Salin Artikel

Aniaya Ibu Kandung dengan Lempar HP, Pria di Deli Serdang Ditangkap saat Sembunyi di Rumah Nenek

MEDAN, KOMPAS.com - Personel Satreskrim Polrestabes Medan berhasil meringkus GS (33), pria yang tega menganiaya ibunya, SRY (64) di sebuah tempat pengajian di Komplek Perumahan Lalang Green di Jalan Sei Mencirim, Kelurahan Paya Geli, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang pada Senin (14/2/2022).

Hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku sudah menganiaya ibunya sebanyak lima kali dalam sebulan terakhir.

Dikonfirmasi di ruangannya pada Rabu (16/2/2022), Kasatreskrim Polrestabes Medan Kompol M. Firdaus mengatakan, setelah penyelidikan pihaknya mengetahui keberadaan pelaku ada di rumah neneknya di Jalan William Iskandar, Pancing, Deli Serdang.

Pelaku kabur dari rumahnya yang ada di Jalan Sei Mecirim dengan kedua anaknya.

Timnya pun langsung ke lokasi menangkap GS lalu membawa ke Mapolrestabes Medan pada Rabu (16/2/2022) pagi.

Firdaus mengatakan, motif penganiayaan yang dilakukan pelaku karena emosi. Hal ini bermula saat pelaku meminta uang Rp 20 ribu kepada SRY, tetapi korban tidak memiliki uang.

Pelaku mengaku meminta uang Rp 20 ribu untuk berangkat bekerja.

"Pelaku sudah melakukan penganiayaan kepada ibunya sebanyak 5 kali dalam kurun satu bulan terakhir," ungkap Firdaus.

Hingga puncaknya pada Senin (14/2/2022) pagi, pelaku ngamuk karena tidak diberi uang dan melemparkan handphone ke arah ibunya hingga membuat kening korban bocor.

Firdaus mengatakan, atas aksi pelaku GS diterapkan pasal 351 KUHPidana.

"Kita juntokan undang-undang KDRT dengan ancaman pidana penjara 5 tahun," katanya.

Firdaus menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan tes urine kepada pelaku. Hasilnya, negatif methamphetamine dan ganja.

"Pengakuan pelaku, dia memakai sabu terakhir pada 2021 dan ganja pada akhir 2017. Itu keterangan pelaku," ungkap Firdaus.

Selidiki dugaan penganiayaan anak

Selain itu, polisi juga menyelidiki apakah pelaku juga melakukan penganiayaan terhadap anaknya yang berusia 5 dan 7 tahun.

"Pengakuan dia (pelaku) tidak (memukuli anaknya). Tapi kalau (nanti dari) interogasi anaknya ada (penganiayaan), ya kita kenakan pasal perlindungan anak," katanya.

Diberitakan sebelumnya, korban SRY mengalami luka di bagian keningnya akibat dilempar handphone oleh pelaku pada Senin (14/2/2022) sekitar pukul 8.15 WIB di sebuah tempat pengajian di Jalan Sei Mencirim, Kelurahan Paya Geli, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang.

Korban tidak tahan dengan perlakuan anaknya melapor ke Polrestabes Medan.

Kuasa Hukum SYR, Dedi Suheri mengatakan pelaku sudah berulang kali menganiaya ibunya. Tiga bulan yang lalu pelaku mengusir ibunya dari rumah dan mengejarnya dengan parang sehingga tidak berani pulang.

Akibatnya, korban selama tiga bulan terakhir tinggal di tempat pengajian di komplek perumahan itu, bekerja untuk bersih-bersih.

Untuk mendapatkan uang, korban juga mencari barang bekas untuk dijual.

Dedi mengatakan, pelaku juga pernah memukul ibunya dengan kayu berpaku yang mengakibatkan tangan kanannya mengalami infeksi dan bengkak.

https://medan.kompas.com/read/2022/02/16/160248378/aniaya-ibu-kandung-dengan-lempar-hp-pria-di-deli-serdang-ditangkap-saat

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com