Salin Artikel

Tari Tortor: Gerakan, Pola Lantai, Properti, Iringan, dan Maknanya

KOMPAS.com - Tari Tortor adalah tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Utara.

Keberadaan Tari Tortor menjadi bagian penting bagi budaya dan adat dari suku Batak.

Dilansir dari laman Kemendikbud, sejarah Tari Tortor diperkirakan telah ada sejak zaman batak purba yang digunakan dalam upacara persembahan bagi roh leluhur.

Tortor pada awalnya bukanlah sebuah tarian namun pelengkap gondang (uning-uningan) berdasarkan kepada falsafah adat itu sendiri.

Di dalam upacara-upacara adat di Mandailing dimana uning-uningan dibunyikan (margondang), selalu dilengkapi dengan acara manortor.

Pada awalnya manortor merupakan hal yang sakral dan hanya diadakan pada acara-acara adat margondang saja.

Saat pengaruh agama Kristen masuk di wilayah ini, Tari Tortor berubah menjadi sebuah kesenian yang menjadi bagian dari kebudayaan Batak.

Dalam perkembanganya, manortor juga sudah dilakukan pada acara-acara hiburan dengan gerak yang dimodifikasi sedemikian rupa agar lebih menarik dan mengarah menjadi bentuk tarian.

Gerak Tari Tortor

Gerakan Tari Tortor sangatlah sederhana sehingga mudah dipelajari oleh semua kalangan.

Tak heran jika kemudian banyak orang yang pertama kali mencobanya akan langsung bisa menguasai gerakannya.

Gerakan Tari Tortor terbatas pada gerakan telapak tangan yang melambai naik turun secara bersamaan dan gerak hentak kaki yang mengikuti iringan musik magondangi.

Dilansir dari Kompas.com, berikut adalah macam-macam gerakan Tari Tortor:

  1. Pangurdot, yaitu gerakan Tari Tortor yang menggunakan seluruh anggota badan.
  2. Pangeal, yaitu gerakan yang melibatkan bagian pinggang hingga kepala, namun berat tubuh bertumpu pada telapak kaki.
  3. Pandenggal, yaitu gerakan gemulai anggota tubuh secara keseluruhan.
  4. Siangkupna, yaitu gerakan yang difokuskan pada bagian leher, dan diselaraskan dengan gondang dan urdot.
  5. Hapunann, yaitu ekspresi yang ditampilkan oleh penari Tortor, dan mewakili suasana dalam pementasan.

Sebagai catatan, seorang penari Tortor tidak diperkenankan mengangkat kedua tangannya melebihi bahu.

Apabila aturan tersebut dilanggar maka diyakini penari tersebut akan memperoleh kesialan.

Pola Lantai Tari Tortor

Karena tarian ini memiliki gerak yang sederhana, maka Tari Tortor memiliki dua pola lantai yaitu lurus sejajar dan melingkar.

Perubahan pola lantai yang dilakukan dalam Tari Tortor menyesuaikan dengan ketukan irama dan tempo yang dimainkan.

Properti Tari Tortor

Properti utama dalam Tari Tortor adalah busana yaitu mengenakan kain ulos yang merupakan tenunan khas Batak.

Sementara properti patung digunakan sesuai maksud dari tujuan pertunjukan Tari Tortor.

Jika Tari Tor To ditampilkan dalam ritual keagamaan maka patung bau menjadi properti wajib.

Penggunaan properti berupa patung yang dibuat dari batu merupakan ciri khas utama dari pertunjukan tari Tortor pada masa silam.

Keunikan dari patung batu pada Tari Tortor adalah dapat bergerak dan menari seiring bunyi tetabuhan musik setelah dimasuki oleh roh nenek moyang.

Sedangkan jika Tortor dimaknai sebagai sarana hiburan, maka penari bisa melakukannya tanpa menggunakan properti apapun.

Iringan Tari Tortor

Pertunjukannya Tari Tortor tidak menggunakan iringan tabuhan alat musik tradisional Sumatera Utara yang disebut Magondangi.

Magondangi terdiri dari beberapa jenis alat musik, yaitu gondang, tagading, terompet khas Batak, seruling, sarune kalee, hesek, odap, gordang, ogung, doal, oloan, dan panggora.

Keunikan Tari Tortor terletak pada penggunaan gondang yang jumlah ada sembilan, sehingga juga dikenal sebagai gondang sembilan.

Makna Tari Tortor

Meski sama- sama memiliki makna sebagai sarana penyampaian batin baik kepada roh-roh leluhur maupun kepada orang yang dihormati, Tari Tortor dibedakan berdasarkan peruntukannya.

Jenis Tari Tortor dibagi ke dalam 3 peruntukan, yaitu Tortor Pangurason (dilaksanakan pada acara pesta besar), Tortor Sipitu Cawan (dilaksanakan pada saat acara pengangkatan raja), dan Tortor tunggal panaluan (ritual yang digelar ketika suatu desa sedang dilanda musiba oleh para dukun sebagai upaya untuk mendapatkan petunjuk).

Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id/
jadesta.kemenparekraf.go.id
www.tribunnewswiki.com
medan.kompas.com

https://medan.kompas.com/read/2022/08/24/192655578/tari-tortor-gerakan-pola-lantai-properti-iringan-dan-maknanya

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com