Salin Artikel

8 Polisi Sekap Perawat dan Keroyok Petugas Keamanan RS di Medan, Pelaku Mabuk dan Tak Terima Disebut Satpam

Akibat pengeroyokan tersebut, seorang petugas keamanan terluka. Tak hanya melakukan pengeroyokan, para pelaku juga menyekap seorang perawat.

Belakangan diketahui pelaku pengeroyokan adalah delapan anggota polisi yang baru lulus dan berpangkat Bripda.

Salah satu anggota polisi yang menjadi dalang pengeroyokan ini bernama Bripda Tito.

Bripda Tito merupakan sosok yang pertama memancing keributan dengan petugas keamanan di RS Bandung.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengungkapkan motif Bripda Tito melakukan pengeroyokan.

Ia menjelaskan jika Bripda Tito tak terima disebut satpam oleh petugas keamanan RS Bandung.

Hal inilah yang membuat Bripda Tito mengajak teman seangkatannya untuk memberi pelajaran ke petugas keamanan RS Bandung.

Ajakan Bripda Tito ini dilakukan melalui pesan grup WhatsApp.

"Hasil pemeriksaan yang dilakukan, keterangan yang diberikan itu ada bahasa atau kata-kata dari seseorang sekuriti atau perawat rumah sakit itu bahwa 'Samanya kita sekuriti, samalah kita sekuriti'," ujar dia.

Bripda Tito mabuk

Kasus ini berawal saat Tito diajak pacarnya, DH untuk mabuk di salah satu tempat hiburan malam di Jalan Abdullah Lubis, Medan pada Minggu (6/11/2022) dini hari.

Tito pun pergi dengan DH tanpa seizin Dit Samapta Polda Sumut diantar rekannya bernama AP.

Selain Tito dan DH, ada dua perempuan lain yang ikut yakni AJT dan IT. Keduanya berusia 20 tahun dan AJT diketahui sebagai perawat.

Setelah mabuk berat mereka berempat pergi ke Hotel OYO di Jalan Gajah Mada Medan.

Mereka memesan dua kamar. Satu kamar untuk Bripda Tito dan pacarnya, sementara satu kamar lainnya untuk AJT dan IT.

Dengan alasan kondisi AJT dan IT yang mabuk berat, Bripda Tito mengunci kamar mereka.

AJT yang merasa disekap bersama IT kemudian menghubungi rekannya yang bernama Brema yang merupakan petugas keamanan di RS Bandung.

Brema pun bergegeas ke hotel ditemani rekannya yang bernama Wanda Winata. Mereka berdua pun berusaha membuka pintu kamar AJT dan IT.

Hal tersebut memicu keributan antara petugas keamanan RS Bandung dan Bripda Tito hingga berlanjut ke RS.

Bripda Tito yang baru saja lulus sebagai polisi menghubungi teman-temannya satu leting.

Mereka kemudian melakukan penyerangan ke RS Bandung, hingga petugas keamanan bernama Wanda Winata terluka parah akibat dipukuli.

Saat penyerangan terjadi, seorang polisi bernama Bripda Ikhsan Siregar sempat memamerkan baju dinasnya.

Dari sinilah terungkap identitas masing-masing pelaku sebagai anggota kepolisian.

Peyerangan terjadi dua gelombang

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan penyerangan terjadi dalam dua gelombang.

Pertama, sekitar pukul 05.00 WIB, Bripda Tito bersama rekannya mendatangi RS Bandung. Namun, saat itu, mereka hanya melihat Wanda, yang sebelumnya ribut dengan Bripda Tito.

Mereka kemudian melakukan pengeroyokan terhadap Wanda hingga babak belur.

Selanjutnya, gerombolan Bripda Tito kembali mendatangi RS Bandung. Namun, saat itu, aksinya dapat dilerai oleh warga.

"Setelah dilerai oleh warga mereka pulang," jelasnya.

Terkait tindakan yang dilakukan anggotanya, Hadi meminta maaf.

"Kami menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa itu kepada ketidaknyamanan yang dilakukan oleh beberapa oknum anggota polri," kata Hadi.

Hadi menjelaskan para anggota polisi yang terlibat itu hingga saat ini masih diperiksa.

Polda Sumut mengakui bahwa Bripda Tito kabur dari barak atau asrama tanpa izin. Bahkan dia kabur untuk mabuk-mabukan.

Polda Sumut janji akan menindak tegas baik etik maupun pidana.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : Gloria Setyvani Putri), Tribunnews.com

https://medan.kompas.com/read/2022/11/09/060600478/8-polisi-sekap-perawat-dan-keroyok-petugas-keamanan-rs-di-medan-pelaku-mabuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke