Salin Artikel

Fakarich, Sosok "Guru" Indra Kenz Kini Ditahan di Rutan Bareskrim, Terima Aliran Uang Rp 1,9 Miliar

Ia ditetapkan sebagai tersangka pada Senin (4/4/2022) setelah menjadi pemeriksaan.

Fakarich adalah tersangka ketiga dalam kasus Binomo.

Sebelumnya polisi menetapkan influencer Indra Kesuma alias Inda Kenz dan Development Manager Platform Binomo Brian Edgar Nababan sebagai tersangka.

Brian ditangkap di salah satu vila di Bali pada Jumat (1/4/2022).

Fakarich sempat dilaporkan oleh SA, warga Kota Medan dan JLT, warga Kabupaten Simalungun ke Polda Sumatera Utara pada Selasa (22/3/2022) sore.

Selain Fakarich, SA dan JLT melaporkan tiga orang lainnya yakni BS, RP dan EL.

Mereka melaporkan Fakarich karena rugi ratusan juta rupiah dari aplikasi Binomo yang mereka ikuti.

SA dan JLT tergabung dalam satu grup bersama Fakarich dengan anggota sekitar 400 orang.

Kedua korban ini, awalnya melihat konten di YouTube dan Instagram kemudian masuk ke link, dan diiming-imingi laba besar.

"(Kerugian) hampir setengah miliar (rupiah). Korban SA sekitar Rp 300 juta, JL Rp 80 juta," kata Kuasa hukum kedua korban, Dongan Nauli Siagian.

Sementara itu SA mengaku ikuti Binomo sejak tahun 2000 dan berhenti pada Februari 2022.

Ia mengikuti kursi kelas trading milik Fakarich dan membeli buku yang disebut ditulis oleh Fakarich.

Buku berukuran besar bertuliskan AKADEMI TRADING dengan gambar seorang pria berkacamata dengan jas berwarna merah maroon. Di bagian bawah buku itu, tertulis nama Fakarich.

Buku itu dibelinya saat mulai ikut kelas trading dan bermain Binomo. Menurutnya buku itu enjelaskan cara melihat dan menentukan kapan open posisi serta mengajarkan ilmu trading.

Bukannya untung, SA mengaku rugi Rp 300 juta. Selain itu ia harus kehilangan bayi yang dikandung istrinta karena sang istri sakit setelah tahu suaminya memiliki banyak utang.

Pada tahun 2019, Indra kursus trading secara privat ke Fakarich dengan membayar biaya Rp 500.000.

Tak hanya itu. Fakarich adalah kerabat bisnis di perusahaan bernama PT Disotiv Citra Digital. Di perusahaan itu, Indra menjabat sebagai direktur.

Fakarich juga pernah menerima aliran dana sebesar 1,9 miliar dari Indra Kenz. Namun polisi masih mendalami alasan Fakarich menerima dana tersebut.

Pihak kepolisian juga berencana menyita uang Rp 1,9 miliar dari Fakarich.

Buka kursus online dengan biaya Rp 5 juta

Sementara itu Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan mengatakan Fakarich juga menjadi salah satu mitra dari platform Binomo.

Ia rekrut langsung oleh Brian Edgar Nababan, Development Manager Binomo. Perekrutan dilakukan melalui email pada awal tahun 2019.

Fakarich sendiri memiliki kelas kursus trading berbayar untuk melatih orang lain dengan biaya Rp 5 juta per orang.

Kursus berbayar itu melalui website fakartading.com yang berada di bawah PT Fakar Edukasi Pratama.

Selain itu, Fakarich juga pernah membuat dan mengunggah video materi pembelajaran trading Binomo di kanal YouTube miliknya.

Fakarich kini mendekam di Rumah Tahanan Bareskrim Polri sejak 5 April 2022 hingga 20 hari ke depan.

Ia dikenakan pasal berlapis dan terancam kurungan maksimal 20 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar.

Fakarich disangka dengan Pasal 45A ayat (1) Jo Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Subsider Pasal 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Fakarich juga dijerat Pasal 378 KUHP, tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp 10 miliar.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro, Rahel Narda Chaterine | Editor : Sabrina Asril, I Kadek Wira Aditya)

https://medan.kompas.com/read/2022/04/06/151500278/fakarich-sosok-guru-indra-kenz-kini-ditahan-di-rutan-bareskrim-terima-aliran

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com