Salin Artikel

Sejarah Letusan Gunung Toba yang Dampaknya Tidak Hanya Memunculkan Danau Toba

KOMPAS.com - Masyarakat mengenal Danau Toba di Sumatera Utara sebagai danau terbesar di Asia Tenggara yang masuk jajaran danau-danau terdalam di dunia.

Danau Toba diketahui memiliki kedalaman mencapai 529 meter dengan luas lebih dari 1.130 kilometer persegi.

Karena luasnya, Danau Toba pun menyandang predikat sebagai danau vulkanik terbesar di dunia.

Mengenai bagaimana terbentuknya Danau Toba di Sumatera Utara itu ternyata berkaitan dengan letusan sebuah supervolcano di masa lalu.

Sejarah Letusan Gunung Toba

Asal-usul terbentuknya Danau Toba sesungguhnya adalah bekas sebuah kaldera besar gunung api bernama Gunung Toba.

Kaldera merupakan sebuah kawah vulkanik sebagai akibat adanya proses erupsi yang sangat besar disertai dengan runtuhnya batuan penyangga ke dalam dapur magma di dalam gunung.

Perubahan kaldera Gunung Toba menjadi sebuah danau tak terlepas dari letusan superdahsyat yang terjadi sekitar 74.000 tahun lalu.

Letusan Gunung Toba diperkirakan menjadi letusan terbesar di dunia dalam 28 juta tahun terakhir.

Dikutip dari laman indonesiabaik.id, Danau Toba terbentuk dari tiga letusan besar Gunung Toba.

Letusan pertama terjadi pada 800.000 tahun lalu menghasilkan kaldera di sisi selatan, kemudian letusan kedua pada 500.000 tahun lalu membentuk kaldera di sisi utara.

Baru pada letusan ketiga yang juga menjadi letusan terbesar akhirnya mengubah Gunung Toba menjadi Danau Toba.

Dilansir dari Geomagz Edisi Vol. 2 No. 4 Desember 2012 yang diterbitkan Badan Geologi, penelitian dan pengukuran endapan-endapan vulkanik berupa tuf di sekitar Danau Toba mengungkap fakta bahwa Gunung Toba ternyata telah meletus beberapa kali.

Letusan Gunung Toba paling tua diketahui dari Tuf Dasit Haranggaol 1,2 juta tahun (Chesner dkk. 1991), kemudian terjadi juga letusan pada 840.000 tahun yang lalu (Diehl dkk., 1987), dan 501.000 tahun yang lalu (Chesner dkk.1991).

Adapun letusan terbesar adalah yang terjadi pada 74.000 tahun lalu.

Berdasarkan umur-umur letusannya, Chesner dkk. (1991) memperkirakan daur letusan besar Gunung Toba terjadi setiap 340.000-430.000 tahun sekali.

Gunung api raksasa atau supervolcano yang meletus tersebut kini dalam masa istirahat atau termasuk dalam golongan gunung berapi Tipe B.

Dampak Letusan Gunung Toba

Dampak letusan besar Gunung Toba selain membentuk kaldera yang sangat besar, juga disebut memengaruhi kondisi dunia.

Dikutip dari Kompas.com, letusan Gunung Toba diperkirakan hampir memusnahkan umat manusia karena hanya sedikit orang yang bisa selamat darinya.

Bencana tersebut mengakibatkan populasi manusia mengalami penurunan sangat drastis, di mana diperkirakan hanya 5.000-10.000 orang saja yang mampu bertahan dari letusan itu.

Letusan Gunung Toba juga menyebabkan tsunami besar di berbagai belahan dunia.

Tak sampai di situ, erupsi tersebut membuat atmosfer tertutup hingga enam tahun lamanya disebut membuat suhu udara menjadi dingin.

Bahkan, karena kondisi tersebut, bumi disebut mengalami perubahan iklim yang cukup ekstrem.

Hingga, kini sejarah dan dampak letusan Gunung Toba yang memunculkan Danau Toba masih menjadi bahan penelitian para peneliti.

Sumber:
https://indonesiabaik.id/infografis/yang-bikin-bangga-dari-danau-toba 
https://geologi.esdm.go.id/assets/media/content/content-geomagz-vol-2-no-4-tahun-2012-.pdf 
https://travel.kompas.com/read/2021/08/05/160400727/sejarah-danau-toba-letusan-gunung-api-yang-hampir-musnahkan-manusia?page=all (Penulis : Kistin Septiyani | Editor : Anggara Wikan Prasetya)

https://medan.kompas.com/read/2023/02/11/080200878/sejarah-letusan-gunung-toba-yang-dampaknya-tidak-hanya-memunculkan-danau-toba

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke