Salin Artikel

Elpiji Nonsubsidi Diduga Oplosan Beredar di Wilayah Simalungun Sumut

SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Elpiji nonsubsidi diduga hasil oplosan beredar di wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Komisi II DPRD Simalungun meminta pihak Pertamina segera menindak agen elpiji yang diduga melakukan praktik pengoplosan tersebut.

Permintaan itu merupakan salah satu poin rekomendasi Komisi II, setelah melakukan rapat dengar pendapat (RDP) di ruang Komisi II DPRD, Selasa (26/3/2022).

Saat rapat, Sales Branch Manager Rayon III Medan Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, Ahmad Fernando diminta memeriksa empat buah tabung elpiji.

Dari stiker seal cup hologram yang dicek melalui situs web Pertamina, ditemukan informasi Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) tersebut dari wilayah Pulau Jawa.

Ketua Komisi II DPRD Simalungun Maraden Sinaga mengatakan, hal itu merupakan salah satu temuan yang menjadi catatan bagi pihak Pertamina.

Kata dia, elpiji yang beredar itu seharusnya berasal dari zonasi yang ditetapkan, yaitu wilayah asal agen di Sumatera Utara.

"Dari contoh (tabung elpiji) yang dibawa tadi ada dugaan, ada bukti permulaan. Jadi kita membuat rekomendasi agar pihak Pertamina memberikan sanksi kepada agen-agen yang bermain dengan pasokan gas di tengah masyarakat," kata Maraden ditemui usai rapat.

Fransiskus Silalahi dari Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi (LITPK) mengatakan, elpiji ukuran 5,5 Kg dan 12 Kg itu dibeli dari salah satu agen elpiji nonsubsidi yang berlokasi di Kota Pematangsiantar.

Pihaknya menemukan kejanggalan saat salah satu agen menjual harga elpiji lebih murah dibanding harga yang dijual dari agen lain.

Setelah melakukan penelusuran, pihaknya menduga ada praktik pengoplosan elpiji subsidi ke tabung elpiji nonsubsidi di wilayah Kawasan Industri Medan II, Mabar, Kabupaten Deli Serdang yang dilakukan oleh salah satu agen di Pematangsiantar.

Ia menjelaskan, praktik pengoplosan dilakukan dengan cara memindahkan isi tabung elpiji subsidi 3 Kg ke tabung 5,5 Kg, 12 Kg dan 50 Kg, lalu dijual kepada konsumen dengan harga murah.

"Selain itu kami menemukan tabung elpiji tanpa mencantumkan nama SPPBE kemudian keterangan QR Code invalid atau produk tidak ditemukan," ujar Fransiskus.

KBO Satreskrim Polres Simalungun Iptu Lumban Sirait menyampaikan, pihaknya menyarankan agar temuan dugaan pengoplosan elpiji di wilayah Kabupaten Simalungun dilaporkan melalui Pengaduan Masyarakat atau Dumas.

Setelah adanya Dumas pihaknya akan melakukan penyelidikan dengan bukti bukti pelaporan.

"Di situ nanti kami akan melakukan penyelidikan dan gelar perkara dan melihat peristiwa pidananya. Kami juga memeriksa saksi-saksi termasuk ke Pertamina," kata Lumban saat rapat.


Penjelasan Pertamina

Sales Branch Manager Rayon III Medan Pertamina MOR I Ahmad Fernando mengatakan pihaknya telah membentuk tim investigasi dari Pertamina.

Ia menjelaskan, salah satu cara untuk membuktikan pengoplosan elpiji dapat dilihat dari seal cup hologram dan dicek di website resmi Pertamina.

Menurut Fernando, adanya temuan seal cup hologram elpiji yang berasal dari SPPBE wilayah Pulau Jawa itu merupakan seal cup stok lama.

Begitupun, kata dia, itu bukan oplosan namun produk resmi Pertamina.

Dari hasil investigasi, lanjut Fernando, pihaknya sejauh ini belum menemukan harga jual elpiji di bawah harga eceran normal.

Namun ditemukan selisih harga penjualan antar agen elpiji.

"Yang kita temukan di lapangan masih produk Pertamina. Artinya selama (investigasi) dua bulan ini kita belum menemukan penjual produk non Pertamina (pengoplosan). Yang kita temukan selama ini masih produk Pertamina," katanya.

Kendati demikian, pihaknya masih melakukan investigasi sampai ditemukan dugaan praktik pengoplosan, seperti yang dibeberkan oleh LITPK.

"Kalau ada temuan pengoplosan kami akan memberikan sanksi sesuai dengan kontrak Pertamina dengan agen," kata Ahmad.

https://medan.kompas.com/read/2022/04/27/024318978/elpiji-nonsubsidi-diduga-oplosan-beredar-di-wilayah-simalungun-sumut

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com