Salin Artikel

Detik-detik Warga Keracunan Gas Proyek Geotermal PT SMGP, Bau Busuk Menyengat Buat Warga Panik dan Berlarian

MANDAILING NATAL, KOMPAS.com - Jumlah warga yang menjadi korban dan dilarikan ke rumah sakit akibat mencium bau busuk dari lokasi Proyek Geothermal PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), bertambah menjadi sembilan orang.

"Jumlah total warga kita yang menjadi korban dan mendapat perawatan di rumah sakit sebanyak 9 orang, semuanya warga Desa Sibanggor Julu. Dari sebelumnya 8 orang, bertambah 1 orang pada esok paginya," ungkap Kepala Desa Sibanggor Julu Awaluddin Nasution, saat dihubungi lewat sambungan ponsel, Senin (19/9/2022).

Awaluddin mengatakan, satu orang warga tersebut bernama Rahimah (55).

Pada saat kejadian, Jumat (16/9/2022) malam, Rahimah sudah mengeluh merasakan sakit dan sesak di bagian dadanya. Namun, karena kondisi kendaraan yang tidak cukup untuk membawanya, keesokan hari barulah dibawa ke rumah sakit di Panyabungan, Mandailing Natal.

"Malam memang sudah terasa sesak dan sakit di dadanya, namun karena kondisi kendaraan yang tidak ada, esok pagi lah baru kami bawa ke rumah sakit," ujar Awal.

Awal menyampaikan, terkait kondisi warga tersebut, sebagian sudah ada yang kembali ke rumah dan sebagian masih dirawat di rumah sakit.

"Sebagian sudah pulang, ada 3 atau 4 orang yang sudah pulang. Dan sebagian masih dirawat," katanya.

Awal menyebut, hingga saat ini, pihaknya belum melakukan pertemuan dengan warga dan juga perusahaan untuk membahas terkait kejadian itu.

"Kalau untuk warga yang menjadi korban informasinya sudah ada dikunjungi pihak perusahaan di rumah sakit. Namun, untuk membahas soal kejadian, belum ada dilakukan pertemuan, baik dengan warga maupun perusahaan," ujarnya.

Warga panik dan berkumpul di lapangan desa

Kepala Desa Sibanggor Julu Awaluddin Nasution menceritakan, saat kejadian, Jumat (16/9/2022), sekitar pukul 19.30 WIB, situasi di desa sudah riuh.

Warga panik dan berlarian, kemudian berkumpul di lapangan desa.

"Kondisinya warga panik, apalagi setelah mencium adanya bau busuk menyengat, bukan seperti biasanya bau belerang. Dan saya juga merasakan bau itu," ujar Awal.

Melihat kondisi itu, Awal berusaha menenangkan warga dan kemudian mendatangi lokasi Wellpad T (Wellpad Tanggo) bersama warga lainnya.

"Rupanya saat itu, mereka sedang melakukan kegiatan logging (memasukkan pipa ke dalam sumur. Dan setelah kami sampaikan, ada kejadian itu, barulah kegiatan itu dihentikan. Dan bau busuk itu mulai berkurang," ungkap Awal.

Awal menjelaskan, pihaknya tidak ada diberi pemberitahuan soal kegiatan di Wellpad tersebut. Biasanya, setiap kali melakukan kegiatan logging atau welltest, pihak perusahaan selalu memberi tahu dan kemudian diumumkan kepada masyarakat.

"Yang ada pemberitahuan kegiatan logging itu, hanya pada 14 September. Dan entah kenapa, ada kegiatan pada 16 September, dan itu tidak diberitahu kepada kami," ucapnya.

Awal menyebut, kejadian pada malam itu, tidak sampai memicu aksi anarkis warga.

"Alhamdulillah kondusif, dan warga bisa kita jaga agar tidak melakukan aksi anarkis seperti kejadian-kejadian sebelumnya," ujarnya.

Awal mengungkapkan, peristiwa itu bukan kali pertama terjadi. Dari yang merenggut korban jiwa, hingga menyebabkan puluhan warga harus dilarikan dan dirawat di rumah sakit, akibat dugaan gas beracun yang keluar dari lokasi Proyek Geothermal PT SMGP.

"Kalau dihitung, sudah ada 5 kali kejadian yang sama terjadi. Dari yang memakan korban jiwa, 5 orang meninggal, hingga puluhan warga mual, pingsan dan muntah-muntah, sesak dan dirawat di rumah sakit. Dan untuk kejadian kali ini adalah kejadian ke lima." Pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Polisi Resor Mandailing Natal AKBP HM Reza Chairul menjelaskan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kejadian berulang ini. Dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, dilakukan pengamanan dan penggalangan di sekitar lokasi kejadian.

"Hasil monitoring di lokasi Wellpad Tanggo PT SMGP, dalam keadaan aman dan kondusif. Namun warga Desa Sibanggor Julu masih berjaga-jaga di sekitar TKP (Tempat Kejadian Perkara)," ujar Reza lewat pesan singkat, Sabtu (17/9/2022).

Perusahaan bantah ada gas beracun

PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) menyebut, tidak ada hidrogen sulfida (H2S) atau gas beracun yang ditemukan di lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Pernyataan ini merespons adanya kejadian delapan warga muntah dan pingsan hingga dirawat di rumah sakit karena mencium bau busuk diduga dari lokasi proyek itu.

"PT SMGP juga memastikan bahwa kondisi pengukuran dari alat pendeteksi gas (fixed gas detector) menunjukkan tidak ada H2S atau nol, serta tidak ada satu pun alarm H2S yang aktif," ungkap Head of Corporate Communications PT SMGP, Yani Siskartika, melalui pesan singkat, Sabtu (17/9/2022).

https://medan.kompas.com/read/2022/09/20/073010678/detik-detik-warga-keracunan-gas-proyek-geotermal-pt-smgp-bau-busuk-menyengat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke