Salin Artikel

Posyandu dan Pondok Ceting, Siasat Pemkot Medan Turunkan Angka Stunting

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Medan, Helena Rugun mengatakan berkurangnya angka stunting ini, tidak terlepas dari peran Posyandu.

"Posyandu itu menditeksi, sekalian juga pemantauan tumbuh kembang di situ juga dilakukan penimbangan, kemudian juga dikasih vaksinasi. Jadi terdeteksi kalau ada kekurangan gizi buruk dicegah, jangan sampai stunting. Tapi kalau misalnya anaknya sudah stunting, langsung diatasi," ujar Helena kepada Kompas.com melalui telepon seluler Senin (3/4/2023).

Kata Helena, salah satu inovasi Pemko Medan mengatasi stunting, juga dilakukan dengan menjalankan program Pondok Cegah Stunting (Pondok Ceting).

Program ini, menghimpun swadana masyarakat, puskesmas, kecamatan, kelurahan hingga sektor swasta untuk pemberian makanan bergizi ke anak penderita stunting.

"Jadi biasanya dana yang dikumpulkan, diolah jadi makanan bergizi dimasak, diberikan kepada anak yang menderita stunting. Lalu ibunya diedukasi tentang berperilaku hidup sehat," ujar Helena.

Lanjut, Helana sang anak yang mengalami stunting akan dirawat di sana selama sebulan. Posyandu biasanya sering, dijadikan sebagai Pondok Ceting. Selama di sana makanan dan kesehatan sang anak, akan dikontrol petugas yang berjaga.

"Kita kan punya tim pendamping keluarga, dari Dinkes kita punya kader pembangunan manusia," ujar Helena.

Selain itu, ibu dari anak penderita stunting juga diajarkan bagaimana membuat makanan sehat.

Jika setelah anak dikembalikan ke ibunya tetap mengalami stunting, maka anak itu akan kembali dibawa ke Pondok Ceting.

Dia akan dirawat semaksimal mungkin agar terbebas dari stunting.

Program ini kata Helena, dinilai ampuh mengurangi angka stunting selama tahun 2022. Total kini sudah ada 14 Pondok Ceting yang beroperasi.

"Kalau di tahun 2022 belum semua kelurahan punya, di tahun 2023 ini diharapkan di setiap kelurahan ada," tandasnya.


Program bapak asuh

Selain program Pondok Ceting program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) juga memberikan dampak positif dalam penanganan stunting di Kota Medan. Program ini sudah berjalan mulai November 2022 sampai April 2023.

"Sekarang masih berlangsung, program ini langsung melibatkan Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekda, seluruh pejabat Eselon II dan III, unsur Forkopimda, dan Pelindo,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPAPMPPKB) Medan, Edliaty dalam keterangannya, Senin (3/4).

Jadi dalam sistem kerjanya, para bapak asuh diwajibkan memberikan uang Rp500 perbulan untuk disalurkan ke anak penderita stunting.

Uang tersebut lalu diberikan makanan tambahan kepadaanak penderita stunting, melalui Petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana(PPLKB).

"Bahan makanan tambahan itu kita antar ke rumah anak penderita stunting berupa protein hewani, sayur-sayuran serta beras. Setiapminggu kita salurkan,” ujar Edliaty.

Sementara itu Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan Dinas PPPAPMPPKB Medan, Yurina Rahma Siregar, mengatakan sampai saat ini sudah 12 kali dilakukan penyaluran bantuan terhadap 353 anak penderita stunting.

"Sesuai dengan jadwal program selama enam bulan, penyaluran makananini masih akan berlangsung selama 12 tahap lagi," ujar Yurina.

https://medan.kompas.com/read/2023/04/04/071400378/posyandu-dan-pondok-ceting-siasat-pemkot-medan-turunkan-angka-stunting

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke