Salin Artikel

Mengenal Gunung Sinabung, Gunung Api Aktif di Dataran Tinggi Karo

KOMPAS.com - Gunung Sinabung adalah sebuah gunung api aktif yang berada di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Puncak Gunung Sinabung berada di ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak berada di Dataran Tinggi Karo yang sama-sama menjadi gunung api aktif di provinsi Sumatera Utara.

Gunung Sinabung adalah gunung api strato berbentuk kerucut dan termasuk dalam Tipe-A, yaitu kelompok gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600 Masehi.

Sejarah Letusan Gunung Sinabung

Dilansir dari laman Badan Geologi, semula Gunung Sinabung merupakan gunung api dengan Tipe-B, yaitu yang pernah meletus, tetapi sesudah tahun 1600 Masehi belum lagi mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.

Sejarah aktivitas Gunung Sinabung khususnya yang berupa letusan memang tidak banyak diketahui dan tidak terdapat dalam catatan sejarah dan literatur.

Adapun sebelum tahun 1600 aktivitas terakhir yang ditimbulkan oleh gunungapi ini berupa muntahan batuan piroklastik serta aliran lahar yang mengalir ke arah selatan.

Sementara pada 1912 terlihat aktivitas solfatara di puncak dan lereng atas.

Gunung Sinabung kemudian berubah status menjadi Tipe-A setelah letusan freatik pada tahun 2010.

Sementara dilansir dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gunung Sinabung diketahui pertama kali meletus sekitar tahun 800 M.

Letusan berupa erupsi freatik berikutnya baru terjadi pada 27 Agustus 2010 dengan mengeluarkan asap dan abu vulkanis.

Aktivitas tersebut berlanjut pada 29 Agustus 2010 dini hari, Gunung Sinabung terlihat mengeluarkan lava.

Pada tanggal 7 September 2010 kembali terjadi erupsi dengan suara letusan terdengar sampai jarak 8 kilometer dan debu vulkanis yang tersembur hingga 5.000 meter ke udara.

Pada tanggal 20 November 2013 terjadi letusan, diikuti letusan berikutnya pada 23 November 2013 yang menyebabkan Kota Medan yang berjarak 80 km di sebelah timur terkena hujan abu vulkanik

Saat itu status Gunung Sinabung dinaikkan menjadi awas (level IV) dan ribuan warga di 21 desa dan 2 dusun di lerengnya terpaksa harus mengungsi.

Status ini terus bertahan hingga memasuki tahun 2014 dengan rentetan kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas yang terjadi terus-menerus.

Dilansir dari Pemberitaan Kompas.com pada 10 Agustus 2020, sejak 8 April 2014 tingkat aktivitas Gunung Sinabung diturunkan dari level IV atau awas menjadi level III atau siaga.

Pada 2015, Gunung Sinabung kembali menunjukkan peningkatan aktivitas hingga terjadi letusan yang memakan korban jiwa pada 22 Mei 2016.

Selanjutnya di tahun 2017 terjadi letusan yang menghancurkan kubah lava sebesar 2,3 juta meter kubik dengan hanya menyisakan 23.700 meter kubik saja.

Letusan berikutnya terjadi berturut-turut pada tahun 2018, 2019, 2020, dan 2021.

Tingkat aktivitas atau status Gunung Sinabung baru diturunkan dari siaga (level III) menjadi waspada (level II) pada 20 Mei 2022.

Geologi dan Geomorfologi Gunung Sinabung

Dilansir dari laman Badan Geologi, Gunung Sinabung terbentuk pada tepian barat laut patahan cekungan Toba Tua.

Garis patahan strike slip mengiri sepanjang batas bagian barat Toba, yang bagian atasnya terbentuk Gunung Sinabung menerus ke timur laut hingga Gunung Sibayak merupakan sesar orde kedua.

Struktur sesar normal dijumpai di daerah Danau Kawar yang merupakan sesar orde ketiga.

Sesar tersebut kehilangan tekanan dan mengalami penurunan di bagian Selatan yang merupakan hanging wall-nya dan dicirikan oleh morfologi triangular facet yang menjadi salah satu penciri sesar normal.

Selain struktur sesar, struktur lainnya seperti struktur kelurusan topografi yang pada umumnya menunjukkan orientasi barat daya-timur laut serta struktur kawah juga ditemukan pada bagian puncak gunung api dengan orientasi barat laut-tenggara.

Sementara geomorfologi Gunung Sinabung terbagi menjadi 4 satuan morfologi berdasarkan morfografi dan morfogenesa, yaitu perbukitan sedimen, perbukitan vulkanik, kerucut gunungapi, dan puncak gunungapi.

Daya Tarik Gunung Sinabung

Gunung Sinabung memiliki berbagai daya tarik baik pesona alam maupun potensi sumber daya alam.

Ketika aktivitas Gunung Sinabung turun, banyak pendaki yang sengaja datang untuk menikmati keindahannya.

Di kaki Gunung Sinabung juga terdapat danau Lau Kawar yang tak kalah memesona.

Tak hanya itu, hasil dari endapan letusan sebelumnya membuat tanah di lereng Gunung Sinabung menjadi sangat subur.

Berbagai tanaman buah dan sayuran dapat tumbuh dengan bak dan menjadi komoditas utama dari Kabupaten Karo.

Sumber:
vsi.esdm.go.id  
esdm.go.id  
karokab.go.id  
kompas.com (Penulis: Mela Arnani, Editor: Rizal Setyo Nugroho, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

https://medan.kompas.com/read/2023/01/26/213756978/mengenal-gunung-sinabung-gunung-api-aktif-di-dataran-tinggi-karo

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com