Salin Artikel

Museum Negeri Sumatera Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

KOMPAS.com - Museum Negeri Sumatera Utara terletak di Jalan HM Joni Nomor 51, Medan, Sumatera Utara.

Koleksi Museum Negeri Sumatera Utara menyimpan benda-benda peninggalan mulai zaman prasejarah hingga setelah perjuangan.

Keberadaan Museum negeri Sumatera Utara merupakan tempat wisata sekaligus mempelajari perjuangan Indonesia di masa lalu.

Museum Negeri Sumatera Utara

Daya Tarik Museum Negeri Sumatera Utara

Berdasarkan koleksinya, Museum Negeri Sumatera Utara termasuk kategori museum umum yang sebagian besar koleksinya dari daerah Sumatera Utara.

Koleksi Museum Negeri Sumatera Utara berupa benda-benda peninggalan sejarah ada masa prasejarah, klasik pengaruh Hindu-Buddha, Islam, hingga sejarah perjuangan.

Jumlah koleksi museum hingga 2005 sebanyak 6.799 koleksi.

Ada juga koleksi yang berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia dan dari negara lain, seperti Thailand.

Berikut ini adalah koleksi Museum Negeri Sumatera Utara.

  • Masa Prasejarah

Ruang Masa Prasejarah merupakan ruang pertama yang akan dikunjungi oleh pengunjung.

Ruangan tersebut menyimpan sejarah geologi, terbentuknya alam semesta, pergeseran benua, dan Pulau Sumatera.

Kemudian, ruang tersebut juga menampilkan migrasi manusia, sebaran flora dan fauna, serta kehidupan prasejarah.

Koleksi ditampilkan dalam berbagai bentuk, mulai replika hewan khas Sumatera, replikas fosil manusia purba, diorama kehiduapn prasejarah, serta berbagai perkakas prasejarah.

  • Kebudayaan Sumatera Kuno

Pada ruang ini akan ditampilkan jejak peradaban masyarakat Sumatera Utara, mulai masa megalitik tua hingga masa perundagian.

Koleksi ditampilkan dalam bentuk temuan budaya megalit, seperti peti mati dari batu (sarkofagus), benda-benda religi berupa patung batu dan kayu, tongkat perdukunan, maupun tempat obat dari gading.

Koleksi lainnya berupa naskah Batak kuno yang ditulis pada kulit kayu yang disebut Pustaha Laklak.

  • Masa Kerajaan Hindu-Buddha

Persebaran peradaban Hindu dan Buddha di Indonesia seiring dengan berkembangnya perniagaan Asia sekitar abad ke-2 M.

Pada ruangan ini ditampilkan koleksi peninggalan agama Hindu-Buddha yang ditemukan di sekitar Sumatera Utara, di antaranya arkeologi dari situs Percandian Padang Lawas dan situs Kota Cina.

Benda koleksi tersebut antara lain terdiri dari arca batu, pecahan keramik, perunggu, mata uang kuno, dan sebuah replika candi induk dari Candi Bahal I.

  • Masa Kerajaan Islam

Pada ruagan ini menampilkan berbagai artefak peninggalan masa Islam, seperti replika berbagai batu nisan dari makam Islam yang ditemukan di wilayah Barus, Sumatera Utara.

Ada juga nisan peninggalan Islam yang bercorak khas Batak, beberapa Al Quran, dan naskah Islam tua yang ditulis tangan.

  • Kolonialisme di Sumatera Utara

Para pengusaha Eropa, khususnya Jerman, telah datang membuka perkebunan di Sumatera sebelum Hindia Belanda masuk dan memerintah di wilayah Sumatera.

Koleksi kolonial mengantarkan pada masa-masa tersebut, yakni perkebunan yang maju melahirkan Medan, sebagai kota multikultur.

Koleksi yang ditampilkan berupa komoditas perdagangan kolonial, alat-alat dan mata uang perkebunana, foto-foto sejarah, figur kolonial, dan replika kehidupan Kota Medan pada masa lalu.

  • Perjuangan Rakyat Sumatera Utara

Wilayah Sumatera Utara telah muncul benih-benih melawan penjajah jauh sebelum kemerdekaan.

Pada ruangan tersebut menceritakan perjuangan masyarakat Sumatera Utara sebelum 1908 hingga masa revolusi fisik 1945-1949. Termasuk, sejarah perjuangan pers di Sumatera Utara.

Ada lukisan kepahlawanan dan poster propaganda masa perang.

Peletakkan koleksi pertama oleh Presiden Soekarno

Museum Negeri Sumatera Utara dikenal sebagai Gedung Acra.

Hal tersebut karena peletakan koleksi pertama museum yang berupa arkeologis makara dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir Soekarno pada tahun 1954.

Peresmian Museum Negeri Sumatera Utara dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Yoesoef.

Bangunan Museum Negeri Sumatera Utara berdiri di atas lahan seluas 10.468 meter persegi.

Dimana, bangunan tersebut terdiri dari bangunan induk dua lantai untuk ruang pamer tetap, ruang audio-visual/ceramah, ruang pamer temporer, ruang kepala museum, tata usaha, serta ruang seksi bimbingan.

Ruangan lain yang terdapat dalam museum tersebut adalah perpustakaan, ruang komputer, ruang mikro film, serta gudang.

Arsitektur bangunan induk Museum Negeri Sumatera Utara mencerminkan rumah tradisional Sumatera Utara.

Pada bagian atap penuh dengan ornamen dari suku Melayu, Batak Toba, Simalungun, Mandailing, Pakpak, Karo, dan Nias.

Harga Tiket Museum Negeri Sumatera Utara

Harga tiket Museum Negeri Sumatera Utara sangat terjangkau untuk pengunjung. Ada sejumlah kategori tiket sesuai kriteria pengunjung.

  • Umum/SLTA : Rp 3.000
  • Anak/SMP: Rp 1.500
  • Group SMK/SLTA: Rp 1.500
  • Group TK/SD/SMP: Rp 1.000
  • Wisata mancanegara: Rp 10.000

Jam Buka Museum Negeri Sumatera Utara

Museum Negeri Sumatera Utara mulai buka pada pukul 09.00-16.00 WIB setiap Selasa hingga Minggu.

Rute Museum Negeri Sumatera Utara

Jarak tempuh Museum Negeri Sumatera Utara dari pusat Kota Medan sekitar 5,3 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit.

Perjalanan akan melalui Jalan Sei Deli, Jalan Kapten Maulana Lubis, Jalan Imam Bonjol, Jalan KH A Dahlan, Jalan Samanhudi, Jalan Ir H Juanda, Jalan Sisingamangaraja, dan Jalan HM Joni.

Sumber:

www.tribunnewswiki.com, Google Maps, dan asosiasimuseumindonesia.org

https://medan.kompas.com/read/2023/03/11/070000678/museum-negeri-sumatera-utara--daya-tarik-harga-tiket-dan-jam-buka

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com