Salin Artikel

Dikira Teriakan Kesurupan, Warga Temukan Mahasiswi Medan Bersimbah Darah di Kamar Kos

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (7/4/2023) sekitar pukul 13.00 WIB.

Kejadian tersebut terungkap saat warga sekitar kos mendengar suara teriakan histeris dari kamas kos.

Awalnya warga mengira teriakan tersebut karena ada yang kesurupan. Namun saat dicek, warga menemukan BL dalam kondisi bersimbah darah.

"Awalnya kami kira ada yang kesurupan, jadi kami dipanggil sama cewek-cewek di situ, ke sanalah aku, katanya ada yang berdarah-darah," kata seorang saksi mata, Rahul Pratama dikutip dari Tribun Medan, Jumat (7/4/2023).

Rahul menjelaskan, menurut keterangan penghuni kos lainnya, korban naik ke kamar kosnya yang berada di lantai dua dengan seorang pria.

Namun identitas pria tersebut belum diketahui secara pasti.

"Kami ke sana katanya ada cowok sama dia. Kami naik ke atas cari cowoknya, sudah nggak ada," ujarnya.

Kemudian ada suara teriakan dan saat dicek korban bersimbah darah.

"Kondisinya sudah berdarah-darah, punggungnya sudah koyak, darahnya berserak di tempat tidur," ungkapnya.

Kemudian korban langsung dievakuasi dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Universitas Sumatra Utara (RS USU) untuk mendapatkan penanganan medis.

"Dia duduk di lantai sudah oyong, cuma di punggung koyak nampak daging. Begitu kami turunkan langsung temennya pesankan taksi online, dan dibawa ke rumah sakit," terangnya

Namun nahas, nyawa BL tak bisa diselamatkan. Ia pun dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.

Temukan sebilah pisau

Petugas kepolisian langsung datang tempat kejadian perkara (TKP) di kosan mahasiswi Politeknik Medan tersebut.

Petugas Inafis Polrestabes Medan juga terpantau berada di TKP. Dalam olah TKP tersebut, darah masih tampak berceceran di lantai depan kamar korban.

Di lokasi, petugas menemukan sebilah pisau yang masih berlumuran dengan darah.

Pisau tersebut tampak sudah bengkok dan langsung dimasukkan ke dalam plastik putih yang telah disiapkan oleh petugas.

"BB (Barang bukti)-nya ini," kata seorang petugas sambil memperlihatkan pisau tersebut.

Petugas akan memeriksa sidik jari di pisau tersebut.

Menurut Kanit Reskrim Polsek Sunggal, AKP Suyanto Usman Nasution mengatakan pihaknya masih kesulitan untuk mengungkap pelaku karena tidak ada rekaman CCTV di lokasi kejadian.

"Kita sedang mendalami di seputaran lokasi, CCTV yang ada di seputaran dan keterangan saksi-saksi," ujarnya.

Penghuni kos sebut ada pria yang masuk ke kos

Salsabila, penghuni kos di depan kamar korban mengatakan dia dan para penghuni kos lainnya melihat ada seorang pria tak dikenal masuk ke dalam kosan.

Pada waktu itu, pria tersebut sempat melihat-lihat para penghuni kos yang berada di lantai bawah sebelum dia naik ke atas.

"Tadi ada kawan-kawan yang di kamar bawah lagi buat takjil. Kemudian masuk cowok itu liat-liat orang itu," kata Salsabila kepada Tribun-medan, Jumat (7/4/2023).

"Karena dilihat-lihat terus, orang itu takut, habis itu cowok itu masuk ke lantai atas. Pas Jumatan tadi kejadiannya," sambungnya.

Menurut Salsabila, korban telah tinggal di kosan tersebut kurang lebih sudah satu tahun. Namun ia tak begitu mengenak korban.

"Baru dua semester, tinggal di sini dari awal masuk kuliah dia satu tahun yang lalu. Kawasan ini nggak boleh masuk cowo," sebutnya.

Sementara itu menurut penghuni kos lain, Nurul juga melihat pria tidak dikenal masuk ke dalam kosan mereka.

"Ada pria datang dari depan masuk ke dalam, awalnya ngeliat kakak-kakak yang lagi di depan itu," ungkapnya.

Kemudian setelah dilihat balik oleh para penghuni kos, pria itu tidak berani lihat lagi dan langsung naik ke lantai dua.

Nurul juga melihat pria yang masuk kosan mereka itu membawa sebuah tas.

Setelah itu, tiba-tiba dia mendengar suara jeritan yang membuat seluruh penghuni kos menjadi panik.

"Ada orang lari-lari, minta-minta tolong," ungkap Nurul.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi menangkap pelaku di rumahnya di Gang Landasan, Sarirejo, Kota Medan pada Sabtu (8/4/2023) dini hari,

Pelaku ditangkap tanpa pelawanan dan kini dalam pemeriksaan di Markas Kepolisian Sektor Sunggal.

"Pelaku sudah mengakui perbuatannya. Motifnya dendam," kata Kapolsek Sunggal Kompol Chandra Yudha Pratama, Sabtu.

Chandra menyebutkan, pelaku berinisial MRH (19) merupakan warga Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Ia menyebut pelaku nekat menikam korban karena dendam.

Sepupu korban lalu melaporkan kejadian ini ke polisi.

"Tim lalu melakukan penyelidikan dan mendapatkan informasi terkait pelakunya. Tim langsung menangkapnya di Gang Landasan, Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia," kata Chandra.

Atas perbuatannya, pelaku dikenakan pasal 340 subsider 351 ayat 3 KUHPidana, yakni merampas nyawa orang lain dan atau melakukan penganiayaan yang mengakibatkan kematian.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun Medan

https://medan.kompas.com/read/2023/04/08/190900678/dikira-teriakan-kesurupan-warga-temukan-mahasiswi-medan-bersimbah-darah-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com