, pemasangan plang tidak terlaksana, karena penggarap lahan tidak mengizinkan.

Saat itu, massa yang merupakan masyarakat sipil cukup ramai.

Untuk menghindari gesekan dengan masyarakat, pihak TNI akhirnya tidak jadi memasang plang di titik timur.

Anggota TNI kemudian berangkat ke titik barat, yakni lokasi perbatasan dengan jalan aspal dan tali air.

Di titik tersebut, personel TNI berhasil memasang plang.

Namun, terjadi pengadangan oleh massa terhadap anggota TNI.

"Sekitar 10.30 WIB, massa semakin ramai dan sebagian besar ibu dan orang tua yang memprovokasi pasukan, terpancing untuk melakukan pemukulan atau tindakan kekerasan," ucap Wendrizal.


Kemudian pada pukul 11.30 WIB, saat pasukan mulai istirahat, penggarap lahan membuat pengadangan jalan menggunakan batu dan kayu di depan truck Yon Zipur I/DD.

Pemasangan plang kedua dan ketiga untuk titik selatan dan timur akhirnya tidak jadi dilaksanakan.

Menurut Wendrizal, para personel diperintahkan untuk meninggalkan lokasi.

Namun, ada dua unit truk Yonzipur I/DD yang berada di titik timur tidak bisa meninggalkan lokasi.

Sebab, jalan telah diblokir penggarap dengan kayu, batu, dan massa yang berkerumun.

Para masyarakat meminta agar plang yang telah dipasang segera dicabut.

Dalam situasi itu, Wendrizal menawarkan beberapa opsi kepada penggarap :

Pertama, penggarap mencabut sendiri plang kepemilikan yang telah didirikan oleh Puskopkar A Bukit Barisan.

Namun, penggarap menolak hal tersebut.

Kedua, Puskopkar akan mencabut plang kepemilikan HGU, dengan syarat penggarap juga mencabut plang yang telah didirikan oleh penggarap.

Namun, tetap tidak terjadi kesepakatan.

Menurut Wendrizal, penggarap mulai anarkis dengan melempari personel TNI dengan lumpur.

Pihak TNI kemudian mengejar para penggarap yang dianggap menjadi provokator massa.

Massa kemudian berhamburan dan personel TNI meninggalkan lokasi.

Wendrizal memastikan tidak ada korban yang terluka dalam peristiwa itu.

"Tidak ada korban, baik dari pihak masyarakat penggarap maupun personel dan pasukan yang bertugas," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Tribun Medan dengan judul: Penjelasan Kodam Terkait Kericuhan Anggota TNI dengan Petani di Deli Serdang Sumut

https://medan.kompas.com/read/2022/01/05/225102178/ricuh-petani-dan-tni-di-deli-serdang-ini-penjelasan-kodam-bukit-barisan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke