Salin Artikel

Jokowi: Saya Ulangi, Pers Tidak Sedang Baik-baik Saja...

Jokowi hadir mengenakan songket Batubara warna hijau pupus dan disambut tari persembahan khas Melayu.

Duduk mendampinginya Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud MD, Menteri Kominfo Johnny G Plate, Panglima TNI Yudo Margono, Kapolri Listyo Sigit, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Ketua PWI, Atal S Depari, sejumlah kepala daerah, wartawan se-Indonesia, pelajar, dan undangan lainnya.

Jokowi memulai kata sambutannya dengan mengucapkan selamat hari pers kepada seluruh insan pers di Indonesia.

Dia juga berterima kasih kepada pers nasional atas kontribusi kepada bangsa dan negara dalam menyuarakan informasi-informasi pembangunan.

Jokowi juga punya cerita tersendiri tentang pers sejak menjabat Gubernur DKI Jakarta sampai saat dia menjadi Presiden RI.

"Saya ke sana, kemari, kluntang-kluntung. Saya jalan-jalan ke kampung, ke pasar, ke desa, nelayan dengan rekan-rekan wartawan. Terbukti, insan pers telah membuka harapan orang biasa seperti saya bisa menjadi presiden," katanya di sambut riuh tepuk tangan, Kamis.

"Pada peringatan HPN kali ini, saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik-baik saja. Saya ulangi, dunia pers itu tidak baik-baik saja," sambung Jokowi.

Catatan Jokowi

Jokowi mengatakan, dulu, isu utama dunia pers adalah kebebasan, tapi sekarang sudah bergeser.

Pers hari ini mencakup seluruh media informasi, tampilan digital, serta kebebasan bagi setiap orang membuat berita.

Masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing atau dikendalikan oleh algoritma raksasa digital yang hanya mementingkan sisi komersial.

"Mendorong lahirnya konten-konten receh yang sensasional, mengorbankan nilai-nilai jurnalisme. Hal semacam ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat kita. Saat ini, masalah yang dihadapi adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab," ucapnya. 

Di tengah suasana seperti ini, kata Jokowi, media arus utama sangat dibutuhkan untuk menjadi rumah penjernih informasi.

Media mainstream menyajikan informasi yang terverifikasi dan menjalankan peran sebagai communication of hope yang memberi harapan kepada masyarakat.

Peran utama media kini semakin penting untuk mengamplifikasi kebenaran dan menyingkap fakta terutama di tengah keganasan post truth, pasca fakta dan kebenaran.

Jokowi juga berhadap media arus utama mampu menjaga dan mempertahankan misinya untuk mencari kebenaran, searching the truth, dan membangun optimistisme. 

"Saya minta semua pihak, baik lembaga pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, dan lembaga swadaya masyarakat mendukung keberadaan media arus utama," kata Jokowi.

Sebelum turun panggung, Presiden diberi kesempatan mengetik kata "HPN" di mesin ketik yang pernah digunakan jurnalis Pewarta Deli, koran bersejarah di Sumut. 

Adapun puncak HPN dihadiri seribuan orang. Sambutan meriah hadirin diberikan saat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dipanggil untuk menerima pena emas dari PWI. 

Penghargaan juga diberikan kepada tokoh pelopor pers Sumut seperti Dja Endar Moeda, Parada Harahap, Mohammad Said, Tuan Manullang, Ani Idrus, dan Muhammad TWH.

Ketua PWI, Atal S Depari mengapresiasi Pemerintah Provinsi Sumut yang mendukung penyelenggaraan HPN 2023.

Dia bilang, Sumut merupakan bagian penting sejarah pers Indonesia.

Tempat lahirnya pelopor pers Indonesia, media massa legendaris, wartawan pejuang yang menghidupkan perjalanan pers Indonesia.

"Syukur, Provinsi Sumut berkenan menjadi tuan rumah. Pak Gubernur support habis pelaksanaan HPN, memikirkan segala rupa persiapannya sampai tidak nyenyak tidur. Beliau bertekad HPN Sumut harus sukses, kami bangga dengan tekad beliau," kata Atal.

https://medan.kompas.com/read/2023/02/09/174207678/jokowi-saya-ulangi-pers-tidak-sedang-baik-baik-saja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke