Salin Artikel

Ibu Saksikan Anaknya Tewas Ditikam Tetangga di Simalungun Sumut

SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Polisi meringkus Jasman Sinaga (44), terduga pelaku pembunuhan terhadap Jondriaman Simarmata (41). Korban Jondriaman tewas ditikam Jasman lantaran sakit hati.

Peristiwa itu terjadi di halaman rumah ibu korban, Antauli Girsang (74) di Dusun Marubun Pane, Nagori Urung Pane Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun, Sumut, pada Jumat (22/4/2022) malam sekitar pukul 23.10 WIB

Kapolres Simalungun, AKBP Nicolas Dedy Arifianto mengatakan, pihaknya menerima informasi tersebut dari pemerintah desa setempat.

Awalnya Antauli yang sedang tidur mendengar suara pertengkaran. Setelah bangun, dia melihat anaknya sedang cekcok dengan pelaku di halaman rumahnya.

Saat itu, Antauli mendatangi keduanya dan mencoba melerai keduanya.

"Saat saksi (Antauli Girsang) mencoba melerai, tiba-tiba sebuah pukulan mengenai pelipis sebelah kanan saksi," kata AKBP Nicholas dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (24/4/2022).

Ibu korban kemudian beranjak ke dalam rumah, tetapi tak lama kemudian melihat anaknya sudah tergeletak bersimbah darah di pintu ruma.

Sontak Antauli berteriak dan minta tolong hingga warga setempat keluar dari rumah.

"Ibu korban menangis menjerit mengatakan, 'sudah meninggal Anakku si Jondriaman Simarmata'," kata Nicolas

Warga setempat yang datang ke lokasi kejadian langsung memberitahukan kejadian itu ke Kepala Dusun setempat dan diteruskan ke anggota kepolisian Polsek Purba Polres Simalungun.

Penangkapan pelaku

Tiba di lokasi, polisi menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia, lalu bergegas mencari keberadaan pelaku.

Dibantu oleh warga, pelaku Jasman Sinaga berhasil diamankan saat berada di dalam rumahnya.

"Didapati pelaku sedang berada di rumah dan pada saat diwawancara pelaku mengakui perbuatannya telah menusuk korban menggunakan senjata tajam jenis belati," ungkap Nicolas.

Pelaku Jasman dan barang bukti diamankan ke Polsek Purba.

Ia mengatakan, adapun motif pembunuhan terhadap korban dipicu sakit hati.

"Diduga pelaku sakit hati akibat korban bicara kasar terhadap pelaku," kata Nicolas.

Kasus ini ditangani kepolisian dengan Laporan Polisi No. Pol. : LP/B/06/IV/2022/SPKT/SEK-PURBA/RES. SIMALUNGUN/POLDA SUMUT.

Pelaku dijerat tindak pidana penganiayaan hingga menyebabkan kematian Pasal 351 ayat (3) KUHP dan Pasal 338 KUHP.

Pihaknya telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memasang police line di lokasi kejadian. Polisi juga membawa jenazah korban ke RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar untuk dilakukan autopsi oleh Tim Forensik.

Sementara itu informasi dihimpun dari forensik, korban tewas akibat luka tusuk tembus di bagian dada.

https://medan.kompas.com/read/2022/04/25/085954078/ibu-saksikan-anaknya-tewas-ditikam-tetangga-di-simalungun-sumut

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com