Salin Artikel

Siswa SD di Binjai Meninggal di Pelukan Sang Ibu, Diduga Dianiaya 6 Teman Sekolahnya

Terkait kematian sang putra, Santi Citra Dewi (37), ibu kandung korban menagih keadilan di Polres Binjai pada kamis (9/6/2022).

Sambil menggendong anak keduanya, Santi meluapkan kesedihannya saat menceritakan kronologi kematian anak pertamanya.

Di hari kejadian, MIA terlihat murung dan diam sepulang dari sekolah. Bahkan ia menolak saat diajak makan oleh sang ibu.

MIA beralasan tak enak badan. Santi pun bergegas membeli obat ke apotek. Namun kondisi MIA terus menurun.

Ia muntah-muntah dan tetap menolak makan. Sang ayah, Adi Syhaputra kemudian meninggalkan pekerjaannya dan mengajak anaknya ke rumah sakit.

Namun MIA menolak permintaan orangtuanya.

"Saya belikan dia obat. Karena muntah-muntah," ucapnya sambil menangis.

Lantaran tidak makan apapun setelah dua hari, kondisi korban mulai semakin parah.

"Saya tanyakan kenapa muntah-muntah terus. Dia bilang tidak apa-apa. Saya suap makanan, tapi kondisi tidak berdaya. Dia tetap tidak mau dibawa ke bidan," jelasnya.

Kondisinya semakin parah, mulut korban tidak bisa dibuka untuk makan.

Di jelang akhir hidup, korban sempat menangis dan menatap ayat suci Al-Quran yang terbingkai di dinding rumah.

Hingga akhirnya Ikhasan meninggal dunia di pelukan sang ibu pada Selasa, 24 Mei 2022.

"Kami peluk dan sambil bertanya kenapa kau Ikshan, kenapa gak mau bicara, sakit apa ? Setelah kami peluk dia meninggal," ungkapnya.

"Begitu dimandikan punggungnya ada memar, dada memar merah kebiruan. Kuping juga terlihat biru," ungkapnya.

Santi dan keluarga belum menaruh curiga bahwa korban mengalami kekerasan fisik.

Namun, tak berapa lama, setelah dikebumikan, kawan sekelas Ikhsan datang membeli dagangan Santi.

Di saat itu, kawan sekelas korban bercerita kepada Santi jika korban sempat dipukuli oleh enam murid laki-laki sekelasnya.

"Kawannya bilang, mau bicara tapi takut sama yang pukuli anak saya. Tapi saya tanya terus. Dan ternyata, anak saya dipukuli oleh enam orang kawannya di sekolah," jelas Santi.

Mendengar pernyataan dari teman sekolah korban, Santi dan Adi langsung mendatangi sekolah.

Di sana mereka bertemu dengan Kepala Sekolah SD 023971. Namun, kepala sekolah tidak mengetahui adanya penganiayaan di sekolah.

Namun, ia yakin anaknya meninggal karena dianiaya teman sekolahnya.

Mengaku diancam kepala sekolah

Pada pertemuan dengan kepala sekolah, Santi mengaku mendapatkan ancaman. Kepala Sekolah yang meminta Santi dan keluarga tidak menceritakan kejadian ini ke orang lain.

"Kami bertanya kepada pihak sekolah kenapa tidak ada pengawasan di sekolah ini. Kata kepala sekolah, jangan kemana-mana dulu. Besok orang tua akan panggil," kata Santi.

Setelah bertemu dengan para orang tua murid yang diduga menganiaya anaknya, Kepala Sekolah berjanji akan mencari kebenaran terkait dengan peristiwa tersebut.

Namun setelah itu Kepala Sekolah malah balik mengancamnya. Lantaran, pihak sekolah seakan mendiamkan kasus ini, agar selesai begitu saja.

"Setelah itu kepala sekolah dan orang tua murid yang diduga memukuli anaknya bilang bahwa tidak mungkin anaknya memukuli Ikshan. Sontak kepala sekolah bilang, kalau gak senang lapor aja ke polisi. Kalau tidak benar ini, Kepala Sekolah akan melaporkan saya ke Polisi juga," ungkapnya.

Merasa tidak puas dengan sikap ini, Santi dan suaminya Adi Syahputra (40), melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Kota Binjai.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul MENYEDIHKAN, Kisah Murid SD di Binjai Meninggal di Pelukan Orangtua, Dianiaya Teman Sekolah

https://medan.kompas.com/read/2022/06/10/115700778/siswa-sd-di-binjai-meninggal-di-pelukan-sang-ibu-diduga-dianiaya-6-teman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke