Salin Artikel

Selasa Siang, Kondisi Arus Mudik di Bandara Kualanamu Mulai Ramai

Di antara para penumpang adalah pemudik yang sudah bertahun-tahun tidak pulang karena pandemi Covid-19.

Mereka sengaja berangkat lebih awal agar bisa lebih lama bersama keluarganya sekaligus menghindari kemacetan lalu lintas. 

Pantauan di Bandara Kualanamu, Selasa siang, para pemudik umumnya membawa barang bawaan yang cukup banyak.

Bawaan atau oleh-oleh yang dibawa, mulai dari penanak nasi, kompor gas kecil, hingga kue-kue khas Medan.

Keramaian di bandara semakin terasa karena umumnya mereka diantar oleh keluarga.

Begitu juga dengan keluarga yang menjemput, mereka membawa serta orangtua dan anak atau cucunya. 

Tak sedikit di antara mereka yang menangis haru saat melepas keberangkatan atau menyambut kedatangan keluarganya.

Pemandangan seperti itu menurut seorang sopir taksi bandara, Iwan, sudah terjadi sejak Minggu (16/4/2023).

"Minggu sore ke malam banyak penumpang yang datang. Kalau keberangkatan yang ramai itu saat sore hari," katanya. 

Namun, keramaian di bandara tidak seperti tahun lalu.

Dia menduga hal tersebut disebabkan euforia setelah pandemi Covid-19. Sedangkan saat ini masyarakat sedang kembali menata perekonomiannya.

"Tahun lalu mungkin dipicu keinginan terpendam setelah pandemi. Berapa pun biayanya, tetap dikejar. Sekarang ini mulai cooling down lah. Tapi dalam beberapa hari ini pasti terus naik jumlah penumpangnya," katanya. 

Seorang pemudik bernama Heriadi (53) saat ditemui terlihat membawa tiga koper dan satu pemasak nasi elektrik.

Dia bersama dua rekannya, Abdul Riki dan Dedi, baru tiba di Kualanamu, Selasa dini hari dari Aceh menggunakan jalur darat dan akan terbang ke Jakarta pada sore hari.

Setibanya di Jakarta, dia akan menggunakan bus menuju Pangandaran, Jawa Barat. 

"Jadi kalau kita mudik terlalu mepet, takutnya macet di sana. Kalau jauh-jauh hari kan kita bisa jalan lebih enak. Jadi bisa berapa hari santai di rumah baru lebaran," katanya. 

Penumpang lainnya, Munir Siregar, memilih mudik lebih awal ke Jakarta Selatan karena masih sepi dan anak sekolah sudah mulai libur.

Dia mendapatkan harga tiket yang normal karena sudah membelinya sejak dua bulan yang lalu.

Munir pulang bersama istrinya, Nur Saidah, dan empat orang anaknya. 

Dikonfirmasi via WhatsApp, Humas Angkasa Pura Aviasi, Yuliana Balqis mengatakan, jumlah penumpang pesawat di Bandara Internasional Kualanamu, baik yang datang maupun berangkat hingga Minggu (16/4/2023), mencapai 16.965 penumpang dengan 133 penerbangan.

"Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan pada periode yang sama setahun yang lalu, dengan penumpang sebanyak 13.445 orang dalam 125 penerbangan," katanya. 

https://medan.kompas.com/read/2023/04/18/132439578/selasa-siang-kondisi-arus-mudik-di-bandara-kualanamu-mulai-ramai

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com