Salin Artikel

Lima Jam Diperiksa, SH dan Lima Temannya Belum Juga Selesai, Polisi: SH Teman Dekat Ken Admiral

Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Sumaryono pada Jumat malam mengatakan, F alias SH bersama lima laki-laki temannya masih menjalani pemeriksaan.

"Masih pemeriksaan. Belum selesai di Renakta," ujarnya.

Diketahui, F alias SH datang bersama lima laki-laki temannya ke gedung Subdit IV Renakta Polda Sumut. Mereka didampingi kuasa hukumnya, Irwansyah Putra Nasution yang juga kuasa hukum keluarga Ken Admiral.

Kepada wartawan Sumaryono menjelaskan, F alias SH sebelumnya diperiksa di Polrestabes Medan. Pemeriksaan di Polda Sumut adalah pemeriksaan tambahan.

Sumaryono juga membeberkan status atau hubungan antara F alias SH dengan Ken Admiral maupun dengan tersangka Aditya Hasibuan. SH, lanjutnya, merupakan teman dekat dari Ken Admiral.

"Menurut keterangan SH, saudara Ken ini memang menaruh hati kepada SH. Namun saudara Ken ini merupakan lelaki yang protektif. Sedangkan dengan saudara AH (Aditya Hasibuan), itu teman biasa," katanya.

Diberitakan sebelumnya, pukul 16.00 WIB, sorang perempuan muda mengenakan pakaian serba hitam ditemani lima laki-laki seumurannya berjalan ragu-ragu ke arah gedung Subdit IV Renakta Polda Sumut pada Jumat (28/4/2023).

Awalnya mereka hendak ke arah gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) namun sempat memutar balik karena banyak awak media yang mendatanginya.

Perempuan itu juga mengenakan topi dan masker menutupi wajahnya. Tidak satu katapun diucapkan perempuan yang rambutnya dicat warna coklat muda itu. Dia pun berusaha menghindari wartawan.

Salah satu laki-laki yang bersama perempuan itu sempat menjawab "Untuk sementara no comment," ketika ditanya apakah kedatangannya terkait dengan kasus penganiyaan oleh anak AKBP Achiruddin Hasibuan.

Tak lama kemudian, kuasa hukum perempuan berinisial F itu, Irwansyah Putra Nasution yang juga kuasa hukum keluarga Ken Admiral, mengatakan kedatangan mereka terkait dengan penodongan senjata api.

Untuk diketahui, inisial F ini sebelumnya disebut oleh Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Sumaryono berinisial D.

"Beberapa dari mereka hadir dan menyaksikan. F tidak ada di lokasi itu," katanya.

Dijelaskannya, F menyaksikan penganiayaan terhadap Ken Admiral di Jalan Ringroad pada tanggal 21 Desember 2022 pukul 22.00 WIB. Saat itu, F berada di dalam mobil Ken sedang menggendong ponakannya.

"Yang kedua, pemeriksaan dari beberapa teman-teman ini terkait mereka melihat penganiayaan di depan rumah AKBP Achiruddin Hasibuan dan juga penodongan senjata," katanya.

Menurut Irwansyah, yang ditodong senjata bukan hanya Ken Admiral. "Yang ditodongkan itu bukan hanya si Ken, yang ditodong senjata api. Menurut klien kita dan saksi lainya. Tetapi ada yang lain yang ditodongkan, termasuk inisial Y yang ada di dalam mobil dan dipaksa masuk," katanya.

Diketahui, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Kombes Pol Sumaryono saat konferensi pers di Mapolda Sumut pada Selasa (25/4/2023) mengatakan, kasus ini bermula dari chattingan Ken Admiral ke Aditya Hasibuan.

Saat itu Ken menanyakan apa hubungan Aditya Hasibuan dengan teman pelapor atas nama D (F). Dari pembicaraan chattingan tersebut ada yang kurang berkenan sehingga Aditya melakukan pemukulan dan pengrusakan mobil pelapor.

Mengenai peran AKBP Achiruddin Hasibuan saat penganiayaan itu, Sumaryono menjelaskan, pihaknya sudah memeriksa saksi-saksi maupun orang-orang yang ada di sekitar lokasi kejadian. Pihaknya bekerjasama dengan Propam Polda Sumut untuk melakukan pendalaman.

Kasus penganiayaan ini sudah terjadi pada 22 Desember 2022 dan dilaporkan ke Polrestabes Medan. Namun kasus itu ditarik ke Polda Sumut dan baru saat ini ada penetapan tersangka terhadap Aditya Hasibuan.

Menurut Sumaryono, hal tersebut terjadi karena pelapor sedang melanjutkan pendidikannya ke luar negeri dan baru beberapa hari lalu datang ke Medan sehingga baru bisa dilakukan penyidikan terhadap pelapor.

"Hubungan antara pelapor dan terlapor (dulunya) adalah teman," katanya.

Lebih jauh dijelaskan Sumaryono. Pihaknya melakukan penyidikan atas laporan polis 3895/XII/2022 yang dilaporkan pada 22 Desember 2022 dan ditangani Polrestabes Medan. Sejak dilaporkan, telah dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh saksi pelapor maupun terlapor.

"Untuk pelaporan atas nama Ken Admiral yang mana saat ini status pelajar dan belajar di luar negeri yang dilaporkan adalah penganiayaan pada kamis 22 Desember 2022 pukul 02.30 WIB dinihari di Jalan Karya Dalam, Medan Helvetia," katanya.

Dikatakannya, pada Rabu (21/12/2022), sekitar pukul 22.00 WIB di SPBU di Jalan Ringroad, Medan, Aditya Hasibuan menyuruh Ken menghentikan mobilnya. Setelah itu, Aditya memukul korban di bagian pelipis sebanyak 3 kali.

"Kenapa (pemukulan) ini dilakukan, karena berdasarkan chattingan sebelumnya antara pelapor dan pelaku," katanya.

Pada 22 Desember 2022 sekitar pukul 02.30 WIB, pelapor bersama teman-temannya mendatangi rumah Aditya Hasibuan untuk menanyakan kasus pemukulan tersebut, dan juga perusakan mobil Ken Admiral. Menurut Sumaryono, dari hasil pemeriksaan kasus ini sudah cukup untuk dilakukan penyidikan.

"Pada tanggal 27 Februari 2023 dinaikkan proses sidik oleh Polrestabes namun pada 28 Februari perkara ini ditarik ke Polda (karena) ada komplain dan peristiwa ini terhdapat 2 laporan, saling lapor," katanya.

https://medan.kompas.com/read/2023/04/29/091426978/lima-jam-diperiksa-sh-dan-lima-temannya-belum-juga-selesai-polisi-sh-teman

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com