Salin Artikel

7 Fakta Kota Pagar Alam yang Dicanangkan Sebagai Kota Energi Hijau

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo pada Senin, 24 Januari 2022 mencanangkan Kota Pagar Alam di Provinsi Sumatera Selatan sebagai Kota Energi Hijau.

Hal ini adalah bentuk apresiasi dari keberhasilan Kota Pagar Alam mengembangkan energi hijau dengan memulai penggunaan listrik dari energi mikrohidro.

Kota Pagar Alam ternyata menyimpan potensi energi terbarukan yang sejalan dengan usaha pemerintah untuk menerapkan penggunaan renewable energy/energi baru yang terbarukan (EBT).

Berikut adalah rangkuman fakta terkait Kota Pagar Alam yang berhasil memulai menggunakan energi hijau.

1. Kota Terluas di Provinsi Sumatera Selatan

Kota Pagar Alam memiliki luasan wilayah 633,66 kilometer persegi yang dikelilingi oleh pegunungan Bukit Barisan.

Dibanding kota-kota lain, Pagar Alam merupakan kota terluas di Provinsi Sumatera Selatan.

Secara geografis, Kota Pagar Alam berbatasan langsung dengan Kabupaten Lahat, Muara Enim, Empat Lawang, dan Kaur.

2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2020 yang dilakukan BPS, jumlah penduduk
Kota Pagar Alam mencapai 143.844 jiwa.

Adapun laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,34 persen dibandingkan tahun 2019.

Dengan jumlah tersebut, kepadatan penduduk Kota Pagar Alam mencapai 227 jiwa per kilometer persegi atau setiap km persegi ditempati sebanyak 227 jiwa.

3. Akses Listrik Rumah Tangga Cukup Baik

Menurut Statistik Daerah Kota Pagar Alam 2021, per tahun 2020 99,95 persen rumah tangga sudah memiliki akses penerangan listrik.

Hal ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2009 sebesar 98,45 persen dan 2018 sebesar 99,12 persen.

4. Jumlah Pelanggan Listrik Meningkat

BPS juga mencatat adanya peningkatan jumlah pengguna listrik dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2020 jumlah pengguna listrik di Kota Pagar alam tercatat sebanyak 39.323 pelanggan.

Jumlah ini naik dari tahun 2009 sebanyak 38.024 pelanggan dan 2018 sebanyak 36.691 pelanggan.

Dari data PLN Kota Pagar alam, pelanggan listrik terbanyak ada di kecamatan Pagar Alam Utara dan Pagar Alam Selatan.

Hal ini menjadikan Kota Pagar alam memiliki potensi untuk beralih menerapkan penggunaan renewable energy/energi baru yang terbarukan (EBT).

5. Pengembangan Energi Hijau Diatur dalam Perda

Pengembangan penggunaan renewable energy/energi baru yang terbarukan (EBT) sudah diatur dalam Perda Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pagar Alam Tahun 2012-2032.

Dalam pasal 9 tercantum strategi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tidak terbarukan serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik, minyak, dan gas bumi secara optimal.

Lebih lanjut, pada pasal 17 juga dijelaskan sistem jaringan energi dengan rencana kebutuhan energi hingga 2030 yang mencapai 26 Megawatt melalui diversifikasi sumber daya energi seperti surya, air, dan lain sebagainya.

6. Pemanfaatan EBT sebagai Sumber Energi

Melansir laman RRI, sumber energi utama Kota Pagar Alam berasal dari 3 pembangkit EBT.

Energi tersebut berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Green Lahat dengan kapasitas 9,99 Megawatt, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai dengan kapasitas 55 Megawatt, dan PLTP Rantau Dedap dengan kapasitas 91,2 Megawatt.
Pemanfaatan EBT ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga.

7. Calon Kota dengan Zero Emission

Lebih lanjut dalam sambutan yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sebagaimana dilansir dari siaran pers di laman resmi Sekretariat Kabinet, Senin (24/1/2022) dikatakan bahwa Kota Pagar Alam diharapkan bisa menjadi kota pertama dengan zero emission.

Hal ini dapat dicapai jika penggunaan EBT dan pemanfaatan energi listrik bisa diterapkan di sektor yang lebih luas salah satunya transportasi.

Apabila berhasil maka Kota Pagar Alam bisa menjadi kota yang pertama di Indonesia yang menggunakan energi hijau.

Sumber:
pagaralamkota.bps.go.id 
sippa.ciptakarya.pu.go.id 
rri.co.id 
presidenri.go.id 

https://medan.kompas.com/read/2022/01/26/204510978/7-fakta-kota-pagar-alam-yang-dicanangkan-sebagai-kota-energi-hijau

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com