Salin Artikel

Mengenal Masjid Raya Sumbar, Masjid Tahan Gempa yang Memenangkan Desain Terbaik Dunia

KOMPAS.com - Masjid Raya Sumatera Barat dibangun di lahan dengan luas sekitar 4.430 meter persegi dengan luas bangunan utama kurang lebih setengah luas lahan bangunan.

Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar) merupakan karya arsitek Rizal Muslim setelah memenangkan sesi tiga Abdullatif Al Fozan Award 2021. Masjid juga menjadi destinasi wisata andalan Padang.

Rizal merancang desain arsitektur masjid saat masih bekerja di Biro Arsitek Urbane yang didirikan oleh Ridwan Kamil. Kini, peraih gelar doktor di bidang desain dan komputasi dari Massachusetts Institute of Technology itu menjadi dosen senior Fakultas Arsitektur, Desain, dan Perencanaan di University of Sydney.

Masjid Raya Sumbar menjadi karya yang paling menonjol. Masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan ukiran Minang sekaligus kaligrafi di dinding luar bangunan.

Selain itu, Masjid Raya Sumbar di desain tanpa kubah. Sebagai gantinya, atap masjid di desain dengan atap berbentuk segi empat. Pada, empat sudut menjulang ke langit.

Sekilas, bentuk atap masjid mengingatkan pada Rumah Gadang. Tetapi, bentuk atap melengkung itu ternyata menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang ujungnya dipegang oleh empat orang perwalian suku di kota Mekkah. Hal itu, terjadi atas inisitaif Nabi Muhammad SAW untuk meredam konflik.

Pada bagian Mihrab, bagian ceruk ke dalam yang menjadi tempat imam memimpin shalat. Bagian ini mengusung bentuk desain yang lebih moderen dengan bentuk bulat telur yang mengingatkan pada hajar aswad yang berada di Mekkah.

Masjid Raya Sumbar menjadi ikon wisata religi di Sumatera Barat, khususnya Padang. Masjid yang berlokasi di Jalan Khatib Sulaiman dan Jalan Ahmad Dahlan ini diresmikan pada Januari 2019.

Masjid ini terdiri dari dua bangunan yang mampu menampung 20.000 jamaah. Sore hari merupakan waktu tepat untuk menikmati keindahan masjid ini.

Masjid ini juga dijuluki Masjid Seribu Pintu Angin, meskipun sebenarnya pintu utamanya hanya 17 pintu saja.

Masjid Dibuat Tahan Gempa

Kosntruksi bangunan dirancang menyikapi kondisi geografis Sumatera Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar.

Masjid ini ditopang oleh 631 tiang pancang dengan fondasi poer berdiameter 1,7 meter pada kedalaman 7,7 meter.

Dengan kondisi tipografi yang masih dalam keadaan rawa, kedalaman setiap fondasi tidak dipatok karena menyesuaikan titik jenuh tanah.

Ruang utama yang dipergunakan sebagai tempat salat terletak di lantai atas berupa ruang lepas.

Lantai atas dengan elevasi tujuh meter terhubung ke permukaan jalan melalui ramp, teras terbuka yang melandai ke jalan.

Dengan luas 4.430 meter persegi, lantai atas diperkirakan dapat menampung 5.000 hingga 6.000 jemaah.

Adapun lantai dua berupa mezanin berbentuk leter U memiliki luas 1.832 meter persegi.

Pembangunan Bertahap

Masjid yang menghabiskan dana sekitar Rp 300 miliar dibangun secara bertahap karena keterbatasan anggaran pemerintah.

Peletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunakan dilakukan pada 21 Desember 2001. Sedangkan, masjid selesai dibangun pada sekitar 4 Januari 2019

Sumber: https://pedulicovid19.kemenparekraf.go.id/sos,https://pariwisata.padang.go.id/, dan tribunnewswiki.com

https://medan.kompas.com/read/2022/01/18/002033378/mengenal-masjid-raya-sumbar-masjid-tahan-gempa-yang-memenangkan-desain-terbaik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke