Salin Artikel

Anggota TNI yang Aniaya Bocah 11 Tahun Minta Maaf, Orangtua Korban: Sudah Dimaafkan, tapi...

KOMPAS.com – Rekaman CCTV yang memperlihatkan aksi penganiayaan yang dilakukan oknum TNI, Letkol ZK, terhadap anak berusia 11 tahun di Palembang, Sumatera Selatan, tersebar di media sosial.

Tri Sopan Diono (40), ayah korban, mengungkapkan bahwa Letkol ZK serta sang istri telah mendatangi kediamannya, pada Rabu (17/5/2023), untuk menyampaikan permintaan maaf. Tri mengatakan, Letkol ZK sudah menunjukkan itikad baik dan mengajak pihaknya untuk menyelasikan permasalahan ini secara damai.

“Pelaku dan istri sudah datang ke rumah, sudah ada niat baik untuk mengajak damai dan meminta maaf atas perbuatannya terhadap anak saya,” kata Tri, sebagaimana diberitakan Tribun Sumsel, Jumat (19/5/2023).

Tri menambahkan, Letkol ZK telah mengakui kesalahannya dan ia pun tidak memberi tahu sang anak saat Letkol ZK dan istrinya mendatangi rumah mereka.

Meski demikian, Tri menyampaikan bahwa pihaknya akan tetap melanjutkan proses hukum yang tengah berlangsung.

“Kita namanya manusia ya sudah memaafkan, namun untuk proses hukum tetap berjalan karena kita minta keadilan biar ada efek jera agar tidak melakukan hal itu kembali,” lanjutnya.

Terkait proses hukumnya, Tri menyampaikan terima kasih kepada Detasemen Polisi Militer (Denpom) yang sudah menerima laporannya. Ia pun telah dipanggil untuk memberikan keterangan terkait kasus ini.

“Saya berterima kasih dengan pihak Denpom karena sudah menerima laporan kami. Kemarin saya sempat dipanggil juga, dikabari terkait kasus kita, untuk dimintai keterangan serta kalau dipanggil diminta datang. Kami berharap untuk kasus ini segera diproses,” pungkas Tri.

Kronologi penganiayaan

Sebelumnya, Tri telah menyampaikan kronologi penganiayaan yang dilakukan Letkol ZK terhadap anaknya. Menurut Tri, peristiwa tersebut terjadi selepas waktu maghrib di kawasan Mushala yang dekat dengan kediamannya.

“Awalnya, anak pelaku bokongi anak saya, dan karena itu anak saya enggak senang. Lalu, anak saya membalas dan terjadi saling bodi dengan anak pelaku,” ungkap Tri.

Setelah itu, anak pelaku pulang ke rumahnya untuk mengadukan peristiwa tersebut kepada sang ayah. Buntut aduan tersebut, pelaku pun langsung mendatangi Mushala untuk menemui korban.

Berdasarkan keterangan Tri, Letkol ZK datang ke Mushala dalam kondisi marah dan melampiaskannya kepada korban.

“Anak saya langsung dicekik pelaku dan diangkat. Enggak hanya itu, anak saya juga diancam akan dipukul sambil (Letkol ZK) bilang, ‘sekali ku tinju, kau mati’,” tuturnya.

Karena kondisi sekitar yang ramai, Letkol ZK tidak jadi memukul korban dan akhirnya membawa korban ke rumahnya. Menurut Tri, saat itu, anaknya menangis, tetapi pelaku tetap membawanya secara paksa.

“Anak saya pada saat ini nangis, tapi masih dipaksa dan diseret oleh pelaku ke rumahnya disuruh duduk di pojokan, sedang pelaku pergi begitu saja,” kata Tri.

Setelah mendapat kabar bahwa anaknya dibawa paksa ke rumah pelaku, Tri langsung mendatanginya untuk menjemput sang anak. Sayangnya, saat itu, pelaku sudah tidak ada di rumahnya.

“Saya langsung ke rumah pelaku dan di sana saya cari anak saya. Tapi, pas saya cari pelaku, dia enggak ada di sana. Saya ketok-ketok rumahnya, tapi enggak ada yang keluar,” ujarnya.

Akibat peristiwa ini, Tri menuturkan, anaknya mengalami trauma berat dan ketakutan. Namun, saat ini, kondisi korban mulai membaik, meski belum berani untuk kembali bersosialisasi dengan orang sekitar.

https://medan.kompas.com/read/2023/05/19/203629378/anggota-tni-yang-aniaya-bocah-11-tahun-minta-maaf-orangtua-korban-sudah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com