Salin Artikel

Nakes Diduga Suntik Anak dengan Vaksin Kosong, Polda Sumut Periksa 5 Saksi, Dokter Minta Maaf

Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi, termasuk dua orangtua yang anaknya divaksin (O dan K).

Penyelidikan masih akan dilanjutkan dengan melibatkan ahli dan tim laboratorium forensik (labfor)

Pelaksanaan vaksinasi

Program vaksinasi anak dilakukan Senin (17/1/2022) lalu sejak pukul 9.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, dengan melibatkan dua tim vaksinator yang terdiri dari delapan orang.

Jumlah anak usia 6-11 tahun yang ditargetkan terlibat dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Polres Pelabuhan Belawan ini ada sebanyak 500 orang. Dari 500 target vaksinasi, baru 460 yang sudah disuntik vaksin Covid-19.

Seperti disebutkan, Polda Sumut akan melakukan penyelidikan melibatkan ahli dan labfor. Selain itu, pihaknya juga akan menganalisa video yang beredar dan membandingkan video vaksinasi di tempat lain.

"Lebih kurang 5 orang saksi yang telah diperiksa, status saat ini masih saksi. Kemudian barang bukti yang disita ada bekas jarum suntik yang telah digunakan kegiatan tersebut, buku agenda terkait dengan daftar anak yang divaksin, dan rekaman video yang telah diambil orangtua anak berinisial K," katanya saat konferensi pers di Mapolres Pelabuhan Belawan, Jumat (21/1/2022).

Tatan menambahkan, proses penyelidikan kasus ini masih terus berlanjut dengan memeriksa sejumlah saksi.

"Ini tetap berproses (penyelidikan). Kami tetap menggandeng pihak IDI untuk menindaklanjuti video viral yang kita ketahui bersama," katanya.

Dia berkata, ada dua video terkait vaksinasi anak yang sedang diselidiki.

Pihaknya juga sudah melakukan pra-rekonstruksi singkat terkait proses pembukaan bungkus jarum suntik yang akan digunakan saat vaksinasi.

"Inilah yang masih dalam penyelidikan kalau kita lihat ya jarum suntik tersebut tidak ada perbedaannya apabila tidak terisi. Ya kalau tidak terisi seperti itulah gambarnya. Tapi kebutuhan untuk vaksin Covid-19 adalah 0,5 dosis. Seandainya jarum suntik terisi 0,5 (dosis) kan ada perbedaan," katanya.

IDI Sumut Menyesalkan kejadian ini

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumatera Utara (Sumut) dr Ramlan Sitompul SpTHT-KL (K) mengatakan, pihaknya mendapat informasi ada video viral terkait dokter diduga memberi vaksin kosong saat melakukan vaksinasi di salah satu sekolah di Kota Medan.

Setelah melihat itu, pihaknya berdiskusi dengan IDI wilayah serta berkomunikasi dengan Polda Sumut.

"Kami dari pengurus wilayah sangat menyesalkan terjadinya kejadian seperti itu. Kami sudah melihat dan sekilas mempelajari bahwa dari video yang kita lihat itu ada hal-hal yang tidak semestinya terjadi seperti itu," katanya.

Untuk itu, sesuai dengan standar yang ada di profesi kedokteran pihaknya akan melakukan juga pendalaman.

"Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap teman-teman sejawat kami yang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan standar pada vaksinasi tersebut karena itu merugikan," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, dr TGA, petugas vaksinator yang menyuntik duduk berdampingan dengan perawat W. Dengan pengeras suara dia menyampaikan permintaan maaf.

"Kepada pihak Polri, masyarakat, IDI Sumut dan IDI Medan saya mohon maaf atas kesilapan (kesalahan) yang saya perbuat ini," katanya.

Sementara itu, Ketua IDI Kota Medan dr Wijaya Juwana mengatakan bahwa pihaknya mendukung vaksinasi.

Dikatakannya, niat baik untuk menuntaskan pandemi, jangan sampai terabaikan dengan adanya sedikit kekurangan pada pelaksanaan vaksinasi apalagi dengan jumlah peserta vaksinasi yang cukup banyak.

"Untuk menutupi kekurangan itu dalam rangka niatan baik dan saya sempat sampaikan juga melalui candaan, juga yang bilang kita bersyukur bahwa seandainya pun itu vaksinasi yang kosong tak ada zat berbahaya yang masuk ke tubuh si anak tersebut artinya walaupun kesilapan ini terjadi tidaklah berakibat fatal," katanya.

https://medan.kompas.com/read/2022/01/21/182735178/nakes-diduga-suntik-anak-dengan-vaksin-kosong-polda-sumut-periksa-5-saksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke