Salin Artikel

Perputaran Uang di F1 Powerboat Danau Toba Capai Rp 200 Miliaran

MEDAN, KOMPAS.com – Sejak Danau Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG), pemerintah terus melakukan berbagai upaya mendatangkan wisatawan. Salah satu wisata yang terus digeber adalah sport tourism.

Berbagai event kelas nasional sampai internasional sudah digelar, mulai Toba Audax, Gran Fondo New York (GFNY), Kaldera Toba Marathon Festival dan Danau Toba Rally.

Mulai 24 sampai Minggu (26/2/2023), digelar F1 PowerBoat. Kemudian menyusul Asia Pasific Rally Championship (APRC) pada September 2023.

Lantas bagaimana dampak berbagai event tersebut kepada masyarakat Danau Toba? 

“Uang berputar Rp 200-an miliar lebih di F1 Powerboat. Belum lagi promosi daerah, belum lagi keyakinan orang untuk berinvestasi. Masih banyak lagi hal-hal positif yang akan datang ke Sumut,” ujar Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah, dalam diskusi yang digelar Forum Jurnalis Pariwisata (Forlispar), belum lama ini. 

Dia mengenang bagaimana Sumut pernah menjadi tuan rumah kejuaraan reli pada 1996–1997. Menjadi salah satu lokasi favorit pereli karena medannya yang unik.

Sport Tourism memberi efek ganda terhadap perekonomian. Termasuk F1 Powerboat Danau Toba.  

Dia mengaku, untuk menggeber sport tourism di Danau Toba, pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Butuh kolaborasi lintas sektor.

Bahkan masyarakat menjadi aspek penting untuk membuat nyaman wisatawan, selain pemenuhan fasilitas pendukung.

Untuk WRC 2024, Musa mengaku sudah menyampaikan langsung ke Presiden Joko Widodo dan direspons positif.

“Beliau menanyakan kapan target, saya sampaikan 2024, tahun ini ada APRC. Beliau menanggapi dengan baik dan mengatakan akan laksanakan event ini. Mudah-mudahan WRC di 2024 terlaksana,” tutur Musa.

Direktur Utama BPODT, Jimmy Bernando Panjaitan mengurai sejumlah tantangan, di antaranya konsistensi menjadikan Danau Toba tuan rumah event internasional sehingga dampaknya berkelanjutan.

Pelibatan masyarakat juga menjadi tantangan supaya tidak hanya menjadi penonton saat acara berlangsung.

“Semua harus saling mendukung, bekerja sama menyukseskan. Tantangan yang tidak kalah penting adalah membangun SDM pariwisata agar memberi pelayanan terbaik bagi wisatawan. Pemerintah saat ini tengah getol-getolnya," tutur Jimmy.

Pelibatan masyarakat salah satunya melalui penyediaan kebutuhan penginapan dengan menjadikan rumah warga sebagai homestay.

Berdasarkan data, di Balige terdapat 21 hotel dengan jumlah kamar 564. Hotel di Parapat ada 11 dengan jumlah kamar 774, di Kabupaten Samosir ada empat dengan jumlah kamar 261.

Jumlah pengunjung diprediksi mencapai 20.000 orang, semua hotel tak mampu menampung. BPODT bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengedukasi dan melatih warga yang rumahnya dijadikan homestay.

"Kita mengambil peran mendukung, promosi, bantu penyelenggaraan, side event dan mendorong homestay," ungkap Jimmy.

Pakar ekonomi pariwisata Nurlisa Ginting menambahkan, pemerintah perlu memperbaiki pengaturan harga saat gawean besar berlangsung.

Jangan sampai harga terlalu tinggi, ditetapkan sepihak oleh pelaku pariwisata yang membuat wisatawan kapok.

“Price to consument sering tidak diatur, padahal berdampak ke pariwisata,” kata Nurlisa.

https://medan.kompas.com/read/2023/02/27/065327578/perputaran-uang-di-f1-powerboat-danau-toba-capai-rp-200-miliaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke