Salin Artikel

Bobby Nasution: Saya Minta Pokoknya, Sebelum Lebaran Kita Habisin Premanisme

MEDAN, KOMPAS.com - Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan, parkir elektronik adalah salah satu cara mengajak masyarakat untuk transparan bertransaksi.

Menurut dia, transaksi terang-terangan yang bisa dilihat dan rasakan langsung masyarakat ada dua jenis yaitu konvensional dan digital.

Dia mengapresiasi petugas parkir elektronik di lapangan yang mau belajar cepat menggunakan digitalisasi dalam pembayaran.  

"Bagaimana petugas parkir kita belajar cepat, entah dipaksa pihak perusahaan, atau kaya mana, pakai ancaman juga, tapi Alhamdulillah sampai hari ini berjalan baik," kata Bobby di halaman kantor Dinas Perhubungan Kota Medan, belum lama ini.

Walaupun di beberapa titik, memang ada kendala. Tapi bukan dari petugas parkir atau masalah internal Pemkot Medan ataupun dari para mitra. 

Kendala yang dimaksud Bobby adalah lokasi e-parking yang dikuasai kelompok-kelompok atau individual-individual yang arahnya ke praktik premanisme.

Pemerintah Kota Medan, sambung dia, berupaya menghilangkan premanisme dari wajah Kota Medan.

Dia meminta TNI dan Polri bekerja sama memberi tindakan tegas kepada para pelaku, oknum atau kelompok.

"Kalau bisa setegas-tengasnya! Pak Polisi, ini keluhan bukan dari Pemkot Medan. Ini bukan hanya masalah PAD, tapi masalah kenyamanan dan keresahan masyarakat," ucap dia.

Bobby menambahkan, setahu dirinya, tugas polisi adalah mengayomi dan melayani. Untuk itu ia minta tolong polisi untuk menindak tegas hal-hal yang membuat tidak nyaman masyarakat. 

"Saya tadi mohon sekali Pak Kapolrestabes Medan hadir, tapi tidak juga. Saya juga telpon Pak Kapolda biar bisa menghadirkan teman-teman Polres di sini, kenapa? karena tingkat kriminalitas mulai naik. Mau Lebaran, korban semakin banyak, sampaikan ke Pak Kapolres," ucapnya kepada Kapolsek Sunggal Kompol Chandra Yudha Pranata yang duduk di depan podiumnya.

Apalagi sekarang ini, mudik sudah dibolehkan dengan syarat booster dan vaksin. Tingkat pengguna jasa angkutan umum akan meningkat.

Bobby lalu meminta Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Iswar supaya menjaga semua terminal.

Kalau diperlukan, TNI siap menurunkan personel untuk membantu pengamanan, tinggal menunggu kesediaan dari Polrestabes Medan. 

"Kalau bisa di terminal, jangan ada lagi preman-preman. Target kita, sebelum Lebaran tidak ada lagi preman-preman. Kalau mau dilakukan pengawasan bersama, ayok... biar premannya hilang dulu. Saya tanya camat, saya tanya kadis, katanya susah sekali menghilangkan preman di terminal, saya rasa tidak susah kalau ada tindakan tegas," imbuh Bobby.

Pemerintah Kota Medan terus berupaya memberantas tindakan-tindakan premanisme di terminal dengan berbagai program seperti menggelar acara dan kegiatan internal Dinas Perhubungan di terminal.

Melakukan pembayaran retribusi dan segala macam transaksi dengan digitalisasi supaya tidak ada lagi celah preman atau calo menjalankan aksinya. 

"Saya minta pokoknya, sebelum Lebaran ini, kita habisin dulu premanisme. Kalau bisa sama-sama kita di situ, saya minta tidak ada lagi gangguan untuk mengguna layanan angkutan umum," tutur dia. 

Bobby mengungkapkan, tahun ini merupakan mudik pertama setelah dua tahun dilarang. Jadi, harus dilayani dengan baik.

Jangan karena sudah dua tahun tidak ada mudik, dianggap biasa saja. Nanti bisa jadi, bahayanya bukan di pandemi tapi kriminalitas.

"Kalau kira-kira nanti Pak Kapolres gak mau, sampaikan, nanti biar saya bilang ke Pak Kapolda. Karena Kota Medan ibu kota provinsi, Alhamdulillah, Pak Kapolda juga tinggal di sini. Jadi kalau belum ada respons, tolong disampaikan saja ketidakberkenanannya, nanti kita bisa minta bantuan pasukan dari Polda," ucapnya gusar.

Bobby juga mengucapkan selamat kepada para juru parkir yang mendapatkan hadiah. Mudah-mudahan hadiah tersebut menjadi penyemangat. 

Buat para mitra, ia kembali mengingatkan terkait BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan. Jangan sampai ketika petugas menghadapi masalah, tidak ada tanggungan apapun buat dirinya ataupun keluarganya.

"Sama-sama kita urus dan menjadi atensi yang sangat berat," kata Bobby.

Kepala Dinas Perhubungan (Diskub) Medan, Iswar, lewat laporannya menyebut e-parking sudah berjalan enam bulan. Meski masih banyak kekurangan di sana-sini, berkat kolaborasi semua pihak tetap solid dan terwujud.

Ada 65 titik e-parking yang dikelola tujuh mitra. Dia menilai, Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdongkrak dua kali lipat dari setoran parkir ini. 

"Namun yang paling penting sebenarnya, terjadi perubahan peradaban di masyarakat Kota Medan yang selama ini selalu melakukan pembayaran konvensional menjadi lebih maju dengan menggunakan e-money," pungkasnya. 

https://medan.kompas.com/read/2022/04/23/153947978/bobby-nasution-saya-minta-pokoknya-sebelum-lebaran-kita-habisin-premanisme

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com