Salin Artikel

Kronologi Orangtua Santri Aniaya Pengajar Ponpes di Muara Enim, Pelaku Diduga Marah karena Anaknya Dipukul

KOMPAS.com - Video penganiayaan yang dilakukan orangtua santri kepada pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Darussa'adah, Kelurahan Air Lintang, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, viral di media sosial.

Dalam video yang beredar tampak orangtua santri yang marah itu juga membawa senjata tajam.

Buntut kejadian tersebut, pihak Ponpes Darussa'adah telah melaporkan pelaku penganiayaan kepada polisi, pada Sabtu (11/3/2023).

Upayakan perdamaian

Humas Ponpes Darussa'adah, Noviansyah mengatakan, pihaknya telah berupaya menyelesaikan masalah dengan pelaku secara kekeluargaan.

Akan tetapi, dia menambahkan, pihaknya memutuskan melaporkan tindak penganiayaan tersebut setelah pelaku tak kunjung datang meski telah ditunggu selama 1x24 jam sesuai perjanjian kedua belah pihak.

"Pelaporan ini sudah kesepakatan. Pengurus Ponpes Darussa'adah dalam kurun waktu 1x24 jam (sudah menunggu) namun pihak wali santri tidak ada upaya untuk menemui atau datang sesuai janjinya," kata Noviansyah, dikutip dari TribunSumsel.com, Minggu (12/3/2023).

Kronologi kejadian

Noviansyah menjelaskan, kejadian tersebut bermula ketika wali salah satu santri mendatangi Ponpes untuk mencari korban yaitu Ustadz A.

Kedatangan pelaku berinisial AS itu diduga karena kesal usai anaknya dipukul oleh oknum pengajar di Ponpes tersebut.

Usai bertemu korban, pelaku melayangkan pukulan yang diduga dengan menggunakan saham berupa sebilah besi yang menyerupai parang. Pelaku juga merekam peristiwa tersebut dan mengunggah videonya ke media sosial.

Selain itu, seorang perempuan yang diduga istri pelaku juga berteriak-teriak memarahi dan mengejar korban.

"Harapan kami tentu ada solusi terbaik bagi kedua belah pihak, terkait video yang sudah beredar luas, demi keberlangsungan keamanan dan kenyamanan kegiatan belajar dan mengajar di Ponpes Darussa'adah" ujar Noviansyah.

"Kami pun tidak menghalangi upaya hukum yang dilakukan pihak kepolisian, namun tetap mengedepankan kekeluargaan dalam kejadian ini," imbuhnya.

Sementara itu, Kapolres Muara Enim, AKBP Andi Supriadi mengaku telah memerintahkan Kasat Reskrim untuk menyelidiki kasus tersebut.

"Saya sudah perintahkan Kasat Reskrim untuk menyelidiki," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul "VIRAL Orang Tua Santri Aniaya Pengurus Ponpes di Muara Enim, Korban Lapor Polisi, Kronologinya"

https://medan.kompas.com/read/2023/03/12/195855478/kronologi-orangtua-santri-aniaya-pengajar-ponpes-di-muara-enim-pelaku-diduga

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com