Salin Artikel

Cerita Keluarga Sebelum Asiah Tewas di Bandara Kualanamu: Sempat Minta Cek CCTV Lift

MEDAN, KOMPAS.com - Kematian Asiah Shinta Dewi Hasibuan (43), wanita yang tewas terjatuh di lift Bandara Kualanamu, Deli Serdang, menyisakan duka mendalam bagi keluarganya. Mereka masih tidak menyangka, korban meninggal dengan cara mengenaskan.

Kakak kandung korban, Raja Hasibuan (58) mengatakan, sebelum tewas, Asiah berangkat mengantar keponakannya ke Bandara Kualanamu, Senin (24/4/2023) malam.

"Jadi dia mengantar keponakan kami yang akan pergi ke Malaysia, jadi dia bersama kakaknya yang merupakan mamaknya keponakan ini ke bandara. Sampai di bandara, sekitar jam 19.30 WIB," ujar Raja kepada wartawan di kediamannya, Minggu (30/4/2023).

Di bandara, Asiah menemani keponakannya hingga bording past di lantai 2. Selanjutnya Asiah kembali ke parkiran mobil.

"Begitu adik saya di parkiran, keponakan saya menelpon katanya ada yang disampaikan. 'o iya bentar bu'ci (tante) ke sana' jadi dia pergi sendiri," ujar Raja menirukan ucapan Asiah.

Kata Raja, Asiah naik ke lift sendirian. Di dalam lift Asiah menelpon keponakannya dan mengatakan bahwa dia terjebak di lift.

"Terus nggak ada kontak lagi, jadi yang anehnya itu kan keponakannya menelpon mamanya (kakak korban) dan mengatakan itu bu'ci, kok ngak sampai-sampai, tadi dia bilang terjebak di lift, coba tanyakan ke bagian informasi," kata Raja.

Pihak keluarga kemudian meminta bantuan pada keamanan bandara, untuk mencari Asiah di sekitar lift.

"Mereka ikut membantu mencari tapi kasat mata, hanya sekadar begitu dibuka lift kosong, uda ngak ada lagi. Itu kami sempat minta CCTV (tapi), banyak prosedur atau gimana, itu kan titiknya sudah tahu di lift, jadi ngapain kita kemana-mana, harusnya kan CCTV dibuka saja," ujar Raja.

Menurut Raja, pihak bandara tidak menunjukan rekaman CCTV di lift, justru rekaman CCTV di area lain. 

"Perwakilan keluarga dikasih lihat CCTV tapi tidak di titik lift, yang di arah luar aja saat (Asiah) masuk aja, di lift nggak ada. Kita minta di lift karena persoalan sudah jelas titiknya uda dapat dikatakan bahwasanya terjebak, karena di situ lost kontaknya, berarti di situ posisinya," kata Raja.

Dia juga menyayangkan pernyataan Bandara Kualanamu yang menyebut keluarganya tidak memberi tahu titik lokasi korban hilang saat mengecek CCTV bandara.

"Kita sudah laporkan, kalau adek saya lost kontak di lift, jadi mereka mau gimana lagi. Tolong bilang ke pihak bandara jangan untuk kepentingan mereka, keluarga dikorbankan difitnah, itu nggak baik," tandasnya.

Namun anehnya, menurut Raja setelah korban ditemukan tewas pada Kamis (27/4/2023) malam, baru rekaman CCTV disampaikan ke publik.

"Kan lucu setelah 3 hari baru ditayangkan, kenapa dari awal gak diadakan, itu kan nyawa manusia," ungkapnya.

Raja juga membantah bahwa adiknya membuka paksa lift hingga akhirnya terjatuh. Menurutnya ada sistem keamanan yang salah di dalam lift.

"Kita lihat tayangan seksama dari mana orang buka paksa lift tangannya yang kanan megang handphone dan tangan kiri yang bukan tangan utamanya, bisa buka paksa kan nggak masuk logika," ujarnya.

Selain itu, Asiah juga tidak mengetahui bahwa lift yang digunakannya memiliki pintu akses keluar masuk yang berbeda.

"Kenapa tidak ada pemberitahuan di luar atau dalam atau paling tidak kan sekelas lapangan terbang internasional safety-nya harus perfect ini kenapa nggak ada operator di dalam kemudian upaya pencarian nggak maksimal, maaflah memang tidak maksimal," katanya.

Menurut Raja, kematian korban tidak terlepas dari sistem keamanan bandara yang tidak baik. Karena itu dia meminta polisi mengusut kasus ini.

"Kepada yang berwenang bisa mengusut tuntas kasus ini, supaya terang benderang," tandasnya.

Sebelumnya, Head of Corporate Communication PT Angkasa Pura Aviasi, Dedi Al Subur mengatakan, saat korban jatuh, lift beroperasi dengan baik

"Konstruksi lift sejak awal pembangunan bandara sudah disesuaikan dengan desain konstruksi bangunan terminal Bandara Internasional Kualanamu dan pada saat pencarian (korban) dan pemeriksaan bersama keluarga korban, kondisi lift beroperasi dengan baik dan tidak ada kendala atau masalah," ujar Dedi kepada Kompas.com, melalui telepon seluler Sabtu (30/4/2023) malam.

Kata Dedi, awal mula Asiah terjatuh, lantaran tidak mengetahui mekanisme lift 2 pintu milik bandara, yakni akses masuk dan keluar dari lift berbeda, saat sampai lantai tujuan.

"Hasil rekaman CCTV korban membelakangi pintu akses keluar yang sudah terbuka, kemudian pintu lift tertutup kembali, di mana hal itu tidak diketahui oleh korban, karena posisi korban membelakangi pintu akses keluar lift," ujar Dedi.

Setelah pintu keluar tertutup, Asiah berusaha keluar dari pintu lift yang berada di hadapannya, dengan cara memencet tombol pintu dan juga memaksa membuka kedua sisi pintu lift.

"Ketika pintu lift terbuka, korban melangkah dan langsung terjatuh dan masuk dalam lorong (di depan pintu) lift, sampai di bawah dasar lantai lift, sehingga petugas atau pengguna jasa bandara lainnya ketika menggunakan lift yang dimaksud tidak melihat adanya korban," ujar Dedi.

Dia juga mengatakan, pasca-kejadian pihak bandara membantu mencari korban dan mengecek CCTV bandara.

"Pihak keluarga korban yang datang ke ruangan control room CCTV hanya menyampaikan kehilangan anggota keluarganya di Bandara Internasional Kualanamu dan tidak menyampaikan secara khusus komunikasi terakhir dengan korban adalah di dalam lift," ujar Dedi

"Sehingga tracing atau pencarian dimulai sejak korban beserta keluarga tiba di bandara sampai dengan keluarga beserta korban ke area parkir A," tambah Dedi.

https://medan.kompas.com/read/2023/04/30/150651778/cerita-keluarga-sebelum-asiah-tewas-di-bandara-kualanamu-sempat-minta-cek-cctv

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke