Salin Artikel

Alami Luka Bakar, Bocah 6 Tahun Tak Jadi Operasi karena Biaya, 2 Minggu Hanya Dioles Minyak

SIMALUNGUN, KOMPAS.com - ARG (6), bocah kelas 1 SD asal Huta Sipanggan Nagori Tiga Bolon, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun mengalami luka bakar hampir di sekujur tubuhnya.

Seharusnya ARG melakukan operasi, tetapi karena tidak ada biaya anak ketiga dari empat bersaudara itu hanya dioles minyak selama 2 minggu di rumahnya.

Menurut penuturan paman korban, Harianto Girsang, peristiwa nahas yang dialami keponakannya terjadi pada Minggu (30/1/2022) malam sekitar pukul 20.00 WIB.

Update : Kompas.com menggalang dana untuk kisah anak ini. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan penderitaannya. Klik di sini untuk donasi.

Saat itu, ARG bersama empat orang temannya berada di sekitar halaman rumah korban.

Teman korban membuat perapian seperti api unggun karena ingin membakar jagung bakar, sementara ARG bermain di teras rumah.

ARG kemudian beranjak dari tempatnya, mendekati api unggun karena ingin membakar ulat bulu yang didapatnya. Di saat bersamaan, salah seorang teman ARG menumpahkan bensin.

"Dia melihat ulat bulu di bunga, diambilnya, dicampakkan ke api. Datang kawannya sambil mengocok-ngocok minyak (bensin dalam botol) disiram ke api, terus minyak kena ke badannya (ARG)," kata Harianto dihubungi Kompas.com via telepon, Sabtu (12/2/2022) malam.

Kobaran api seketika membakar sekujur tubuh Amora. Tubuhnya mengalami luka bakar di bagian wajah, leher, kedua lengan, tangan, paha hingga kaki kanan.

Pada malam itu, kata Harianto, Amora langsung dibawa orangtuanya ke salah satu rumah sakit di Kota Pematangsiantar untuk mendapatkan pertolongan.

Oleh pihak RS, bocah itu dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Medan, Provinsi Sumut, karena luka yang dialaminya parah.

Tiba di RS Kota Medan, pihak rumah sakit menyampaikan bahwa Amora harus segera dioperasi dengan biaya puluhan juta.

"Sampai di sana ditanya ada biaya, kalau tidak ada (biaya) nggak dilayani. Orangtuanya terkejut dengan biaya operasi sampai puluhan juta. Apalagi orang yang nggak mampu pula," ungkapnya.

Menurut Harianto, biaya perobatan cukup fantastis lantaran ARG tidak terdaftar sebagai pasien pemilik kartu BPJS Kesehatan.

Untuk memenuhi biaya pengobatan anaknya, orangtuanya harus meminjam uang ke kenalannya.

Tak cukup biaya, ARG hanya dirawat beberapa hari di rumah sakit. Pengobatan yang diterima pun tak membuatnya sembuh dari luka bakar.

"Di rumah sakit cuma diinfus dan diperban saja. Dapat uang pinjaman langsung dibayar, biayanya Rp 10 Juta. Besok paginya langsung dibawa pulang," ucap Harianto Girsang.

Harianto mengatakan, kondisi ekonomi keluarga membuat ARG terpaksa terbaring di rumah selama dua minggu terakhir dan hanya diolesi minyak.

"Sudah (hampir) dua minggulah di rumah. (Lukanya) cuma dikasih minyak gitu," kata Harianto.

Update : Kompas.com menggalang dana untuk kisah anak ini. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan penderitaannya. Klik di sini untuk donasi.

Akhirnya pada Jumat (11/2/2022), pihak puskesmas menjemput ARG untuk dibawa ke RSUD Tuan Rondahaim Kabupaten Simalungun.

"Hari Jumat kemarin sudah dibawa ke RSUD Rondahaim," ucapnya.

Pihak keluarga juga menerima sembako berupa beras dan telur dari bantuan Polisi Sektor Sidamanik.

https://medan.kompas.com/read/2022/02/13/073534478/alami-luka-bakar-bocah-6-tahun-tak-jadi-operasi-karena-biaya-2-minggu-hanya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com