Salin Artikel

Tari Sekapur Sirih: Asal, Makna, Gerakan, dan Cerita

KOMPAS.com - Tari Sekapur Sirih adalah tari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi. Tari Sekapur Sirih berfungsi sebagai tari penyambutan tamu yang datang di Provinsi Jambi.

Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi. Bahkan, tarian ini juga merupakan tari wajib dipertunjukkan saat tamu besar datang.

Secara umum, tari Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh sembilan orang penari perempuan dan tiga orang penari laki-laki.

Tiga orang penari laki-laki memiliki peran masing-masing, yaitu satu orang membawa payung dan dua orang sebagai pengawal.

Tari Sekapur Sirih juga menggunakan properti berupa cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, dan keris. 

Iringan musik berupa musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari biola, gambus, akordian, rebana, gong, dan gendang. Musik pengiring juga dijadikan sebagai penanda perubahan gerak.

1. Gerakan Tari Sekapur Sirih

Gerakan Tarian Sekapur Sirih menggambarkan tentang kebiasaan-kebiasaan gadis-gadis Jambi yang sedang berhias.

Ragam gerak merupakan nama-nama gerak yang terdapat dalam tari Sekapur sirih. Dalam tari Sekapur Sirih terdiri atas 17 ragam gerak.

Gerakan dalam tari Kapur Sirih adalah gerakan melenggang, sembah tinggi, merentang kepak, bersolek, dan gerakan berputar.

Gerak tari Sekapur Sirih merupakan gerak maknawi, karena setiap gerak tari memiliki suatu makna sesuai dengan kebiasaan masyarakat Jambi.

Setiap ragam gerak tari Sekapur Sirih memiliki hitungan 1-8 dan sangat dimungkinkan dalam satu ragam gerak terjadi pengulangan.

Hal ini, supaya ragam gerak memiliki kekuatan atau penegasan pada bagian-bagian tertentu yang dianggap penting oleh penata tarinya.

Struktur gerak merupakan rangkaian gerak yang terdiri dari gerak awal, gerak inti (pokok) dan gerak akhir (penutup).

Sedangkan, uraian gerak merupakan penjabaran ataupun penjelasan secara singkat mengenai hitungan gerak tari Sekapur Sirih, seperti hitungan posisi kepala, kaki, badan, dan tangan.

Gerakan awal menggambarkan cara penyambutan tamu dilakukan masyarakat dengan memvisualisasikan gadis-gadis Jambi berdandan untuk menjaga kecantikan. Agar saat berhadapan dengan tamu, mereka terlihat cantik, rapi, dan indah.

Gerakan inti, pada gerakan inti merupakan penggambaran gerakan menerima tamu dengan lemah lembut dan sopan santun.

Gerakan akhir melambangkan kebahagiaan dalam menerima tamu yang datang ke Provinsi Jambi dengan suguhan kapur dan sirih. Dimana, kapur sirih diletakkan dalam cerano (wadah) yang berisikan lembaran daun sirih, cerahan pinang, gambir, kapur sirih, dan tembakau.

2. Sejarah Tari Kapur Sirih

Tari Kapur Sirih diciptakan oleh Firdaus Chatap. Ia adalah seorang seniman yang terkenal pada masa itu. Pada 1962, tarian mulai dikenalkan pada msyarakat luas. Karena gerakan tarian masih dasar, beberapa seniman itu mengembangkan. Dengan iringan musik dan lagu tarian semakin populer di masyarakat.

3. Makna Tarian Sekapur Sirih

Tari ini dimaknai sebagai sikap terbuka masyarakat Jambi dalam menyambut tamu. Selain itu melalui tarian, sebagai ungkapan rasa bahagia dan syukur dalam setiap penyambutan tamu.

4. Kostum Tari Sekapur Sirih

Kostum yang biasa digunakan berupa baju kurung dan kain songket khas Jambi. Di bagian kepala penari biasanya ditambahkan sanggul lipat pandan, sunting beringin, dan kembang goyang.

Sedangkan, aksesoris penari berupa teratai, pending, gelang, dan selendang.

Sumber: jambi.kemenag.go.id, tribunnewswiki.com dan jurnal.univpgri-palembang.ac.id, bobo.grid.id, dan tribunnews.com

https://medan.kompas.com/read/2022/01/29/143153278/tari-sekapur-sirih-asal-makna-gerakan-dan-cerita

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com