Salin Artikel

Kain Ulos Khas Suku Batak: Filosofi, Jenis, dan Aturan Penggunaan

Kain Ulos berupa kain tenun berbentuk selendang yang dianggap sebagai simbol restu, kasih sayang, dan persatuan.

Masyarakat Batak menganggap kain ulos sebagai benda sakral, yang sejalan dengan semboyan mereka “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong”.

Artinya: “jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya, maka Ulos adalah pengikat kasih sayang antar sesama”.

Filosofi Kain Ulos

Kain ulos ini sudah digunakan oleh masyarakat Batak sejak zaman dahulu.

Pria Batak biasa menggunakan setelan jas, lalu kain ulos yang dililitkan ke seluruh bagian tubuhnya.

Sementara kaum wanita biasanya mengenakan kebaya, yang diselaraskan dengan kain ulos yang telah dibuat menjadi rok.

Selain itu, ada pula ulos yang disampirkan di bahu sebagai selendang.

Secara harfiah, ulos berarti kain selimut yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh serta melindungi dari hawa dingin.

Adanya ulos ini menyimpan filosofi yang mendalam terkait keyakinan masyarakat Batak tentang kehidupan.

Nenek moyang masyarakat Batak meyakini tiga hal sebagai sumber kehidupan manusia, yaitu darah, nafas, dan kehangatan.

Dengan demikian, mereka meyakini manusia perlu kehangatan, yang bersumber dari tiga hal, yaitu matahari, api, dan ulos.

Lebih jauh, masyarakat Batak meyakini ulos jauh lebih fleksibel untuk digunakan sebagai penghangat tubuh.

Pasalnya, ulos tidak seperti matahari yang terbit dan terbenam, tidak pula seperti api yang tidak praktis digunakan.

Aturan Penggunaan Kain Ulos

Sebagai benda yang dianggap sakral dan memiliki filosofi yang mendalam, maka penggunaan ulos pun ada aturannya.

Aturan pertama menyebutkan bahwa ulos hanya diberikan kepada kerabat yang lebih muda, seperti orang tua kepada anak.

Aturan kedua, ulos yang diberikan harus sesuai dengan jenis dan peruntukannya, seperti Ulos Ragihotang hanya diberikan kepada menantu laki-laki.

Selain aturan pemberian, ulos juga memiliki aturan terkait penggunaannya, yaitu:

Berikut beberapa motif dan jenis kain Ulos:

1. Ulos Sibolang

Kain ulos ini sebagai tanda duka cita. Biasanya masyarakat Batak menggunakan ulos tersebut ketika sedang mengalamin sebuah duka dari keluarga dekat yang telah meninggal.

2. Ulos Ragidup

Kain ulos ini melambangkan kehidupan dan doa restu untuk kebahagiaan dalam hidup.

Ulos Ragidup memiliki 3 bagian, 2 sisi ditenun dalam waktu yang sama, dan 1 bagian ditenun sendiri dengan motif yang lebih rumit.

3. Ulos Ragihotang

Kain ulos ini sering diberikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat.

Ulos Ragihotang menjadi simbol orang tua pengantin perempuan telah merestui anak gadisnya telah disunting oleh laki-laki yang disebut Hela (menantu).

4. Ulos Antakantak

Kain ulos ini biasa digunakan orang tua sebagai selendang saat melayat orang yang meninggal.

Namun, ada pula yang memakai ulos ini sebagai kaiin lilit untuk acara menari Adat Batak.

5. Ulos Ragihuting

Kain Ulos ini biasa dipakai oleh gadis dengan cara dililitkan di dada sebagai simbol gadis perawan Batak Toba yang beradat.

Sumber:
Kompas.com
Umm.ac.id

https://medan.kompas.com/read/2022/02/01/163835578/kain-ulos-khas-suku-batak-filosofi-jenis-dan-aturan-penggunaan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com