Salin Artikel

Warga Medan Butuh 22 Ton Cabai Setiap Hari, Bobby Nasution Beli dari Petani Dairi

MEDAN, KOMPAS.com - Demi kendalikan inflasi, Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Kabupaten Dairi melakukan Kerja sama Antar Daerah (KAD) untuk menyediakan bahan kebutuhan pokok, terutama cabai.

Cabai merupakan salah satu komoditi penyumbang inflasi tertinggi di Medan. Sementara Dairi merupakan daerah penghasil cabai terbesar di Sumut.

Hal ini terungkap dalam pertemuan Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, di Balai Kota Medan.

Bobby yang didampingi Sekretaris Daerah Kota Medan Wiriya Alrahman mengatakan, KAD dilakukan untuk menindaklanjuti instruksi Presiden agar pemerintah daerah menekan angka inflasi di bawah 5 persen.

“Kami coba menindaklanjuti instruksi Bapak Presiden mengendalikan inflasi di bidang pangan. Bekerja sama dengan daerah penghasil komoditi pangan di Sumut, salah satunya Kabupaten Dairi,” kata Bobby, dikutip dari rilis, Rabu (19/10/2022).

Bobby mengatakan, ketika para kepala daerah diundang Presiden beberapa waktu lalu terkait pengendalian inflasi, dirinya bersama bupati Dairi berdiskusi bagaimana mengendalikan inflasi secara langsung yang bisa dilakukan kedua belah pihak.

“Pak Bupati memberi kita lahan seluas 300 hektar untuk ditanami cabai oleh petani Dairi, off taker warga Medan. Kita menunjuk PUD Pasar Kota Medan yang melakukan PKS dengan Koperasi Aur Dairi Botanikal,” katanya.

"Telah dilakukan rapat teknis, jika pertemuan hari ini final, langsung dilanjukan dengan eksekusi di lapangan."

Dalam penjelasan Pemkab Dairi terkait skema Perjanjian Kerja Sama (PKS), dipaparkan pula terkait pembukaan lahan, penanaman, pembudidayaan sampai kepastian off taker. Point utama pertemuan adalah menjaga inflasi dengan memastikan harga yang ada di pasar tidak memberatkan masyarakat.

“Sesuai penjelasan Pak Sekda, kebutuhan cabai warga Medan sebanyak 22 ton per hari. Jika Pemkab Dairi bisa memenuhi minimal 45-50 persen dari kebutuhan itu, maka tidak ada lagi fluktuatif harga. Kalau cabai lagi banjir, Pemkot Medan tetap membeli cabai dari petani Dairi," ucap Bobby.

“Cabai akan kami simpan di cold storage. Jika terjadi kenaikan harga, baru kita keluarkan untuk mengendalikan harga. Kunci utamanya pasokan cabai dari Dairi tetap terjaga. Jadi, kami minta kepastian para petani untuk menjual cabai kepada Pemko Medan,” sambungnya memastikan.

Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu mengaku bangga diberi kepercayaan Pemkot Medan mengendalikan inflasi. Pihaknya menyiapkan lahan untuk memproduksi holtikultura seluas 300 hektar dan sudah diterbitkan SK Bupati-nya. Lahan berada di lokasi strategis, hanya dua jam dari Bandara Silangit, tidak hanya ditanami cabai. Juga bawang merah, kubis dan kentang.

Lahan dikelilingi sungai sehingga sumber air sangat mendukung. Ada gudang penampungan sementara untuk menyimpan hasil panen. Rencana produksi disiapkan sampai 2025.

"Sudah ditanami para petani yang merupakan anggota koperasi. Saya percaya, apa yang kita lakukan ini akan menginspirasi daerah lain," kata Eddy.

Eleanor Sembiring dari Koperasi Aur Dairi Botanikal menyatakan siap memenuhi 22 ton cabai yang dibutuhkan warga Kota Medan. Dia mengatakan, 22 ton cabai merupakan hasil panen dari 2 hektar lahan.

Petani cemas

Pengamat ekonomi Gunawan Benjamin mengatakan, harga cabai merah bulan ini masih menunjukkan tren pelemahan. Harga cabai merah saat ini di Kota Medan Rp 29.800 per kilogram, turun sekitar 22 persen dibanding akhir pekan kemarin yang sempat Rp38.200 per kilogram.

Untuk keseluruhan harga di wilayah Sumut, mengacu ke Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), cabai merah turun sekitar 21 persen.

Cabai rawit juga mengalami penurunan dari Rp 32.600 menjadi Rp 29.900 per kilogram. Di wilayah Sumut, harga cabai rawit mengalami penurunan sekitar 4,6 persen.

"Secara keseluruhan, harga cabai baik itu cabai merah dan cabai rawit akan memberikan sumbangan deflasi di bulan ini. Harga akan menyentuh titik terendahnya di bulan ini, harga yang sudah di bawah Rp 30.000 membuat petani cemas," kata Gunawan.

Berdasarkan perhitungannya, harga cabai merah yang bertahan di bawah Rp 30.000 bisa membuat harga di tingkat petani Rp 18.000 sampai Rp 22.000 per kilogram.

"Petani bisa tidak mendapat untung. Untuk menjaga agar harga tetap memberi keuntungan, harga ditingkat konsumen harus berada di atas Rp 27.000," ucapnya.

Petani bisa melakukan beberapa hal, salah satunya mengatur hasil panen dengan menggandeng pedagang besar. Dalam konteks ini, pedagang besar yang memberi arahan berapa pasokan yang bisa dipenuhi per hari agar harga tidak terlalu jatuh.

"Saya melihat harga cabai akan menemui titik terendahnya di bulan ini. Jangan sampai harga itu merugikan petani nantinya," katanya lagi.

https://medan.kompas.com/read/2022/10/20/083733778/warga-medan-butuh-22-ton-cabai-setiap-hari-bobby-nasution-beli-dari-petani

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke