Salin Artikel

Cerita Bayi yang Kakinya Melepuh Setelah Ikuti Program Pemeriksaan Stunting

Dia mengeluh sakit di bagian perut usai operasi melahirkan pada Rabu (8/3/2023).

Sakit yang dirasakannya semakin menyakitkan saat mengetahui kaki bayi mungilnya melepuh, seperti habis terbakar.

Suaminya, Ibnu Sajaya Hutabarat (25) lewat pesan singkatnya kepada Kompas.com, menceritakan duka yang mereka rasakan.

Katanya, beberapa jam setelah lahir, seorang perawat mendatanginya.

Menawarinya untuk mengikutkan bayinya sebagai peserta program Kementerian Kesehatan berupa skrining hipotiroid kongenital untuk mencegah stunting dan keterbelakangan mental anak.

"Katanya program pemerintah. Aku diajukan form persetujuan atau menolak," kata Ibnu, Kamis (16/3/2023) malam.

Tawaran tersebut ditolaknya halus, warga Jalan Pelajar, Kota Medan, ini meminta waktu untuk membicarakannya dulu dengan keluarga.

Besoknya, Kamis (9/3/2023) sore, Ibnu dipanggil ke ruangan bayi dan kembali ditawari program stunting kemarin dan dijamin tidak berisiko.

"Karena dijamin tidak berisiko, cuma mengambil sampel darah untuk menge-cek gula darah golongan darah dengan menusuk jarum ke tumit bayi, ku tanda tanganilah form itu," ungkap Ibnu.

Pengambilan sampel darah dilakukan pada Jumat (10/3/2023) sore.

Kata perawat, program biasanya dilakukan setelah dua hari atau paling lama lima hari setelah lahir.

Sehabis pengambilan sampel darah, anggota Bakomstra Partai Demokrat Sumut ini, melihat kaki anaknya dibalut kain kasa.


Rasa khawatir seketika muncul. Ibnu takut, bayinya yang lahir dalam kondisi sehat dan sempurna, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Terjawab risaunya, telapak kaki anaknya merah membara, ada bekas luka dan kulitnya terkelupas.

Pikirannya langsung gara-gara mengikuti program stunting yang ditawarkan rumah sakit.

"Panik aku, telapak kakinya merah darah. Ku tanya perawat, jawabannya tak memuaskan. Anak ku gelisah, macam kesakitan. Baru beberapa hari lahir, awalnya cantik, kok sekarang jadi begini," ucapnya.

Hasil rembug keluarga, diputuskan melaporkan kejadian ke Polda Sumut. Didampingi pengacara Siti Junaida Hasibuan, laporan Ibnu diterima dengan bukti laporan Nomor: STTLP/B/319/III/2023/SPKT/Polda Sumut, tertanggal 14 Maret 2023.

Siti mengatakan, kasus yang menimpa kliennya harus menjadi perhatian semua pihak, khususnya pemerintah.

"Saya minta Polda Sumut kerja cepat menindaklanjuti laporan kami. Pemerintah pusat dan daerah harus mengetahui dugaan malpraktik program stunting pemerintah ini," kata Siti.

"Kami enggak lari..."

Direktur RS Mitra Medika Sjahrial R Anas yang dikonfirmasi lewat sambungan telepon membenarkan kasus bayi yang kakinya melepuh usai di-skrining hipotiroid kongenital di rumah sakitnya.

Kata Anas, pemeriksaan itu dianjurkan pemerintah kepada setiap bayi lahir.

Biasanya, diambil darahnya dari kaki yang diletakkan ke kertas. Kertasnya di kirim ke Kementerian Kesehatan, di sana diperiksa.

Faktor tiroid bisa menimbulkan gangguan mental dan pertumbuhan anak.

"Cara melakukannya, kaki anak dikompres air panas supaya terjadi pengembangan pembuluh darah sehingga kalau dicucuk (ditusuk) sedikit saja, darahnya bisa banyak keluar. Bisa tertampung sesuai yang ditentukan kertas darah yang mau dikirim. Waktu dilakukan sama anak itu, tiba-tiba besoknya dilihat kok melepuh kakinya. Kita pun melakukan investigasi, itulah kejadiannya," bebernya.


Orangtua bayi sudah menandatangani surat yang isinya tidak keberatan. Pihak rumah sakit juga sudah menjelaskan kalau kaki bayinya tidak tahan panas sehingga melepuh.

"Kemungkinan bisa saja air yang ditaruhkan terlampau panas suhunya. Itu dari perawat yang kita wawancarai. Terakhir, ayah bayi datang bawa pengacara. Kami akui ini terjadi di rumah sakit kami dan kami akan bertanggung jawab. Bayi akan kami rawat sampai kakinya sembuh. Kami melibatkan dokter-dokter ahli, mereka bilang tidak apa-apa, cuma melepuh dan sebentar lagi baik," kata Anas lagi.

Itikad baik juga ditunjukkan rumah sakit dengan membuat surat pernyataan kalau di kemudian hari terjadi hal-hal di luar yang dikehendaki dengan kaki si bayi, Anas akan bertanggung jawab.

Mereka membelikan popok dan susu, juga merawat ibu bayi di ruang VIP.

"Kami enggak lari, siap mempertanggungjawabkan ini. Anaknya dirawat tiga dokter spesialis. Saat ini kondisinya sehat, hanya kakinya perlu perawatan beberapa hari lagi supaya normal," ujar Anas.

Pihaknya siap menyambut kedatangan pengawas dari Dinas Kesehatan. Anas mengaku heran, kasus ini baru pertama kali terjadi dalam program stunting.

"Baru ini kejadian, kami juga heran. Hal-hal begini gak bisa diprediksi. Kami enggak mau membuat anak menderita, sudah insiden. Kita hadapi ini, kami bertanggungjawab untuk it,." kata Anas mengulang.

https://medan.kompas.com/read/2023/03/17/113102578/cerita-bayi-yang-kakinya-melepuh-setelah-ikuti-program-pemeriksaan-stunting

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke