Salin Artikel

Gara-gara Tak Diberi Rp 20 Ribu, Pria di Deli Serdang Lempar HP ke Ibu Kandung Sampai Kening Berdarah

Kasatreskrim Polrestabes Medan Kompol M. Firdaus mengatakan, GS ditangkap saat bersembunyi di rumah neneknya yang ada di kawasan Pancing, Jalan William Iskandar, Deli Serdang pada Rabu (16/2/2022) pagi.

Dia kemudian dibawa ke Mapolrestabes Medan untuk diperiksa lebih lanjut.

Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku sudah lima kali menganiaya ibunya dalam sebulan terakhir.

Dalam penganiayaan yang terjadi Senin (14/2/2022) hingga membuat ibunya lapor ke Mapolrestabes Medan, pelaku mengaku emosi ke ibunya karena tidak diberi uang Rp 20 ribu.

"Dia minta itu (Rp 20 ribu) alasannya untuk ongkos kerja, di daerah mana gitu. Cuma gimana kalau memang tak punya duit, mau dipaksa," kata Firdaus ditemui di ruangannya pada Rabu (16/2/2022).

Firdaus menegaskan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap dugaan penganiayaan terhadap kedua anak pelaku yang masih berusia 5 dan 7 tahun.

Sementara ini, pelaku tidak mengakui menganiaya anaknya. Namun jika kedua anaknya mengakui dianiaya, maka pelaku akan dikenakan pasal perlindungan anak.

Firdaus juga menemukan fakta bahwa GS pernah menggunakan narkoba jenis ganja dan sabu-sabu sejak 2017 hingga 2021.

Setelah ditangkap personel Satreskrim Polrestabes Medan, hasil tes urine untuk mengidentifikasi narkoba menunjukkan hasil negatif untuk narkoba methamphetamine dan ganja.

"Hasil tes urine negatif narkoba methamphetamine dan ganja. Pengakuan pelaku, dia memakai sabu terakhir pada 2021 dan ganja pada akhir 2017. Itu keterangan pelaku," kata Firdaus.

Diberitakan sebelumnya, korban berinisial SRY (64) mengalami luka dan berdarah di keningnya akibat dilempar handphone oleh pelaku pada Senin (14/2/2022) sekitar pukul 8.15 WIB di sebuah tempat pengajian di Jalan Sei Mencirim, Kelurahan Paya Geli, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang. Korban tidak tahan dengan perlakuan anaknya melapor ke Polrestabes Medan.

Kuasa Hukum SYR, Dedi Suheri menuturkan, pelaku telah berulangkali menganiaya ibunya.

Tiga bulan yang lalu, pelaku mengusir ibunya dari rumah dan mengejarnya dengan parang sehingga tidak berani pulang.

Akibatnya, korban selama tiga bulan terakhir tinggal di tempat pengajian di komplek perumahan itu, bekerja untuk bersih-bersih. Untuk mendapatkan uang, korban juga mencari barang bekas untuk dijual.

Dedi mengatakan, pelaku juga pernah memukul ibunya dengan kayu berpaku yang mengakibatkan tangan kanannya mengalami infeksi dan bengkak.

https://medan.kompas.com/read/2022/02/16/181859478/gara-gara-tak-diberi-rp-20-ribu-pria-di-deli-serdang-lempar-hp-ke-ibu-kandung

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com