Salin Artikel

Putranya Terjebak Perang Ukraina Rusia, Rutami: Hancur Perasaan Kami di Sini...

KOMPAS.com - Suasa haru pecah saat Rutami, warga Medan, Sumatera Utara, melakukan video call dengan putranya, M. Raga Prayuda, yang bekerja di Ukraina.

Rutami menceritakan, buah hatinya itu sudah bekerja di sebuah pabrik plastik di Chernihiv, Ukraina, sejak 2019 lalu.

Sejak perang pecah di Ukraina, Rutami lebih sering berkomunikasi dengan putranya itu melalui video call WhatsApp.

Namun, saat Rutami meminta putranya tak ikut-ikutan mengunggah situasi perang di Facebook, dirinya justru terharu mendengar jawaban putranya.

"Saya bilang, jangan di-Facebook-kan, nanti kau diejek, dia bilang, enggak apa-apa Mak. Biar orang tahu penderitaan kami di sini. Itu hancur perasaan kami. Berarti anak saya di sana menderita, dia anak baik Pak. Saya enggak punya harta selain dia," katanya, Senin (7/3/2022).

Selain itu, Rutami juga tak kuat menahan air mata saat telekonferensi dengan pihak Duta Besar Indonesia untuk Ukraina di Binjai Command Center (BCC) Balai Kota Binjai pada Senin (7/3/2022) siang.

Dengan mengenggam foto anaknya, Rutami melihat buah hatinya berlari sambil berteriak karena ada bom meledak.

"Ini kan kami lagi ada video call. Tiba-tiba dia teriak lari, lari, ada bom meledak. Kami dengar semua. Makanya kami sedih," katanya sambil menangis.


Berharap bisa segera dipulangkan

Selain Rutami, saat itu juga ada Ayi Rodiah, istri Iskandar yang bekerja di pabrik bersama M Raga Prayuda.

Ayi mengatakan, dia bisa berkomunikasi dengan suaminya setiap saat melalui aplikasi WhatsApp video call, setengah jam sekali.

Lalu, saat video call itu dirinya selalu khawatir dengan kondisi suaminya yang bekerja di Ukraina sejak 2018 dan pada 2019 membawa serta anak laki-lakinya ikut bekerja di sana.

Ayi pun berharap keluarganya bisa segera pulang ke Indonesia.

"Harapan saya supaya segera evakuasi. Alhamdulillah mereka di sana tidak diam juga dan sekarang pemerintah juga sudah sangat berupaya mengevakuasi, berdoa semoga lancar," katanya.

Ayi menjelaskan,suaminya bekerja di Ukraina karena diajak bosnya yang sudah saling kenal sejak bekerja di Malaysia.

Sebelum ke Ukraina, suaminya juga bekerja di Yordania, negara asal bosnya.

Suaminya pernah pulang pada April 2021 saat ada keluarga yang menikah.
Selain suaminya, ada juga delapan orang lainnya. Total ada enam orang warga Kota Binjai dan tiga orang warga Kabupaten Langkat.

(Penulis : Kontributor Medan, Dewantoro | Editor : I Kadek Wira Aditya)

https://medan.kompas.com/read/2022/03/08/060000878/putranya-terjebak-perang-ukraina-rusia-rutami--hancur-perasaan-kami-di-sini-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke