Salin Artikel

5 Bahasa yang Digunakan di Sumatera Utara

KOMPAS.com - Bahasa Batak dikenal sebagai bahasa yang digunakan di Provinsi Sumatera Utara.

Padahal di wilayah tersebut, bahasa yang digunakan tidak hanya bahasa Batak, melainkan juga bahasa Jawa, Melayu, Minangkabau, dan Nias.

Dilansir dari petabahasa.kemdikbud.go.id, berikut wilayah-wilayah di Sumatera Utara yang menggunakan kelima bahasa tersebut dalam pecakapan sehari-hari.

1. Bahasa Batak

Bahasa Batak dituturkan disejumlah daerah di Sumatera Utara, yaitu

  • Kabupaten Asahan
  • Kota Tanjung Balai
  • Kabupaten Simalungun (khusus bagian pesisir barat)
  • Kabupaten Dairi
  • Kabupaten Tapanuli Tengah
  • Kabupaten Tapanuli Utara
  • Kabupaten Karo
  • Kabupaten Langkat
  • Bagian utara Kabupaten Deli Serdang

Bahasa Batak yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari lima dialek, yaitu:

  1. Dialek Toba
  2. Dialek Mandailing
  3. Dialek Simalungun
  4. Dialek Pakpak (Dairi)
  5. Dialek Karo

Selain di Sumatera Utara, bahasa Batak juga dituturkan di provinsi lain, yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Barat, dan Riau.

Berdasarkan hasil perhitungan dialektometri, persentase perbedaan bahasa Batak dialek Toba dengan dialek Simalungun persentase perbedaannya sebesar 69,25%, dengan dialek Mandailing sebesar 71,25 %, dan dialek Pakpak (Dairi) sebesar 75,25%.

Isolek Batak merupakan bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81% - 100%, jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misal dengan bahasa Gayo, Melayu, dan Nias.

2. Bahasa Jawa

Bahasa Jawa di Sumatera Utara dituturkan di daerah:

  • Desa Bukit Mas
  • Kecamatan Besitang
  • Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat
  • Desa Sengon Sari
  • Kecamatan Aek Kuasan
  • Desa Buntu Pane, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan
  • Desa Kampung Pajak,Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara
  • Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang
  • Desa Naga Kesiangan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai
  • Desa Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun

Di Sumatera Utara, bahasa Jawa dituturkan dalam beragam dialek, yaitu

  1. Dialek Bukit Mas
  2. Dialek Sengon
  3. Dialek Buntu
  4. Dialek Kampung Pajak
  5. Dialek Wonosari
  6. Dialek Tuntungan
  7. Dialek Naga Kesiangan
  8. Dialek Mayang
  9. Dialek Muka Payang

Berdasarkan hasil perhitungan dialektometri, persentase perbedaan kesembilan dialek tersebut berkisar 51% - 80%. Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatera Utara dapat disebutkan sebagai bahasa yang sama dengan bahasa Jawa yang terdapat di Surakarta dan Yogyakarta sebagai bahasa Jawa Induknya dengan persentase perbedaan sebesar 52% (beda dialek).

Isolek Jawa merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan sekitar 81 % - 100% jika dibandingkan dengan bahasa Batak Melayu, Gayo, Minagkabau, dan Nias

3. Bahasa Melayu

Bahasa Melayu dituturkan di Sumatera Utara di beberapa wilayah, yaitu:

  • Desa Stabat Lama, Kecamatan Wampu,Kabupaten Langkat
  • Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
  • Desa Sei Sakat, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu
  • Desa Cinta Air, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai
  • Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang
  • Desa Dolok Manampang, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai
  • Desa Asahan Mati, Desa Bagan Asahan, Desa Bagan Asahan Baru, dan Desa Bagan Asahan Pekan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan
  • Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal
  • Kelurahan Sorkam, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah
  • Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat
  • Kota Medan

Bahasa Melayu di Sumatera Utara terdiri dari 11 dialek, yaitu

  1. Dialek Stabat Lama
  2. Dialek Secanggang (Langkat)
  3. Dialek Sungai Sakat (Labuhanbatu)
  4. Dialek Cinta Air
  5. Dialek Hamparan Perak
  6. Dialek Dolok Manampang (Deli Serdang)
  7. Dialek Tanjung Balai Asahan
  8. Dialek Muara Sipongi (Tapanuli Selatan)
  9. Dialek Sorkam (Tapanuli Tengah)
  10. Dialek Binjai
  11. Dialek Medan

Dari hasil perhitungan dialektometri, persentase perbedaan ke sebelas dialek tersebut berkisar 51% - 71,5% (beda dialek).

Isolek Melayu merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81% - 100% jika dibandingkan dengan bahasa Batak, Gayo, Minangkabau, dan Nias.

4. Bahasa Minangkabau

Bahasa Minangkabau di Sumatera Utara dituturkan di wilayah:

Desa Panggautan, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal dan Kelurahan Sorkam Kanan, Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Dari hasil perhitungan dialektometri persentase perbedaan bahasa Minangkabau dengan dialek Natal berkisar 55,75% dan dengan dialek Sorkam berkisar 71%.

Dialek Sorkam (Sumatera Utara) merupakan varian dengan bahasa Minangkabau. Dialek ini memiliki kedekatan dengan beberapa dialek Melayu di Sumatera Utara, misal dengan dialek Melayu di Desa Asahan Mati, Tanjung Balai sebesar 55,25%.

Hal ini secara linguistik, dialek Sorkam lebih dekat dengan bahasa Melayu di Asahan Mati, Tanjung Balai.

Isolek Minangkabau merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81% - 100% jika dibandingkan dengan bahasa Batak , Jawa Gayo, Melayu, dan Nias.

5. Bahasa Nias (Li Niha)

  • Bahasa Nias di Sumatera Utara dituturkan di wilayah:
  • Desa Simaluaya, Kecamatan Pulau-Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan
  • Desa Pasar Teluk Dalam, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan
  • Desa Hilimboe, Kecamatan Susua, Kabupaten Nias
  • Desa Olora, Kecamatan Gunung Sitoli Utara, Kota Gunungsitoli 
  • Kelurahan Pasar Lahewa, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias

Orang Nias menyebut bahasa ini dengan Li Niha

Bahasa Nias di Sumatera Utara dituturkan melalui beberapa dialek, yaitu:

  1. Dielak Simaluaya
  2. Dialek Pasir Teluk
  3. Dialek Hilimboe
  4. Dialek Nias

Dari perhitungan dialektometri, persentase perbedaan keempat dialek tersebut berkisar 51% - 69%.

Isolek Nias merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81% - 100% jika
dibandingakn dengan bahasa Batak, Jawa, Gayo, Minangkabau, dan Melayu.

Sumber: petabahasa.kemdikbud.go.id

https://medan.kompas.com/read/2022/02/17/092928478/5-bahasa-yang-digunakan-di-sumatera-utara

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com