Salin Artikel

Lewat Usaha Rintisannya, Pemuda Deli Serdang Bisa Kurangi Sampah dan Ekspor Jelantah ke Eropa

Dia mendirikan aplikasi jual beli sampah daur ulang secara online bernama Kepul.id atau akronim dari kepedulian lingkungan.

Berkat aplikasinya kini sampah plastik, buku, botol hingga kaleng yang sering dibuang masyarakat jadi bernilai ekonomis.

Cukup daftar di aplikasi Kepul.id, maka mobil pengangkut sampah milik Abdul Latif segera datang dan membeli sampah yang ingin dijual masyarakat.

Total kata Abdul Latif, kini perusahaanya sudah melayani kurang lebih 19.000 penjual sampah perorangan.

Selain itu Kepul.id juga bermitra dengan 5.000-an perkantoran, pabrik hingga restaurant.

Setelah membeli sampah, Kepul.id menyortir dan dijual ke sejumlah pabrik untuk didaur ulang kembali.

Uniknya, kata Abdul Latif salah satu limbah yang paling banyak dijual masyarakat adalah minyak jelantah atau minyak sisa penggorengan.

"Kita ada 60 jenis item sampah yang bisa dibeli, salah satunya Itu minyak jelantah, dia menempati posisi 5 besar yang paling banyak dijual masyarakat," ujar Abdul Latif saat diwawancarai di acara Dialog Interaktif dengan Menkop UMKM RI Teten Masduki di Auditorium Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (15/5/2023).

Ekspor jelantah

Kata Abdul Latif, dalam dua pekan perusahaannya, mampu mengepul sebanyak 2 ton minyak jelantah dari masyarakat. Hal itu sedang berlangsung dua tahun.

"Ngambil dari masyarakat, belinya Rp 4.000 per kilogramnya, kalau harga jual itu harga rahasia. Saya mengambilnya dari penjual gorengan, ada juga dari limbah rumah tangga, paling banyak dari restoran dan cafe juga," ungkapnya.


Selanjutnya minyak itu dijual ke eksportir asal Indonesia yang kemudian mengekspornya ke eropa, untuk dijadikan bahan biodisel.

"Yang saya tahu diekspor ke Belanda dan Finlandia, kita hanya menampung dari masyarakat lalu kita jual ke perusahaan eksportir Indonesia. Jadi perusahaan ini yang mengekspor, karena izinnya besar untuk ekspor, jadi kita kayak supplier aja," tandasnya.

Kini dari bisnis yang digelutinya, Abdul Latif telah memiliki 20 karyawan yang dipekerjakan.

"Alhamdulilah kita bisa menciptakan lapangan kerja, jadi kita buat kita jadi driver, tukang sortir sampah gitu sama, karyawan lah beberapa," ungkapnya

Abdul Latif mengatakan awal mula mendirikan Kepul.id dilatarbelakangi keprihatinannya terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Medan.

Di tempat itu, seharinya bisa memproduksi 2000 ton sampah. Menurutnya, bila masyarakat lebih selektif, sampah di TPA bisa dikurangi dengan cara daur ulang.

Selanjutnya Abdul Latif yang berlatar belakang mahasiswa Ilmu Komputer USU 2013, mendirikan aplikasi Kepul.id pada 2018.

Tujuannya, selain memiliki nilai ekonomis sampah yang dikirim TPA dapat berkurang.

"Sebenarnya seiring berjalannya waktu saya kan menggeluti bidang aplikasi dan teknologi. Saya kemudian kepikiran soal permasalahan sampah," katanya.

Kata Abdul Latif, dalam mengembangkan Kepul.id, tidak semudah membalikkan telapak tangan, beruntung inovasi Kepul.di yang dibuatnya berhasil meraih prestasi 1st Runner-up di ajang YtechLocal Technopreneur Silicon Valley Mindset oleh Kedutaan Amerika Serikat dan Teknopreneur Indonesia 2018.

Dari situ banyak pengusaha maupun kerabat yang mensupport usahanya.

Meskipun begitu saat masa merintis, Abdul Latif juga sempat kesulitan untuk menjemput sampah yang hendak dijual masyarakat.

"Kendalanya itu untuk transportasi kan kita menjemput langsung, kadang kita nyewa pikap, ada nyewa becak gitu. Kalau sekarang, syukur sudah beli kendaraan sendiri," ungkapnya.

Meski begitu Abdul Latih tidak terlena, dia selalu meng-upgrade diri dalam meningkatkan kapasitasnya. Menurutnya ini wajib dilakukan demi meningkatkan inovasi Kepul.id ke depannya.

"Ya harus semangat, harus bekerja keras, harus continue gitu jalaninya. Sering sering gabung komunitas, sering sering ikut kompetisi, sering-sering Keluar Kota Medan, ikuti beberapa pelatihan. Kalau ada masalah harus cari solusi, harus cari teman ngobrol yang solutif," katanya.

"Tipsnya kalau mau buka usaha planning nya harus kuat, pas di eksekusi serius, kejar apa yang kita inginkan sebenarnya," ujarnya

https://medan.kompas.com/read/2023/05/16/223837778/lewat-usaha-rintisannya-pemuda-deli-serdang-bisa-kurangi-sampah-dan-ekspor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke