Salin Artikel

2,5 Bulan Dirawat Padang Lawas Sumut, Harimau Dewi Siundul Mati

Dewi Siundul terindikasi mengalami kadar gula tinggi. 

"Harimau Dewi Siundul tanggal 19 Maret 2023 di BNWS dinyatakan mati setelah sekitar 2,5 bulan dirawat intensif," kata Pelaksana Harian (PLH) Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Utara (BBKSDA Sumut), Elvina Rosinta Dewi, Selasa (21/3/2023). 

Harimau Dewi Siundul merupakan harimau korban konflik dengan manusia di Desa Siundul Julu, Desa Pangariba Jae dan Desa Hutabargot, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padanglawas.

Konflik itu terjadi selama 1 bulan.

"Harimau betina itu direscue pada 16 Desember 2021 di Desa Siundul Juli. Diperkirakan umurnya 14 tahun. Setelah itu, dirawat di BNWS," katanya.

Elvina menambahkan, usia 10-15 tahun untuk harimau yang hidup di alam liar termasuk tua.

Saat dievakuasi, harimau yang memiliki panjang tubuh dari kepala-ekor 234 sentimeter dan tinggi 74 sentimeter itu terluka parah. Di bagian perutnya,  terdapat luka hingga belatung.

"Mengalami malnutrisi sehingga fisik lemah dan kurus," katanya.

Meski demikian, setah dirawat sekitar 6 bulan, BBKSDA Sumut mengusulkan agar Dewi Siundul dilepasliarkan.

Usulan itu sudah disetujui pusat. Namun setelah dilakukan general check up dan analisa disposal untuk persiapan pelepasliaran, Dewi Siundul mengalami penurunan daya survival.

"Dikhawatirkan tidak mampu bertahan hidup di habitat barunya karena tidak mampu berburu sehingga pelepasliaran Dewi Siundul ditunda," katanya.


Dewi Siundul sudah beberapa kali dirawat intensif dan terakhir pada 11 Maret 2023.

Terdapat luka baru pada kakinya yang mengakibatkan melepuh. Padahal luka lama pada perut dan punggung sudah sembuh dan tumbuh rambut di bekas lukanya.

Begitu juga dengan luka pada kaki. Luka baru juta muncul pada ekor, siku, perut dan nafsu makan yang kurang sehingga harus disuapi oleh keeper.

"Jalannya masih sempoyongan dan terdapat indikasi gula darah tinggi. Untuk harimau 21-109, hasil tes darah Dewi Siundul 178," katanya.

Pada 15 Maret 2023, harimau Dewi Siundul sudah mau makan daging tapi tidak dapat berjalan, susah berdiri dan badannya gemetaran.

Selama perawatan, keeper menyemprot iodinedan gusanek untuk luka pada kaki dan ekor sekaligus pengobatan pada punggung.

Keeper memberinya makan daging ayam dan menyulang minumnya. 

"Pada 19 Maret 2023, kondisinya semakin melemah dan akhirnya pukul 16.25 WIB, harimau Dewi Siundul dinyatakan mati. Setelah dinekropsi, bangkainya dikubur di BNWS," katanya. 

https://medan.kompas.com/read/2023/03/21/144837678/25-bulan-dirawat-padang-lawas-sumut-harimau-dewi-siundul-mati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke