Namun, menurut keluarga Mahira, surat itu palsu.
Oky Andriansyah, paman yang juga kuasa hukum keluarga kandung Mahira mengatakan, surat itu ditujukan ke ayah angkat Mahira berinisial M.
Oky lalu menunjukkan surat wasiat itu kepada Kompas.com, kemudian membandingkannya tulisan Mahira saat mengikuti ujian kuliah pada 5 April 2023.
Sekilas dari bentuk tulisan, terlihat ada perbedaan dari ke dua surat. Di surat wasiat, Mahira menulis kalimat dengan huruf miring seluruhnya, sedangkan pada kertas ujiannya hurufnya terlihat tegak.
Menurut Oky, Mahira selalu menyebut M dengan sebutan papa, bukan bapak seperti yang tertuliskan di surat wasiat.
"Masak orang meninggal ditulis tanggal, dia curhat terus ada (istilah) bapakku disurat, dia manggil papa sama bapak angkatnya itu, terus tidak pernah katakan aku, coba teman-teman lihat keabsahan surat itu," ujar Oky, Jumat (19/5/2023).
Berikut isi surat yang ditemukan setelah Mahira meninggal:
23 April 2023
Siang ini aku baru mengetahui, ternyata bapakku pulang kampung dengan istrinya, yang sebelumnya aku hanya tahu bahwa pergi ke Padang Sidempuan untuk mengantar tamu katanya, hanya 2 hari saja katanya dan meninggalkan uang 100 ribu kepadaku. Dua hari berlalu aku menunggu kedatangannya.
Bodohnya sampai di tanggal 22 April aku tetap menunggunya untuk berlebaran. Aku menghabiskan 2 hari lebaran hanya di rumah, sarapan makan siang makan malam dengan mie kuah karena uangku sudah habis. Aku tidak tahu bapakku di mana sampai saat ini.
Sampai hari ini banyak dugaan yang muncul dibenakku, betapa terkejutnya aku, mengetahui ternyata (bapakku) berlebaran dengan istrinya di Padang. aku hari ini sangat membencinya, sebelumnya juga namun hilang kemudian. hari ini perasaan benciku teramat dalam, aku muak dengan drama perceraian aku jijik dari dulu hingga sekarang kepada istrinya.
Tampaknya aku tidak dibutuhkan lagi oleh siapapun. semoga bapakku selalu bahagia dengan pilihannya. aku adalah sesorang paling bodoh dunia karena selalu percaya omongannya.
Mama aku nyusul ya.....
"Sudah kita berikan ke Labfor (laboratorium forensik), kita menunggu semuanya (hasil laporan) apa yang di TKP sudah kita amankan, kita menunggu (hasil labfor)," kata Faidir kepada Kompas.com.
Sebelum tewas, diketahui sejak bayi Mahira diasuh oleh pasangan suami istri yang tidak memiliki anak, berinisial M dan YA.
Berjalannya waktu, orangtua angkat Mahira bercerai.
Mahira lalu tinggal bersama ibu angkatnya YA, sedangkan ayahnya M menikah lagi.
Kemudian, pada 2020 YA meninggal dunia, sejak itu dia tinggal sendiri di rumah warisan ibu angkatnya itu.
Oky Andriasyah, paman dan juga kuasa hukum keluarga Mahira mengatakan, sebelum tewas istri Oky yang juga adik dari YA mendapat informasi bahwa Mahira sudah seminggu lebih tidak masuk kuliah.
"Istri saya dihubungi teman Mahira lewat DM (direct messange) Instagram, kok Mahira enggak masuk-masuk kampus. Karena Mahira tidak bisa dihubungi, Rabu (3/5/2023) sekira jam 10 malam, kami inisiatif ke rumahnya," ujar Oky kepada Kompas.com, Kamis (18/5/2023).
Tiba di sana, rumah Mahira terlihat gelap, sepeda motornya terlihat di halaman rumah. Namun anehnya kondisi pagar rumahnya tergembok dari luar.
“Tapi saya ingat betul kata Y dulu, kalau gembok kami di luar, berarti kami sedang di luar," ujar Oky.
Merasa curiga, Oky lalu menghubungi satpam di perumahan tersebut. Kemudian Oky dan satpam memanjat ke lantai 2 rumah Mahira.
Dari sana aroma busuk mulai menyengat. Kemudian tiba-tiba ayah angkat M datang ke rumah tersebut.
Setelah pintu rumah Mahira didobrak keadaan rumah tampak gelap. Kemudian setelah menelusuri bau yang menyengat, jasad Mahira akhirnya ditemukan di dapur.
"Kaki kanannya kayak melepuh tapi kaki kiri kayak gosong gitu loh. Kemungkinan kayak luka bakar," ujar Oky.
Selain itu, di lantai tempat Mahira ditemukan terlihat menguning, seperti bekas terbakar. Saat itu jasad korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Ayah angkatnya juga keberatan jasad Mahira diotopsi. Ayahnya tersebut lalu melapor ke Polsek Patumbak.
“Waktu itu saya belum tahu kalau ternyata M itu bukan ayah kandung Mahira. Pada pukul 02.00 atau jam 04.00 dibawa masuk dulu jenazah ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dimandikan bilal, baru dimakamkan," kata Oky
Setelah pemakaman Oky ketemu dengan ayah kandung Mahira yang bernama Pariono. Saat itu Pariono mencurigai bahwa Mahira tewas tidak wajar.
"Kematian ini kok ada kejanggalan, seorang mahasiswi USU yang soleh dan memiliki track record bagus," ujar Oky.
Kata Oky, sejak cerita ini muncul, polisi membongkar makam Mahira untuk dan selanjutnya dilakukan autopsi pada Sabtu (9/5/2023).
“Gampang sebenarnya menciduk (pelakunya) dari surat itu aja. Okelah (nunggu) dari hasil autopsi nanti, tapi nunggunya lama baru keluar. Cepat dong itu ditindak oleh polisi,'' harap Oky
https://medan.kompas.com/read/2023/05/19/175654078/diduga-palsu-ini-isi-surat-wasiat-mahasiswi-usu-saat-ditemukan-tewas