Salin Artikel

Balaputradewa: Asal-usul dan Keberhasilannya Jadi Raja Terbesar Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya ini eksis sejak tahun 650-1377 Masehi. Keberadaannya di Pulau Sumatera, tepatnya di wilayah Palembang saat ini.

Kekuasaan Sriwijaya membentang di seluruh Pulau Sumatera, Semenanjung Malaka, bahkan hinga ke wilayah yang sekarang masuk ke Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Sama seperti kerajaan pada umumnya, Sriwijaya juga memiliki raja yang membawa kerajaan itu pada puncak kejayaannya.

Raja terbesar Sriwijaya itu bernama Balaputradewa, yang naik tahta pada tahun 860 Masehi.

Asal-usul Balaputradewa

Balaputradewa atau yang bergelar resmi Sri Maharaja Balaputradewa merupakan anggota Wangsa Sailendra dari Kerajaan Medang atau Mataram Kuno.

Ya, Balaputradewa merupakan keturunan Jawa yang kemudian berkuasa di Sumatera.

Dalam Prasasti Nalanda disebutkan bahwa Balaputradewa masih cucu seorang raja Jawa bernama Dharanindra yang berjuluk Wirawairimathana.

Ayah Balaputradewa bernama Samaragrawira dan ibunya bernama Dewi Tara dari Wangsa Soma.

Dalam beberapa catatan disebutkan bahwa Samaragrawira merupakan Samaratungga, yaitu salah satu raja Kerajaan Medang.

Dari silsilahnya ini, maka Balaputradewa termasuk salah satu pewaris tahta Kerajaan Medang.

Namun setelah Samaratungga meninggal terjadi kekacauan akibat adanya perebutan tahta antara Balaputradewa dengan Pramodawardhani.

Pramodawardhani sendiri adalah putri dari Samaratungga. Dia memiliki suami yang bernama Rakai Pikatan.

Dalam pertempuran itu, Balaputradewa dikalahkan oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa harus melarikan diri ke pulau sebrang yaitu Sumatera.

Adapun Samaratungga disebut hanya memiliki satu anak, yaitu Pramodawardhani.

Selain membantah adanya perebutan tahta, kelompok ini juga menyebutkan bahwa perpindahan Balaputradewa ke Sumatra bukan karena perang.

Sebaliknya, Balaputradewa ke Sumatera memiliki hak sebagai pewaris tahta Sriwijaya dari garis ibu.

Menjadi Raja Terbesar Sriwijaya

Di masa itu, Sumatera masih disebut sebagai Swarnadwipa. Di sana sudah berdiri sebuah kerajaan bernama Sriwijaya yang beribu kota di Palembang.

Balaputradewa bisa menjadi raja di Sriwijaya karena mewarisi tahta dari kakeknya dari pihak ibu yang bernama Sri Dharmasetu.

Balaputradewa menjadi raja Sriwijaya bukan karena mewarisi tahta Sri Dharmasetu, akan tetapi karena memang wilayah itu telah menjadi daerah kekuasaan Wangsa Sailendra.

Adapun Balaputradewa setelah naik tahta berhasil membawa Sriwijaya pada puncak kejayaannya.

Hal ini dibuktikan dengan perluasan wilayah Sriwijaya hingga mencakup hampir seluruh Sumatera.

Selain itu, kekuasaan Sriwijaya juga membentang di luar Sumatera, Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, dan sebagian Jawa.

Balaputradewa juga menjalin persahabatan dengan Kerajaan Benggala di India, melalui Raja Dewapala Dewa.

Di bawah kekuasaan Balaputradewa juga Sriwijaya menjelma menjadi pusat agama Budha Mahayana di kawasan Asia Tenggara.

Dalam catatan seorang pendeta asal Tiongkok bernama I Tsing disebutkan, Sriwijaya pada masa itu menjadi rumah bagi sarjana Budha.

Bahkan Sriwijaya memiliki seorang pendeta terkenal bernama Sakyakirti, yang konon memiliki murid sebanyak 1000 orang.

Selain bentang kekuasaan dan pendidikan, Sriwijaya juga menjadi salah satu pusat perdagangan penting.

Status sebagai pusat perdagangan ini membuat peningkatan dari segi pembayaran upeti dan pajak serta keuntungan hasil perdagangan.

Sumber:


Kompas.com
Irfan, N.K.S. (2015). Kerajaan Sriwijaya: Pusat Pemerintahan dan Perkembangannya.

https://medan.kompas.com/read/2022/01/15/145505778/balaputradewa-asal-usul-dan-keberhasilannya-jadi-raja-terbesar-sriwijaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke