Salin Artikel

6 Fakta Barus, Salah Satu Kota Tertua di Indonesia, Titik Nol Penyebaran Islam di Nusantara

Masuknya ajaran Islam ke wilayah Nusantara sudah terjadi sejak abad ke-7 masehi.

Meski demikian, proses Islamisasi besar-besaran di Nusantara baru terjadi pada abad ke-14 sampai 15 Masehi.

Berbicara tentang Islam, maka buku-buku sejarah akan menyebut sejumlah daerah seperti Aceh hingga Demak di Pulau Jawa.

Padahal ada satu daerah yang dipercaya sebagai titik awal persebaran Islam, yaitu di Kota Barus.

Kota Barus sebagai titik nol persebaran Islam di Nusantara dikuatkan dengan diresmikannya Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara pada 2017 silam.

Berikut beberapa fakta menarik tentang Kota Barus yang menjadi awal mula penyebaran Islam di Indonesia:

1. Bagian dari Tapanuli Tengah

Kota Barus berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

Barus merupakan kecamatan di kabupaten tersebut, dengan ibu kotanya berada di Kelurahan padang Masiang.

Kecamatan Barus berada di titik koordinat 02° 02’05” - 02° 09’29” Lintang Utara, 98° 17’18” - 98° 23’28” Bujur Timur.

Luas wilayahnya mencapai 21,81 kilometer persegi dan dihuni oleh 18.919 jiwa berdasarkan data tahun 2020.

2. Kota Tertua di Indonesia

Kota Barus termasuk salah satu kota tertua di Indonesia.

Kesimpulan tersebut didapat dari catatan literatur kuno dari Arab, India, Tamil, Yunani, Syria, Armenia, hingga Tiongkok.

Dalam catatan-catatan itu, nama Barus sebagai kota di wilayah nusantara disebutkan.

Bahkan Barus juga tercatat dalam peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, seorang Gubernur Yunani di Alexandria Mesir.

Dalam peta yang dibuat pada abad ke-2 masehi itu disebutkan adanya sebuah bandar niaga bernama Barousai.

Nama Barousai diduga merujuk pada Barus, yang dalam peta itu disebut berada di pesisir barat Sumatera.

Masih dalam peta itu, Barus dikenal dengan wewangian dari kapur barus yang dilah dari kayu kamfer.

3. Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara

Kota Barus diyakini sebagai titik awal atau titik nol peradaban dan persebaran ajaran agama Islam di Nusantara.

Asumsi tersebut tidak lepas dari posisi Barus sebagai kota pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang mancanegara pada zaman dahulu.

Diketahui, saluran utama penyebaran Islam di Nusantara adalah melalui perdagangan.

Para pedagang muslim dari Timur Tengah, India, hingga Persia banyak yang singgah ke Nusantara.

Mereka yang singgah itu juga tidak sedikit yang melakukan misi dakwah dan menjalin pernikahan dengan warga lokal.

Posisi Barus sebagai titik nol persebaran Islam diperkuat dengan komoditas utama kota ini yaitu kapur barus dan kemenyan.

Kedua komoditas itu membuat Barus menjadi salah satu tujuan perdagangan para pedagang asing.

Kompleks Makam Mahligai ini berada di Desa Aek Dakka, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Salah satu nisan dalam kompleks makam ini berangka tahun 48 Hijriyah atau 661 Masehi.

Dalam Kompleks Makam Mahligai terdapat beberapa makam ulama, seperti Syekh Rukuddin, Syekh Zainal Abidin Ilyah Syamsudin, Imam Khatib Muddah, dan sebagainya.

Selain Makam Mahligai, di Kecamatan Barus juga terdapat kompleks makam tua lain yang dikenal dengan Kompleks Makam Papan Tinggi.

Kompleks Makam Papan Tinggi berada di Desa Panaggahan, Barus Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah.

5. Kota Multietnis

Meski ditetapkan sebagai titik nol peradaban Islam di Nusantara, namun Barus tetap merupakan daerah yang plural.

Di Kota Barus terdapat banyak etnis, mulai dari Batak Toba, Angkola, Mandailing, Melayu, hingga Minangkabau.

Kondisi yang beragam secara etnis ini membuat Barus memiliki kebudayaan campuran yang menjadi identitas masyarakat di pesisir Tapanuli Tengah.

Percampuran budaya dapat dilihat dari bahasa yang digunakan masyarakat, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Batak, Melayu, hingga Bahasa Minang.

Secara agama pun di Barus juga beragam. Data tahun 2021, pemeluk Islam di Barus mencapai 73,03 pesen.

Selain itu juga ada pemeluk agama Kristen 26,02 persen yang terdiri dari Protestan 15,84 persen dan Katolik 10,18 persen.

Di Barus juga ada pemeluk kepercayaan Parmalim (0,95%), hingga agama Hindu (0,01%).

6. Wisata di Barus

Kota Barus memiliki sejumlah obyek wisata yang menarik untuk dieksplorasi.

Salah satunya pantai. Di Barus ada beberapa pantai, seperti Pantai Indah Sibintang dan Pantai Kualo Barangbang.

Selain pantai, masyarakat juga bisa mengunjungi Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara.

Tugu ini berada di Pasar Batu Gerigis, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Jika tertarik berwisata religi, maka ada dua kompleks makam tua di Barus yang bisa dikunjungi.

Keduanya Kompleks Makam Mahligai dan Kompleks Makam Papan Tinggi.

Sumber:
UNY.ac.od
IAINBengkulu.ac.id
Kemdikbud.go.id

https://medan.kompas.com/read/2022/03/09/174212578/6-fakta-barus-salah-satu-kota-tertua-di-indonesia-titik-nol-penyebaran-islam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke