Salin Artikel

Sidak Produsen dan Distributor, Satgas Pangan Medan Temukan Ribuan Liter Minyak Goreng Kemasan Belum Didistribusikan

MEDAN, KOMPAS.com - Satgas Pangan Kota Medan, Sumatera Utara melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke produsen dan distributor minyak goreng di sejumlah titik pada Kamis (17/3/2022) terkait dengan kelangkaan minyak goreng kemasan di pasar.

Tim menemukan masih adanya ribuan liter minyak goreng yang belum didistribusikan dengan alasan masih menunggu permintaan dari sales.

Adapun sebanyak 400 kotak atau 4.800 liter minyak goreng belum didistribusikan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan, Amelia Lubis kepada wartawan ketika ditemui di gudang Everbright di Desa Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, mengatakan, sejak pagi hari pihaknya sudah bergerak ke PT Musim Mas selaku produsen, kemudian ke gudang PT Wahana selaku distributor yang lokasinya berada di satu tempat.

Di gudang itu, pihaknya mendapatkan angka atau jumlah yang didistrubusikan.

"Salah satunya ke PT API, gudangnya di sini, gudang Everbright, ini juga belum tuntas didistribusikan ke mana. Kami sudah dapat data. Sehingga kalau ini sampai lah ke pasar tradisional, kita cari di mana yang diduga menimbun itu. Karena dari Musim Mas menyatakan produksinya bervariasi. Ada data lah," katanya.

Kemudian ditelusuri, dari PT Wahana sebanyak 30 ribu kotak, didistribusikan salah satunya ke PT API.

"Dari PT Wahana 30 ribu, ada menyerahkan lagi ke PT API, ternyata di sini ada 600 kotak (yakni) 7.200 liter. Ada PT lain. Jadi akan kita urai yang 30 ribu itu. Tadi saya katakan, ini barang kan sudah sampai tanggal 14 Maret kemarin ke gudang ini, baru habis 200, masih sisa 400 kotak. Jadi begitu banyak yang berminat, yang butuh, kenapa di sini masih ada, menurut mereka, sales mereka belum melapor siapa saja yang akan diberikan," katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah I Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Sumatera Utara, Ridho Pamungkas mengatakan, dalam ke distributor sebelumnya, pihaknya menemukan ada indikasi dari produsen terhambat.

Keterbatasan pasokan, disebabkan keterlambatan di level distributor. Pertama, karena PT Wahana dan Musim Mas berafiliasi.

Namun pihaknya belum mengecek lebih jauh di level produsen.

"Cuman permasalahannya dari informasi yang didapat dari gudang seperti itu. Catatannya, sekarang kan harga sudah dilepas lagi harganya, harga HET (harga eceran tertinggi) sudah dicabut, pembelian kemarin masih di pembelian harga lama, masih HET. Kita masih akan pastikan apakah dijualnya dengan harga HET atau dengan harga yang kompetitif, harga pasar," katanya.

Terkait dengan HET, kata Ridho, untuk minyak curah masih dibatasi atau masih diatur.

Pihaknya pun mewaspadai apakah ada penyelewengan karena disparitas harga minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan.

Menurutnya, bisa jadi minyak goreng curah yang harusnya untuk rumah tangga masyarakat bawah dan UMKM dilepas ke industri dengan harga HET.

"Kita juga mewaspadai distributor juga, jangan sampai distributor dapat minyak goreng curah, kemudian dikemas, dijual dengan harga kemasan. Itu juga akan berdampak kelangkaan minyak curah untuk masyarakat," katanya.

Menunggu permintaan sales

Sementara itu, Kepala Pembukuan PT Everbright, Andrian Simanjuntak mengatakan, pihaknya sebagai distributor mengaku tidak ada kesulitan, terkait temuan bahwa masih ada 400 (4.800 liter) kotak minyak goreng di gudangnya yang belum didistribusikan ke masyarakat.

"Tidak ada (kesulitan). Cuma kita ingin distribusi merata, kita enggak mau jual cepat (tapi) orang tak dapatkan minyak. Yang mau jual cepat kita ada, tapi kita mau distribusinya merata, kelontong dapat, grosiran dapat, supermarket dapat," katanya.

Dia memastikan, pihaknya akan menjual barang sesuai harga lama. Adapun minyak goreng yang didistribusikannya hanya merek M&M.

Setiap satu kotaknya berisi 12 bungkus minyak goreng dengan ukuran 1 liter.

"Kita dapat harga lama, kita akan jual harga lama. Kita tidak akan ambil momentum. Ini (stok 400 kotak) kan akan habis sebentar lagi. Kita lagi nunggu pre-order (PO) dari sales," kata Andrian.

Diberitakan sebelumnya, minyak goreng kemasan di pasar tradisional di Medan sejak 2 minggu terakhir langka.

Sejumlah pedagang yang memesan, masih harus menunggu karena pasokan dari distributor belum juga datang.

Saat ini, pedagang hanya menjual minyak goreng curah yang harganya cenderung mengalami kenaikan, dari Rp 13.500 per liter hingga Rp 16.500 per liter.

https://medan.kompas.com/read/2022/03/18/073616978/sidak-produsen-dan-distributor-satgas-pangan-medan-temukan-ribuan-liter-minyak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke