Salin Artikel

Bertemu Edy Rahmayadi, Ganjar: Tak Sopan Kalau Tak Kunjungi Tuan Rumah

MEDAN, KOMPAS.com - Saat berbuka puasa dengan Wali Kota Medan Bobby Nasution di Rumah Makan Bintang di Jalan Taruma Medan pada Kamis (7/4/2022) malam, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menceritakan pengalamannya mengunjungi Istana Maimun.

Ganjar mengagumi keaslian arsitektur istana yang dibangun pada 26 Agustus 1888 dan diresmikan pada 18 Mei 1891 yang masih terjaga.

Dia mendapat informasi kalau istana yang didirikan Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, keturunan kesembilan Kesultanan Deli tersebut, akan direvitalisasi.

Ganjar mendukungnya, harapannya agar bangunan seluas 2.772 meter persegi dengan 30 ruangan ini lestari supaya menjadi sarana masyarakat dan wisatawan mengenal sejarah Kota Medan.

"Keren ini, masih kokoh... Saya dengar akan direvitalisasi Pak Bobby, bagus sekali, harus didukung," kata Ganjar.

Bobby menjawab dengan senyuman dan berterima kasih atas dukungannya. 

Istana Maimun

Istana Maimun menghadap ke timur. Bangun terdiri dari dua lantai dengan tiga bagian utama yaitu bangunan induk, sayap kiri dan kanan.

Bagian depan sekitar 100 meter berdiri Masjid Al-Maksum yang dikenal sebagai Masjid Raya Medan.

Istana Maimun merupakan salah satu istana terindah di Indonesia. Mungkin disebabkan arsitekturnya yang unik, perpaduan budaya Melayu bergaya Islam, Spanyol, India dan Itali.

Di istana ini pula, pada awal Oktober 2018, Presiden Joko Widodo yang tak lain mertua Bobby Nasution, menerima gelar bangsawan dari Kesultanan Deli, Tuanku Seri Indra Utama Junjungan Negeri.

Pemberi gelar adalah Sultan Deli Tuanku Sultan Mahmud Arya Lamantjiji Perkasa Alam. Pin kesultanan dan keris disematkan lalu Surat Ceri dan Cap Kesultanan ditandatangani. Sahlah Jokowi menjadi kerabat baru kesultanan tua ini. 

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi bergelar Datuk Laksamana Nara Diraja dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah menyalami dan memercikkan tepung tawar, bentuk sukacita dan bahagia kepada Jokowi. Pemberian gelar adat tersebut disaksikan ribuan masyarakat yang memenuhi halaman istana. 

"Itu gelar bangsawan tertinggi di Kesultanan Deli. Pertimbangan kami menganugerahkan gelar tersebut setelah menyaksikan kerasnya upaya Bapak Presiden menjalankan program pemerintahan, membangun negara dan menyejahterakan kehidupan rakyat di tengah gejolak politik dan ekonomi yang melanda dunia saat ini,” kata Arya.

Pertimbangan lain adalah besarnya perhatian Jokowi terhadap kelangsungan hidup kesultanan dan kerajaan yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Hal ini dibuktikan dengan pertemuan rutin dengan para sultan, raja dan masyarakat adat untuk mengidentifikasi dan mencari solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi. 

 

Kunjungi tuan rumah

Ganjar diinformasikan sudah berada di Kota Medan sejak Kamis siang untuk menghadiri berbagai kegiatan.

Pada Jumat (8/4/2022), dia menemui Edy Rahmayadi di kantornya.

Mereka berdiskusi dan menghasilkan kerja sama ke depan, di antaranya ketersedian pangan untuk kedua provinsi.

Salah satunya minyak goreng karena Sumut merupakan provinsi penyumbang minyak goreng di Indonesia.

"Saya berada di sini, enggak sopan kalau tidak mengunjungi tuan rumah. Tadi pagi saya langsung kontak Pak Edy dan kita ketemuan di sini. Macam-macamlah yang kita diskusikan tadi. Beliau menceritakan program-programnya dan saya juga menyampaikan program-program pembangunan di Jawa Tengah," katanya.

Sementara Edy, dia bilang ke Ganjar kalau 36 persen masyarakatnya merupakan keturunan Jawa yang nyaman tinggal di Sumut.

Katanya, kelebihan provinsi dengan 33 kabupaten dan kota ini adalah multi etnik dan agama yang rukun.

"Penduduk Jawa Tengah dua kali lipat dari penduduk Sumut, inilah nanti yang bisa kita kerja samakan," ucap Edy.

Sorenya, Ganjar hadir menyapa pelaku usaha di NGOPI - Ngobrol Produktif: Memulihkan Bisnis UMKM pasca-Pandemik. 

Dia menjadi narasumber atas nama Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama).

Acara ini digelar Kagama Sumut bersama Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (Kafegama) Sumut dan Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Sumut.

"Saya tidak bisa lama-lama, jam lima mau melantik Kagama Sumut. Ayo, siapa yang mau bertanya," kata Ganjar ramah.

https://medan.kompas.com/read/2022/04/08/201232978/bertemu-edy-rahmayadi-ganjar-tak-sopan-kalau-tak-kunjungi-tuan-rumah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com